Target Partanaman Kedelai di Langkat 3.085 Hektar

target-pertanaman-kedelaii

Topmetro.News – Pemkab Langkat lewat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan daerah itu menetapkan target pertanaman kedelai seluas 3.085 hektar yang diharapkan terealisasi hingga akhir Desember 2018. Target pertanaman kedelai itu cukup realitis karena lahan yang diperuntukkan bagi pertanaman kedelai juga tak luas.

Hal itu disampaikan Yusfik Helmi, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di Stabat-Langkat, Minggu (3/6/2018).

Yusfik Helmi menjelaskan. Hingga sekarang ini, ujar dia, dari target pertanaman yang sudah ada itu sudah terealisasi di lapangan seluas 1.619 hektar atau 52,48 persen serta sudah papen seluas 405 hektar.

“Tentu target itu harus dapat dipenuhi sehingga Langkat yang merupakan salah satu daerah lumbung pangan di Sumatera Utara dapat mewujudkan apa yang diprogramkan.”

Tahun 2019 Ditargetkan Tambah Luas Pertanaman Kedelai

Yusfik Helmi menambahkan, untuk rencana pertanaman tahun 2019, pihaknya akan berusaha menambah luas pertanaman yang ada sehingga bisa terpenuhi kebutuhan pangan dari komoditi lainnya.

Selain pertanaman kedelai, pihaknya juga menaruh perhatian terhadap pertanaman kacang tanah dengan target tanam 935 hektar dan kacang hijau 1.377 hektar.

Pertanaman ubi kayu ditargetkan 959 hektar, semangka 796 hektar, ketimun 441 hektar, cabai 470 hektar, kacang panjang 702 hektar dan ubi jalar 470 hektar.

Proyeksikan Produksi Terus Naik

Sementara itu Pemprovsu menargetkan produksi kedelai daerah itu naik terus setiap tahun dan 2018 diproyeksikan bisa sebanyak 8.411 ton.

“Target produksi 2018 yang sebanyak 8.411 ton itu naik dari hasil angka sementara kedelai Sumut pada 2017 yang masih sebanyak 7.767 ton,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut, Azhar Harahap, baru-baru ini.

Menurut dia, kenaikan produksi di 2018 ditargetkan dari adanya kenaikan luas panen kedelai di daerah itu.

Kalau tahun 2017, luas panen kedelai Sumut masih 5.997 hektar, maka di 2018 ditargetkan seluas 6.564 hektar.

Adapun produktivitas tanaman kedelai Sumut di 2018 diperkirakan tidak jauh berbeda dari angka sementara 2017 atau 12,81 kwintal per hektar.

“Seperti halnya padi dan jagung, Pemprovsu berkeinginan bisa mencapai swasembada dan untuk itu terus dilakukan berbagai upaya seperti memberikan bibit unggul,” ujar Azhar.

Kedelai Sumut Andalkan Impor

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Alwin menyebutkan Sumut memang masih mengandalkan impor karena produksi kedelai Sumut belum memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Bahkan Sumut juga masih tergantung dengan pasokan dari Jawa. Dewasa ini, kata dia, harga kedelai impor relatif lebih mahal dari harga lokal.

Harga kedelai impor sekitar Rp10.500-Rp11.000 per kg sedangkan lokal Rp9.500-Rp10.000 per kg.(tmn)

sumber: antara

Related posts