Sekjen PDIP Sebut SBY Hanya Fokus terhadap AHY

sby dan ahy

topmetro.news – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, bahwa koalisi yang digalang SBY dan Partai Demokrat dengan partai mana pun, akan selalu berhadapan dengan sebuah kalkulasi rumit. Bahkan menurutnya, kalkulasi itu berkaitan dengan sikap SBY yang terlalu fokus untuk masa depan AHY di politik

Hal itu disampaikan Hasto menanggapi ‘keluhan’ Partai Demokrat, terkait hubungan SBY dengan Ketum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Gagal tidaknya koalisi Pak SBY dan Partai Demokrat, lebih karena kalkulasi yang rumit yang dilakukan Pak SBY, yang hanya fokus dengan masa depan Mas AHY. Jadi sebaiknya pemimpin itu bijak. Kalau tidak bisa berkoalisi dengan Pak Jokowi karena sikapnya yang selalu ragu-ragu, ya sebaiknya introspeksi dan jangan bawa nama Ibu Mega seolah sebagai penghalang koalisi,” tegasnya.

Dia pun menyoroti cara SBY mengkader AHY, yang dalam pandangannya, tidak alamiah. “Sekiranya Pak SBY mendorong kepemimpinan Mas AHY secara alamiah terlebih dahulu, mungkin sejarah bicara lain,” sambung Hasto.

Keluhan Musiman

Khusus terkait tuduhan keberadaan Megawati di balik sikap Partai Demokrat, disampaikan Hasto, bahwa itu hanya keluhan musiman setiap menjelang pemiliu. “Monggo silahkan lihat dalam jejak digital maupun media cetak, bahwa menjelang pemilu pasti Pak SBY selalu menyampaikan keluhannya tentang Ibu Megawati,” katanya.

“Padahal Ibu Megawati baik-baik saja. Selama ini Beliau (Megawati-red) diam, karena Beliau percaya terhadap nilai-nilai Satyam Eva Jayate. Bahwa pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang,” lanjut Hasto.

Kembali Hasto mengaitkan apa yang disebutnya dengan keluhan musiman tadi, dengan sikap SBY terhadap karir politik AHY. “Keluhan musiman Pak SBY tersebut terjadi karena sebagai seorang bapak tentu mengharapkan yang terbaik bagi anaknya, Mas AHY,” kata dia.

BACA JUGA:

SBY Bantah Tawarkan AHY Jadi Cawapres Jokowi 

Ada Parpol Koalisi Jokowi yang Menolak Demokrat?

Demi Anak Atau Negara

Hasto lebih lanjut ‘menyerang’ sikap SBY yang dinilainya hanya untuk anak, sementara Megawati, kata dia, lebih luas dari itu. “Seluruh pergerakan politik Pak SBY adalah untuk anaknya. Sementara Ibu Megawati jauh lebih luas dari itu. Ibu Mega selalu bicara untuk PDI Perjuangan, untuk Pak Jokowi, untuk rakyat, bangsa dan negara. Sementara Pak SBY selalu saja mengeluhkan hubungan itu,” katanya.

Politisi senior ini pun mengingatkan apa yang terjadi menjelang Pilpres 2004. “Saat itu Pak SBY menyatakan diri sebagai orang yang dizolimi. Secara psikologis, seharusnya yang menzolimi itu kan yang merasa bersalah. Tetapi kenapa ya Pak SBY justru nampak sebagai pihak yang merasa bersalah dan selalu menuduhkan hal yang kurang pas tentang Ibu Mega?” tanya Hasto.

Terakhir, Hasto mengungkapkan, menjelang Pilpres 2014 ada satu ketum parpol yang mendesak Megawati agar bertemu SBY, guna memastikan kemenangan Jokowi. Namun hal itu ditolak Megawati.

“Sekiranya pertemuan saya dengan Pak SBY dianggap sebagai faktor utama kemenangan Pak Jokowi, maka kasihan rakyat yang telah berjuang. Banyak rakyat kecil yang iuran 20-50 ribuan untuk Pak Jokowi. Masa dukungan rakyat yang begitu besar untuk kemenangan Pak Jokowi, kemudian dinihilkan hanya karena pertemuan saya,” kata Hasto menirukan ucapan Megawati saat itu. (TM-RAJA)

Related posts

Leave a Comment