Julukan ‘Anak Si Tukang Kue ‘ Meninggal Dunia, Dikebumikan Di Langkat

Julukan 'Anak Si Tukang Kue ' Meninggal Dunia, Dikebumikan Di Langkat

topmetro.news – ‘Anak si Tukang Kue ‘ Syamsul Arifin meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Selasa (17/10).

Mantan Gubsu periode 2098-2011 itu, meninggalkan sejuta kenangan bagi masyarakat Sumatera Utara ketika itu.

Karir Sahabat Semua Suku

Semasa hidupnya Syamsul adalah Gubernur Sumatera Utara pertama yang terpilih melalui pemilihan umum secara langsung, seiring dengan perubahan demokratisasi di Indonesia.Sebelum menjabat sebagai gubernur, ia menjabat sebagai Bupati Langkat periode 1999–2004 dan terpilih kembali pada periode 2004–2008, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia daerah Sumatera Utara, dan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI).
Ia terpilih sebagai Ketua Umum MABMI secara berturut-turut sejak 2005 hingga sekarang.

Syamsul Arifin lahir di Kota Medan, Sumatera Utara pada 25 September 1952 dari pasangan Hasan Basri atau lebih dikenal dengan Hasan Perak dan Fadlah. Hasan merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang terlibat dalam pertempuran di Pangkalan Brandan. Saat itu, Hasan berpangkat Sersan Mayor
Julukan ‘anak si penjual kue ‘ ini sangat dekat dengan masyarakat Sumatera Utara ,demikian juga semasa hidupnya kerab mengikuti kegiatan organisasi. Sederet kegiatan dan karir yang pernah dikecapnya pernah menjadi
Ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia Rayon SMEP (1966–1969)
Pengurus Senat Mahasiswa Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara di Pangkalan Brandan (1973–1974)
Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia cabang Sumatera Utara (1974–1976)
Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia cabang Kabupaten Langkat (1980–1988)
Wakil Ketua Kerukunan Usahawan Menengah cabang Kabupaten Langkat (1981–1994)
Bendahara Pengurus Daerah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia cabang Sumatera Utara (1983–1988)
Pengurus Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia cabang Kabupaten Langkat (1983–1986)
Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat I Sumatera Utara (1985–1988)
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kerukunan Usahawan Kecil Dan Menengah Indonesia cabang Sumatera Utara (1987–1992)
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat I Sumatera Utara (1988–1991)
Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Daerah Angkatan Muda Pembangunan Indonesia cabang Sumatera Utara (1989–1994)
Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri Indonesia cabang Kabupaten Langkat (1990-1993)
Wakil Ketua Dewan Penasehat Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia Tingkat I Sumatera Utara (1991–1994)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat I Sumatera Utara (1991–1994)
Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Golongan Karya Tingkat I Sumatera Utara (1992–1997)
Ketua MPI Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat I Sumatera Utara (1998–2001)
Ketua Dewan Penasehat Partai Golongan Karya daerah Kabupaten Langkat (–2008)
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia cabang Kabupaten Langkat (2001–sekarang)
Ketua Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas (2001–sekarang)
Wakil Ketua MPI Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat I Sumut (2003–sekarang)
Ketua Dewan Pembina Pesantren Yayasan Ulumul Qur’an Stabat (2003–sekarang)
Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (2005–2009, 2010–2015, 2015–2020 & 2020–sekarang)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Sumatera Utara (2009–2011).

Syamsul memiliki sejarah panjang di bidang politik. Ia terjun dalam dunia politik ditandai bergabungnya dengan Golongan Karya hingga diberhentikan partai pada 12 Februari 2008 bersama Abdul Wahab Dalimunthe. Alasannya diberhentikan dikarenakan ia melanggar etika partai.

Datuk Lelawangsa Sri Hidayatullah Putera Melayu Sahabat Semua Suku – Dato’ Seri (2003)
Mengukir sejarah panjang dimasa hidupnya dan kerab menyebutkan istilah ‘berapa orang kalian’ ketika bertemu dengan semua orang termasuk sahabatnya wartawan menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan masyarakat Sumut.
Bahkan diakhir hidupnya, para tokoh politik, masyarakat dan pemuda juga selalu meminta pendapatnya soal kepentingan di daerah multi etnis ini.
Sahabat Semua Suku ini yang akrab dengan candaannya ini tidak pernah membuat orang sakit hati dan itu dibuktikan dengan simpatik orang ketika diakhir hidupnya.

Penulis | Erris

Related posts

Leave a Comment