Prabowo Deklarasi, Pengamat: Tetap Kalah Lawan Jokowi

topmetro.news – Partai Gerindra kembali mencalonkan calon Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pilres 2019. Pengamat politik, Yunarto Wijaya melihat, Prabowo deklarasi capres memberikan kepastian bagi Gerindra, tetapi tetap kalah bila melawan petahana Joko Widodo (Jokowi)

“Analoginya, kalau dalam teori sebuah produk yang pernah di-launching dua kali berturut-turut dan gagal seperti Prabowo, sulit dilaunching kembali dan berhasil. Hasilnya tetap sama, gagal,” kata Yunarto saat ditemui di Kota Bogor, Rabu (11/4/2018).

Jika dalam Pilpres 2019, hanya menyaksikan dua poros antara Prabowo dan Jokowi, Yunarto, melihat elektabilitas Probowo saat ini masih jauh di bawah Jokowi. Bahkan menurut beberapa survei terakhir di angka 65 hingga 70 persen. Di sisi lain dampak positif Prabowo deklarasi capres, minimal untuk konsolidasi di level internal. Kedua untuk menaikkan elektabikitas Prabowo di mata kader dan masyarakat.

Segera Bentuk Koalisi

“Bila Prabowonya terus-menerus menunda deklarasi. Yang terjadi adalah kemunduran psikologis dari teman-teman Gerindra. Saat ini dibutuhkan Prabowo mendeklarasikan diri. Minimal untuk melakukan konsolidasi di level internal dan biasanya seorang calon akan langsung mendapat tingkat elektabilitas cukup tinggi bila sudah resmi mendeklarasikan diri,” paparnya.

Ia pun melihat, usai Prabowo deklarasi capres, Partai Gerindra harus segera membentuk koalisi. Pun dalam pendeklarasikan tersebut dihadiri PKS dan PAN, kedua partai tersebut harus secara resmi menyatakan dukungan.

“Dukungan pencalonan harus secara resmi dilakukan PKS dan PAN. Berbeda dengan Jokowi sudah beberapa partai seperti Nasdem, Golkar, yang melakukan deklarasi resmi dan memenuhi prasyarat presidential threshold,” pungkas Yunarto.

Tak Lakukan Penjaringan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, partainya tak memerlukan kembali tim penjaringan cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 karena bursa cawapresnya sedikit dan mulai dibicarakan oleh PKS dan PAN.

“Kalau cawapres gak pakai penjaringan lagi karena stoknya relatif sedikit. Mereka yang berasal dari luar partai dan mereka yang berasal dari parpol,” kata Ferry di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Disebutkannya, nama Presiden PKS beserta kader nama PKS lainnya masuk penjaringan. Ada pula Ketum PAN Zulkifli Hasan. Di luar parpol ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.

Ia menambahkan kriteria yang dibutuhkan untuk mendampingi Prabowo Subianto adalah memiliki pemikiran yang sama. “Jadi, pertama adalah pasti kriteria yang dibutuhkan cawapres adalah yang sepemikiran segaris se-ideologi dengan Pak Prabowo dan berikutnya baru pertimbangan-pertimbangan kriteria yang melengkapi,” tuturnya. (TM-RAJA)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment