Korban ‘Obat Aneh’ Sudah 86 Orang, 3 Tewas

Korban Obat Ilegal 86 Orang, 3 Tewas

TOPMETRO.NEWS – Status wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) persisnya di Kota Kendari telah ditetapkan sebagai daerah gawat darurat. Akibat mengonsumsi obat aneh yang menyebabkan kejang-kejang dan berprilaku aneh itu, kini korbannya sudah mencapai 85 orang. Sementara 3 orang dilaporkan telah meninggal dunia.

Menurut Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Sultra, AKBP Bagus Hari, pihaknya sudah minta kepada keluarga korban untuk tetap lakukan rawat jalan. Itu penting, mengingat dampak dari obat-obatan itu bisa menimbulkan ketergantungan.

“Kami imbau seperti itu. Semoga saja keluarga mendengarkan,” katanya seperti dikutip dari Kendari Pos.

Dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari, pasien penderita kejang-kejang akibat efek fly obat-obatan yang diduga jenis Somadril dan Tramdol itu terus bertambah. Data terakhir yang dikumpulkan, di rumah sakit itu jumlahnya 44 orang. Itu sudah termasuk yang masuk sehari sebelumnya. “22 orang masih dirawat intensif. Sebagian masih tahap observasi, dan sebagian lainnya mulai sadar dan rawat jalan saja,” ungkap Abdul Razak, Direktur RS Jiwa Kendari.

Data dari Badan Narkotika Nasional Kendari (BNNK), sudah ada 86 orang yang terdeteksi terinfeksi efek obat-obatan kategori G tersebut. Data ini diperoleh BNNK setelah melakukan mengecekan langsung ke rumah-rumah warga. Hal itu diungkapkan Kepala BNNK, Murniaty Usman.

“Jumlahnya mungkin saja bisa bertambah. Makanya, saya instruksikan semua anggota untuk lakukan pendataan,” jelasnya.

Sebelumnya, setidaknya puluhan anak dan remaja dan beberapa orang dewasa ini dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa karena agresifitas yang mereka lakukan seperti meronta-ronta. Mereka yang sakit di rawat di Rumah Sakit Jiwa Kendari, RS Bhayangkara, Rumaj Sakit Kota Kota Kendari, Rumah Sakit Ismoyo, dan Rumah Sakit Bahteramas.

Sebagaimana dilaporkan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, korban awalnya mengalami kejang-kejang dan berprilaku aneh pasca mengonsumsi obat-obatan bentuk tablet maupun cair.

Rabu (13/9) lalu, puluhan korban yang mengalami kejang-kejang terpaksa dilarikan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari untuk mendapatkan perawatan intensif dengan cara diberikan obat penenang hingga kaki dan tangannya harus diikat.

Moldi Kurniawan (11), salah seorang murid SD Negeri 1 Mandonga, Kota Kendari dilaporkan tewas di RS Bhayangkara.

Korban tewas, Selasa (12/9) malam hari usai mengonsumsi obat tablet bersama rekan-rekannya. (tmn)

Related posts

Leave a Comment