Korut: Denuklirisasi Tergantung Penghentian Ancaman AS

korea utara

topmetro.news – Korea Utara tidak akan melucuti program nuklirnya sampai Amerika Serikat (AS) juga setuju untuk sepenuhnya menghapus ancaman nuklirnya. Kantor berita resmi Korut (KCNA), Jumat (21/12/2018), mengklarifikasi posisi yang tetap tidak jelas sejak pertemuan pemimpin kedua negara itu pada 12 Juni 2018 di Singapura.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un, berkomitmen untuk bekerja menuju denuklirisasi sepenuhnya dari Semenanjung Korea. Tapi perbedaan intepretasi tentang arti ‘sepenuhnya’ dan ‘denuklirisasi’ berujung kepada jalan buntu diplomatik dan menganggu pembicaraan.

“Ketika kita merujuk kepada ‘denuklirisasi Semenanjung Korea’, itu artinya penghapusan seluruh sumber ancaman nuklir tidak hanya dari Utara dan Selatan (Korea Selatan). Tapi juga dari seluruh wilayah sekitar yang menargetkan semenanjung,” sebut pernyataan KCNA.

“Denuklirisasi Semenanjung Korea harus didefinisikan sebagai sepenuhnya menghilangkan ancaman nuklir AS ke Korea sebelum dapat menghilangkan penangkal nuklir kami,” tambah KCNA.

BACA JUGA: PM Inggris Tolak Referendum Brexit Kedua

Komitmen Korea Utara

Korea Utara selama puluhan tahun bertahan negaranya tidak akan menghapus program senjatanya sampai AS menutup kawasan ‘payung nuklir’. Yaitu jaringan kapal selam nuklir dan pengebom yang beroperasi di lepas pantai Korsel dan Jepang.

Pernyataan Korut juga menegaskan bahwa komitmen dalam pertemuan itu adalah upaya saling menguntungkan dan bukannya bersifat sepihak.

Korut mendesak AS agar menghentikan khayalan untuk memaksa Korut melepaskan persenjataan nuklirnya secara sepihak lewat tekanan dan paksaan. Negara terisolasi itu juga menyerukan pencabutan sanksi, menyebutnya sebagai batu ujian untuk menentukan komitmen AS dalam menerapkan kesepakatan di Singapura.

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment