Korut Diduga Mampu Tembakkan Rudal Antarbenua Secara Horizontal di 2018

TOPMETRO.NEWS – Korea Utara (Korut) telah mengejutkan dunia usai menguji tembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 secara vertikal atau ke luar angkasa pada bulan lalu. Negara tersebut diprediksi mampu menembakkan ICBM secara horizontal pada tahun 2018.

Prediksi kemampuan rezim Kim Jong-un itu disampaikan pakar Asia Pasifik, Evan Medeiros. Menurut mantan penasihat Gedung Putih era Presiden Barack Obama ini, menembakkan ICBM secara horizontal menjadi ambisi utama Pyongyang demi mengincar wilayah pantai timur Amerika Serikat (AS), seperti New York City, yang berjarak 10.916km dari Pyongyang.

Saat uji tembak vertikal bulan lalu, ICBM Hwasong-15 diklaim mampu melesat sejauh 4.475km.

”Saya tidak berpikir Kim Jong-un selesai,” katanya kepada masyarakat Asia di New York, mengacu pada ambisi selanjutnya dari diktator muda Korut.

”Saya pikir holy grail untuknya benar-benar memiliki ICBM yang beroperasi penuh dan memiliki kekuatan nuklir yang bisa menjangkau Amerika Serikat,” ujarnya.

”Saya tidak berpikir dia memiliki kemampuan itu dan dapat meyakinkan orang lain bahwa dia memiliki kemampuan itu sampai dia melakukan tes horizontal secara penuh,” paparnya.

”Tes (rudal) yang telah mereka lakukan sampai saat ini adalah apa yang disebut sebagai loncatan lonceng. Anda menembaknya benar-benar sangat tinggi pada lintasan vertikal dan membuatnya turun,” sambung Medeiros.

”Dan Anda bisa menguji lintasan penuh apa pun tanpa benar-benar terbang parabola, dan saya pikir mereka perlu menunjukkannya,” imbuh dia.

Menurut Medeiros, orang-orang Korea Utara bisa mencapai tujuan seperti itu tahun depan.

”Manifestasi terburuknya adalah mereka melakukan tes itu dan pada akhirnya melakukan ledakan udara nuklir untuk mengatakan kepada dunia, bukan hanya memiliki ICBM yang berkemampuan nuklir saja, namun hulu ledak itu berhasil,” katanya, seperti dikutip news.com.au pada Jumat 15 Desember 2017 kemarin.

Medeiros mengatakan bahwa Gedung Putih harus benar-benar mencermati ancaman tersebut. ”Kita harus sadar bahwa opsi militer sangat banyak di atas meja,” katanya. ”Ini adalah sesuatu yang sedang diperdebatkan secara serius dan dibahas di administrasi Trump.”

Banyak analis percaya bahwa tujuan tes senjata Korea Utara adalah untuk mendorong AS melakukan pembicaraan diplomatik dengan negara komunis tersebut dan pada akhirnya melegitimasi rezim Kim Jong-un di mata dunia.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada Selasa lalu menyatakan bahwa Washington bersedia berunding dengan Korea Utara kapan pun dan tanpa prasyarat. Tapi, dalam waktu 24 jam kemudian, pernyataan Tillerson bertentangan dengan Gedung Putih yang menegaskan bahwa belum waktu yang tepat untuk berunding dengan rezim Pyongyang.

“Negosiasi tidak akan terjadi sampai rezim Kim secara fundamental memperbaiki perilakunya,” kata seorang pejabat Gedung Putih kepada Reuters.(TMN)

Related posts

Leave a Comment