Mantan Ketua OSIS SMA Pangudi Luhur: Sihar Sitorus Seorang Playmaker

topmetro.news – Calon Wakil Gubernur Sumut Sihar Sitorus adalah seorang ‘playmaker’. Pengakuan ini disampaikan mantan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pangudi Luhur Tahun 1987, Anto.

Playmaker dimaksud disini adalah sebuah posisi dalam sepakbola. “Sihar (Sitorus) dulu adalah pemain sepak bola yang mengisi posisi ‘playmaker’. Karena Sihar sering didefinisikan sebagai pemain yang memiliki daya magis dan kreativitas tinggi. Ia pun diletakkan di posisi sentral lapangan tengah,” ungkap Anto.

Diceritakan Anto lagi, bahwa ternyata dulu mereka satu sekolah, bahkan sekelas dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Bedanya, saat sama-sama sekolah di SMA Pangudi Luhur Jakarta, Sihar lebih suka bermain sepak bola. Sementara Sandiaga doyan bermain basket.

Kata Anto lagi, mereka dulu di sekolah sangat kompak, akrab dalam kebersamaan sebagai pelajar yang dididik untuk membangun bangsa.

Terkait Sihar dan Sandi, Anto mengatakan, bahwa mereka berdua memiliki bakat yang tepat untuk memimpin. Karena pasti sudah menguasai lapangan sebelum bertarung.

Teman Sihar lainnya Radityo mengatakan, Sihar Sitorus merupakan sosok teman yang sangat sederhana. Meski dia putra seorang pengusaha sukses, dia justeru menggunakan bus umum saat sekolah dulu. Bahkan setiap hari mereka pulang sekolah dengan teman lainnya secara bersama-sama.

“Kami sama pulang sekolah, bedanya Sihar duluan tamat sama Sandi karena saya tinggal kelas satu kali,” katanya sambil tertawa.

Radityo yang pada masa SMA dipanggil Cengkreng mengatakan bahwa Sihar sejak dulu sudah peka terhadap sesama. “Sihar itu tidak sombong, sampai saat ini Sihar tetap menjadi teman kami,” katanya.

BANYAK CETAK PEMIMPIN

Lelaki yang saat SMA disapa Jempol tersebut mengatakan bahwa Sekolah Pangudi Luhur merupakan sekolah Perguruan Katolik di Jakarta yang banyak mencetak pemimpin. Salah satunya Sandiaga Uno yang saat ini memimpin DKI Jakarta bersama Anies Baswedan.

“Dulu kita belajar di sekolah ini dididik sangat disiplin. Jadi kita semua pada kompak. Enggak suka tawuran. Saya dan Sihar satu kelas dengan Sandi waktu kelas satu,” kenangnya saat diwawancarai wartawan di Jakarta, Senin (19/2/2018).

Dia mengatakan mereka di sekolah dididik sangat berbeda dengan sekolah lainnya. Karena sekolah itu khusus siswa laki-laki sehingga pola pendidikannya sangat keras. Berbeda dengan pola pendidikan saat ini.

“Untuk dapatkan nilai bagus itu sangat sulit. Karena kita dituntut untuk memahami materi bidang studi dengan baik,” ujarnya. REL/TM-RAJA

Related posts

Leave a Comment