Putin Undang Kim Jong Un Kunjungi Rusia

vladimir putin

topmetro.news – Presiden Vladimir Putin, menyampaikan undangan kepada pejabat senior Korea Utara agar pemimpinnya Kim Jong Un dapat berkunjung ke Rusia. Putin juga memuji hasil pertemuan Kim dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Putin mengatakan KTT bersejarah dengan Presiden AS itu tidak diragukan lagi sebagai langkah pertama menuju penyelesaian. “Berkat pertemuan ini, kemungkinan skenario negatif telah disingkirkan,” kata Vladimir Putin.

“Tentu saja KTT tersebut menciptakan situasi untuk kemajuan lebih lanjut dan mengurangi ketegangan di sekitar semenanjung Korea,” imbuhnya.

Trump dan Kim membuat sejarah pada Selasa dengan mengadakan KTT di Singapura.

Namun kritikus mengatakan, KTT Kim dan Trump lebih condong ke gaya daripada substansi, dengan menghasilkan dokumen yang tidak menjelaskan secara spesifik tentang isu senjata nuklir Pyongyang.

Vladimir Putin mengatakan dia akan menyambut kedatangan Kim ke Rusia dengan senang hati. Dia mengusulkan bertemu dalam sebuah forum ekonomi di kota pelabuhan timur Vladivostok pada September tahun ini.

Kim belum pernah mengunjungi Rusia. Tidak seperti ayahnya, Kim Jong-Il, yang berkunjung ke negara tersebut dengan kereta berlapis baja pada 2011 untuk melakukan pembicaraan dengan Dmitry Medvedev, Presiden Rusia pada saat itu.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjadi pejabat Rusia pertama yang bertemu Kim ketika ia melakukan perjalanan ke Pyongyang pada akhir Mei.

Perdamaian Semenanjung Korea

Sementara itu Ketua Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI-Parlemen Korea Selatan Evita Nursanty menyambut baik pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un. Pertemuan itu diharapkan bisa mewujdukan perdamaian di Semenanjun Korea.

“Kita melihat arahnya sudah sudah on the track dengan apa yang dihasilkan dalam Deklarasi Panmunjom 27 April 2018 antara Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae in. Stabilitas kawasan sangat penting dan perdamaian ini sudah menjadi harapan dunia sejak lama. Sejak perang Korea hampir 70 tahun. Ini perang yang sangat lama dan dunia sedang menyaksikan apakah perang itu sudah benar-benar berhenti saat ini,” kata Evita di Jakarta.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP itu juga berharap pertemuan bersejarah antara Korsel dan Korut di Zona Demiliterisasi April lalu dan pertemuan Trump-Kim di Singapura bisa memperkuat proses perdamaian abadi dan stabil ke depan dengan kesungguhan semua pihak.

Menurut Evita, berdasarkan informasi yang dia dapat selama ini, latihan bersama militer di perbatasan Korea memang sudah cukup lama menjadi perhatian Korut. Hal itu telah disampaikan kepada Trump dan Presiden AS itu sudah berkomitmen untuk menghentikannya.

Bahkan, menurut Trump, dia akan menarik pasukan AS yang ada di perbatasan Korea karena memang menghabiskan anggaran yang cukup besar. Termasuk komitmen untuk memberikan jaminan keamanan bagi Korut.

Masih Butuh Waktu

Meksi begitu, Evita menilai, proses menuju denuklirasi memang tidak bisa singkat. Demikian juga dengan upaya pengakhiran ketegangan, termasuk menghentikan latihan-latihan militer bersama, kerja sama di berbagai bidang, dan lainnya, bisa dilaksanakan dengan komitmen-komitmen yang tulus para pihak.

“Kita mendukung pernyataan kedua pemimpin mengenai membangun era baru kedua negara. Dan tentunya era baru di kawasan yang lebih abadi dan stabil. Kita berharap hasil pertemuan kali ini bisa segera ditindaklanjuti Menlu AS Mike Pompeo dan pejabat tinggi Korut, termasuk pertemuan-pertemuan antar-Korea,” sambung Evita.

Dia berharap pula agar masing-masing pihak melihat ke depan dengan tujuan yang kuat pada isu perdamaian dan kesejahteraan. Serta mampu mengatasi sejumlah persoalan yang akan tetap ada di masa mendatang. Dia ingin agar terobosan-terobosan baru dalam diplomasi untuk menciptakan perdamaian harus terus dilakukan di berbagai negara di dunia.

“Apa yang sedang terjadi di Semenanjung Korea ini seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain atau tokoh-tokoh lain di dunia untuk menciptakan perdamaian abadi,” ucapnya.

Dikatakan pula, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Korut dan Korsel. Oleh karena itu, Indonesia sebagai sahabat kedua negara akan tetap mendukung perdamaian di Semenanjung Korea. Hal itu bisa mendorong peningkatan kerja sama yang lebih kuat di masa mendatang. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment