Ijeck Upacara HUT RI di Hutan Mangrove

TOPMETRO.NEWS – Tokoh muda Sumatera Utara (Sumut), H Musa Rajekshah memilih menghadiri undangan Upacara Peringatan HUT Ke-72 RI bersama aktivis lingkungan di Kawasan Konservasi Mangrove, Persil Mekar Bahari, Desa Percut, Kecamatan Percut Seituan, Deli Serdang, Kamis (17/08/2017).

Ijeck, demikian alumni Pascasarjana USU ini akrab disapa, selanjutnya didaulat menjadi Inspektur Upacara (Irup). Dia pun tak segan-segan Musa Rajekshah masuk ke lumpur sedalam hampir 1 meter di areal budidaya mangrove itu, menyatu dengan seratusan aktivis dan warga sekitar yang menjadi peserta upacara.

Dipimpin Ijeck, seratusan aktivis dan warga sekitar tampak khidmat mengikuti upacara yang dikomandoi Serka Heriandi, personel Koramil Percut tersebut. Mereka tak lagi peduli bahwa lumpur bercampur air asin sudah merendam pakaian serta tubuh hampir sedalam pinggang. Suara mereka juga terdengar keras saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dalam amanahnya, Ijeck menegaskan rasa dingin lumpur di hutan mangrove itu masihlah sangat tidak sebanding dengan pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang memerdekakan Indonesia. Dan, komitmen bersama untuk menjaga ekosistem mangrove jauh lebih penting di masa mendatang.

“Upacara ini merupakan salah satu langkah kita untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tetap menjaga hutan mangrove,” ungkapnya.

Ijeck pun mengapresiasi langkah aktivis Rumah Mangrove Percut, Wibi Nugraha yang telah memberdayakan hutan mangrove sejak tahun 2006.

“Apa yang telah dilakukan pemerhati lingkungan seperti Bang Wibi harus didukung bersama, baik masyarakat sekitar maupun pemerintah,” ujarnya.

Kebersamaan, lanjut Ketua Ikatan Alumni Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) ini, lebih memungkinkan bisa membuat masyarakat sejahtera. Kebersamaan pula yang menurutnya dapat menjadikan Sumut bermartabat di mata dunia.

“Tanpa kekompakan, kita gak mungkin bisa bersatu. Mudah-mudahan Sumut semakin bermartabat dan masyarakatnya bisa tambah sejahtera,” tukasnya, sembari menutup upacara dengan teriakan merdeka dan kepalan tangan ke atas.

Hadir dalam upacara tersebut, kalangam aktivis lingkungan dari Kabupaten Langkat, Gerakan Mahasiswa Labuhan Batu Utara, dan aktivis-aktivis lainnya darj sejumlah kecamatan di Deliserdang.

Di kesempatan sama, Wibi Nugraha mengatakan kerusakan ekosistem mangrove di Kecamatan Percut Seituan mencapai sekitar 70% dari luasan 3.000 hektare hutan mangrove di sepanjang garis pantai.

Ijeck menambahkan, sepengetahuannya kondisi serupa dialami ekosistem mangrove di Pantai Timur maupun Barat Sumut. Karenanya, ke depan seluruh pemangku kepentingan harus bersama-sama mencegah kerusakan lebih jauh, untuk kemudian bersama-sama pula memulihkan kondisinya.

“Sewaktu remaja, seingat saya saudara-saudara kita di sekitar pantai bisa dengan mudah mendapatkan 10 Kg kepiting dalam tempo hanya beberapa jam. Begitu juga para pencari kerang dan udang. Tapi sekarang, untuk mendapatkan sekilo saja susah. Sebab kepiting, udang dan kerang tak lagi punya rumah,” jelasnya kepada wartawan yang hadir di lokasi upacara.(TM/REL)

Related posts

Leave a Comment