Jadi Anggota Paskibraka tak Mudah, Ada yang Dihukum Ketahuan Pacaran

Simak!!! Jadi Anggota Paskibraka tak Mudah, Ada yang Dihukum Ketahuan Pacaran

TOPMETRO.NEWS – Seolah tak kenal lelah, di kala sebagian anak muda memilih ngafe, nongkrong, dan duduk di tempat yang dingin, ada anak-anak muda yang memilih untuk beraktivitas di bawah terik matahari, dengan posisi sikap tegap sempurna dan pandangan lurus ke depan.

Anak-anak muda ini memilih menyalurkan energi positifnya untuk terjun di lapangan, mengibarkan sang merah putih, menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau dikenal Paskibraka. Bulan Agustus identik dengan pasukan ini untuk unjuk gigi. Namun, tahukah Anda kalau dalam tim solid itu ada banyak fakta menarik?

Simak lebih jauh lagi!

1. Seleksi Ketat
Tak bisa dipungkiri lagi untuk menjadi bagian dari tim Paskibraka, harus melalui tahapan seleksi yang superketat dan panjang. Calon anggota Paskibraka harus melewatinya mulai tahapan tingkat kota, provinsi, sampai tingkat nasional. Seperti yang diceritakan Zaeri Khoiruddin, Paskibraka Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2010.

“Panjang dan ketat untuk bisa lolos menjadi anggota Paskibraka. Seleksi dimulai dari tingkat kecamatan, kemudian masuk tingkat kota yang dilaksanakan selama dua hari, yang lolos akan mendapat predikat calon Paskibraka (capaska),” sebutnya.

Presiden Jokowi Kukuhkan 68 Orang Anggota Paskibraka 2017

Tak selesai sampai di situ, capaska akan mendapat pelatihan selama dua minggu untuk kemudian naik ke tingkat provinsi, yang kemudian mendapat predikat calon Paskibraka nasional (capasnas). “Di capasnas akan mendapat pembekalan atau pelatihan sekitar satu bulan. Dari Juli sampai Agustus sudah masuk karantina di Cibubur,” sebutnya.

2. Berani Panas-panasan
Kulit yang menghitam tak menjadi masalah bagi anak-anak Paskibraka. Muvida Pratiwi Fallugah, pembawa baki Paskibraka Nasional tahun 2011, mengaku tidak takut kulit menjadi gelap. “Perasaan aku waktu itu sangat ikhlas walaupun kulit harus hitam.

“Enggak masalah buat aku karena sudah komitmen dan itu keinginanku, berarti aku harus terima konsekuensinya. Semua itu terbayarkan dengan rasa bangga dan cintaku kepada Tanah Air,” ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan Atthina Ayu Mustika, pembawa baki Paskibraka Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2010. “Kulit gelap sempat jadi masalah. Pusing juga saat itu. Akhirnya seiring berjalan waktu, gue sadar, hitam putih kuning cokelat sama aja, semua perempuan itu cantik,” jawabnya sambil tertawa.

3. Jadi Tempat Belajar Disiplin Diri
Siapa yang tidak kenal dengan Fero Walandouw, dancer sekaligus aktor muda ini ternyata pernah mengikuti Paskibra ketika SMA lho. Fero menjadi bagian dari Paskibra Tingkat Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2006 sebagai Komandan Kelompok Pasukan 8. “Untuk pengembangan diri secara mental, fisik, akademik dan juga mendapat motivasi dari guru,” menjadi alasan Fero terjun ke Paskibra.

Ditambahkannya, mengikuti pasukan pengibar bendera menjadi lebih terlatih dalam hal kedisiplinan. Selain Fero, Muvida perempuan kelahiran Gorontalo juga mengatakan, “Dalam mengikuti Paskibra, bukan hanya PBB yang kita dapatkan tapi pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan juga pasti kita dapatkan,” sebutnya.

4.Tuntutan Rambut Pendek
Fakta lainnya seorang Paskibraka harus memangkas rambut menjadi superpendek (3 jari di bawah telinga) untuk perempuan dan model botak untuk laki-laki. “Santai kalau rambut dibotakin karena cowok kan cepat numbuhnya, yang lebih sering khawatir kalau cewek yang dipotong pendek,” jawab Fero ketika ditanyai mengenai tanggapannya soal rambut. Hal yang senada juga disampaikan Atthina.

“Dari dulu aku pakai kerudung, tapi biar adil harus dipotong juga pas sampai jadi calon Paskibraka,” katanya. Muvida juga menyampaikan pesan untuk para calon Paskibraka (capaska), “Buat kamu yang tertarik menjadi bagian dari Paskibraka, enggak boleh takut dengan rambut pendek. Karena nanti juga bakalan panjang lagi,” katanya.

5. Jadian Tanggal 17 Agustus
Salah satu peraturan Paskibraka, baik di tingkat kota maupun nasional ialah melakukan komunikasi atau menjalin hubungan khusus dengan senior atau sesama capaska selama proses latihan. “Haram hukumnya, kalau ketahuan, keduanya akan dipanggil. Untuk capaska biasanya hanya mendapat teguran dan hukuman yang membentuk fisik, tapi bikin jera (push up, sit up, dan lari), tanpa harus diskorsing atau keluarkan. Sementara seniornya akan mendapat hukuman atau wajib memutuskan hubungannya,” kata Zaeri Khoiruddin, Wakil Komandan Latihan Paskibraka Jakarta Timur tahun 2017.

Setiap tahun banyak kasus yang terjadi, beberapa ada yang putus, kemudian balikan pada tanggal 17 Agustus dan banyak juga yang jadian. “Biasanya setelah 17-an banyak yang jadian, hari ini yang baru ketahuan 1 pasang saja, pada enggak sabaran,” jawab Zaeri sambil tertawa.

Gloria Natapraja Tetap Bertugas sebagai Paskibraka Istana

6. Makan Ngebut dan Tanggungjawab
Selama latihan di asrama, proses makan menjadi salah satu kenangan yang tidak terlupakan. “Yang enggak habis tepat waktu bakal dapat hukuman. Tahun ini paling cepat 7 menit untuk capaska Jaktim. Sebelum dihukum, harus selesai makan dulu, dan tetap diwaktuin, dengan waktu yang lebih cepat,” kata Zeri yang juga Purna Paskibraka Jakarta Timur tahun 2010.

Makanan harus dihabiskan sendiri tanpa bantuan teman, alasannya menurut Zaeri: “Jadi diajarkan bertanggung jawab untuk menghabiskan sendiri.” Fakta menarik lainnya, tomat menjadi bagian wajib dalam menu makan calon Paskibraka (capaska) tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2010.(tmn)

Related posts

Leave a Comment