topmetro.news – Staf Khusus Ketua DPD RI, Edison Manurung MM berharap, agar Jubileum 100 Tahun RSU HKBP Balige bisa menjadi momentum kebangkitan pelayanan. Hal ini disampaikannya kepada topmetro.news, Senin (6/8/2018), terkait perayaan Jubileum RSU HKBP Balige yang ke 100 tersebut.
Dikatakan caleg Partai Hanura untuk DPR RI dari Dapil Sumut 2 ini, momen kebangkitan pelayanan dimaksud sangat penting, apalagi bila dikaitkan dengan cita-cita Nommensen. Sebagaimana diketahui, Ludwig Ingwer Nommensen missionaris asal Jerman yang mendirikan HKBP di Tanah Batak.
“Bangkitkan lagi pelayanan, karena RSU ini adalah salah satu misi Nommensen dan sangat bermanfaat bagi kita Orang Batak,” katanya.
Pendukung berdirinya Provinsi Danau Toba ini pun berharap, agar semua tokoh maupun Orang Batak, bisa memberikan sumbangsihnya ke RSU HKBP Balige. Dengan demikian, kata dia, RSU HKBP Balige bisa semakin berkembang, sesuai keinginan semua masyarakat yang membutuhkannya.
“Sejak berdiri RSU ini hingga sekarang, saya selalu mengharapkan agar orang-orang kita memberikan sumbangsih pemikiran ke Yayasan RSU. Karena kita orang-orang Batak sudah banyak yang maju. Ada menteri ada jenderal, dan para dokter. Saya sebagai panitia mengharapkan ini. Dan ini adalah berkat Tuhan bagi kita Orang Batak yang mempunyai RSU di era Ompui Pdt Darwin Tobing Ephorus dan Jokowi. RSU ini pasti bisa maju,” kata dia.
BACA JUGA:
Edison Manurung Munculkan Wacana Provinsi Danau Toba
Acara Jubileum RSU HKBP Balige
Sebagaimana diketahui, kemarin, Minggu (5/8/2018), HKBP merayakan Jubileum RSU HKBP Balige yang ke 100. Acara dipimpin Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing, di Kompleks HKBP Balige.
Dalam sambutanya, Ephorus HKBP mengatakan, kehadiran RSU HKBP Balige menjadi bukti pelayanan kesehatan yang digagasi IL Nommensen di Tanah Batak. HKBP sendiri telah menetapkan tahun 2018 menjadi Tahun Orientasi Pelayanan Kebersihan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup.
Sehubungan dengan itu, Ephorus Pdt Lumbantobing mengajak seluruh Praeses HKBP agar memaksimalkan pelayanan di seluruh ressort, dan distrik. Ephorus juga menegaskan, periode ini waktu bagi seluruh pelayan dan jemaat HKBP untuk merevitalisasi program pelayanan.
“Ada empat pilar pelayanan membesarkan HKBP dalam kehidupan jemaat misioner yaitu pendidikan, kesehatan, diakonia sosial, dan pekabaran Injil,” katanya.
Acara Jubileum RSU HKBP Balige itu dipimpin Ephorus HKBP (pengkhotbah), Kadep Koinonia Pdt Dr Martongo Sitinjak dan Kadep Marturia Pdt Dr Anna V Pangaribuan (liturgist), dan Sekjen Pdt David Farel Sibuea MTh DMin (doa syafaat).
Turut hadir, pengurus Yayasan Kesehatan HKBP, Pengawas Yayasan Kesehatan HKBP, mitra dari Jerman Mr Radloff, anak rantau, pemerhati dan pendukung pengembangan rumah sakit, para praeses, pendeta jemaat, Bibelvrouw, guru huria, diakones, dan lainnya.
Sebelum acara puncak diadakan seminar kesehatan jantung dan pola hidup sehat, donor darah, jalan santai dikoordinir panitia, distrik dan Pemkab Tobasa. Usai ibadah dilanjutkan kata sambutan Ketua Panitia Praeses Pdt Donda Simanjuntak, Wakil Ketua Yayasan Kesehatan Prof Posman Sibuea, perwakilan Keluarga Pardede dan Siahaan, mewakili Praeses HKBP Pdt Mangantar Tambunan, mitra Jerman, dan bimbingan pastoral dari Ephorus.
Sejarah RSU HKBP Balige
Saat pertama berdiri tanggal 1 Agustus 1918, RSU HKBP Balige yang saat itu dipimpin Misioner KH Weissenburch, masih punya 10 tempat tidur. Lalu 10 tahun kemudian, pada tahun 1928, RSU Balige menjadi Rumah Sakit Sending II dengan kapasitas 250 tempat tidur dan dipimpin dr W Wagner.
Ada beberapa dokter dan perawat asal Jerman yang pernah melayani di RSU HKBP Balige, di antaranya dr W Wagner, dr Julius, dr Werner Gross, dr Aalbers, dr Yohannes Winklerr, dr Loewnstein, Zr Ida Graeber, dan Zr Mafdalena Albrech.
Dampak perang dunia, para dokter dan perawat itu dipenjarakan. Akhirnya, RSU HKBP Balige ditangani oleh Bataj Nias Sending (BNS). Kemudian tahun 1942 diambil alih Jepang. Selanjutnya usai kemerdekaan, diserahkan ke Pemerintah RI.
Periode tahun 1945 – 1955, Sending Barmen mengirim dr Otto Hueck, dr A Fritz, dan dr C.Shible menjadi pimpinan RSU Balige. Di era kepemimpinan dr Otto Hueck tahun 1960 – 1970, rumah sakit ini maju dengan bertambahnya bangsal, apotik, dan pompa air.
Setelah masa dr Otto Hueck, RSU HKBP Balige dipimpin dr CH Wester Hausen dibantu dr Barbara Warsing. Lalu karena banyak sebab, di era Ephorus Pdt SAE Nababan, terbentuk kerjasama dengan RS PGI Cikini. Ini berlanjut dengan pergantian para pimpinan rumah sakit, yang kini di bawah naungan Yayasan Kesehatan HKBP. (TM-RAJA)