Ketum PBNU: Presiden Mana Sebenarnya yang Bagi Tanah ke Asing?

topmetro.news – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mempertanyakan, siapa sebenarnya presiden yang sudah membagikan tanah ake pihak asing. Hal ini disampaikannya, menanggapi pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut 80 persen tanah Indonesia dikuasai asing.

Said pun mempertanyakan presiden mana yang dimaksud memberikan tanah kepada pihak asing.

“Yang bagi tanah sebenarnya siapa sih? Yang bagi tanah siapa? Pak Jokowi? Ini saya tanya, (apakah) Pak Jokowi yang bagi-bagi tanah kepada asing?” kata Said usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Mantan Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 ini menegaskan, Jokowi tidak ada membagi-bagi tanah kepada pihak asing. Malah Jokowi yang mendistribusikan tanah untuk rakyat.

Menurut Said, Presiden sebelumnya lah yang memberikan tanah kepada asing. Namun dia tidak menyebut siapa yang dimaksud. “Siapa yang bagi-bagi? Bukan presiden sekarang,” ujarnya.

“Itu kan sudah lama kejadiannya. Pak Jokowi sekarang malah cuci piring lah istilahnya, pencuci,” sambung dia.

PIMPINAN TAK BOLEH PESIMIS

Mantan Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (UI) ini pun mengingatkan, Prabowo tidak boleh pesimis dengan kondisi Indonesia saat ini. Sah-sah saja memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah namun harus menggunakan data yang tepat dan akurat.

“Kalau pesimis, itu tidak boleh, kita tidak boleh pesimis. Insya Allah Indonesia selamat, selama ada NU sebagai pilar rakyat, pilarnya civil society,” kata Said.

Diberitakan sebelumnya, video pidato politik Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030 karena 80 persen tanah sudah dikuasai asing viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh facebook resmi Partai Gerindra.

“Saudara-saudara. Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030,” kata Prabowo dalam acara temu kader Gerindra di Sentul, Bogor, tahun lalu.

“Bung, mereka ramalkan kita ini bubar. Elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, nggak apa-apa. Bahwahampir seluruh aset dikuasai 1 persen, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa.Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian! Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas! Semakin maling! Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi,” sambung Prabowo. (TM-RED)

sumber: merdeka.com

Related posts

Leave a Comment