Denjaka, Hantu Laut yang Mampu Gentarkan Pasukan Negara Lain

pasukan elite TNI

topmetro.news – Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) sebagai satuan anti teror merupakan pasukan elite TNI angkatan laut yang anggotanya terdiri dari gabungan personel tangguh pilihan dari satuan Intai Amfibi Marinir dan Komando Pasukan Katak yang telah lulus pada kursus PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut).

Kuat, Tangguh, terlatih dan cerdas itulah yang dimiliki oleh personil Denjaka ini, karena sejak awal mereka memang sudah digembleng sedemikian rupa, sehingga mereka memiliki kemampuan yang luar biasa.

Dengan latihan yang sangat keras serta kedisiplinan yang tinggi, maka tidak heran kalau Prajurit Denjaka yang dijuluki Hantu laut tersebut mempunyai kemampuan dan kekuatan yang setara dengan 120 prajurit biasa.

Mampu Beroperasi di Udara

Walaupun mempunyai kemampuan bergerak dan beroperasi di laut, namun pasukan pasukan elite TNI ini juga mampu beroperasi di udara maupun di daratan. Sehingga seluruh aksinya tersebut mampu membuat gentar pasukan elite negara lain. Aksi ekstrim dan luar biasa yang mereka tunjukan selalu membuat negara luar geleng-geleng kepala, termasuk pasukan elite Navy Seal dari Amerika.

Anggota Navy Seal yang sering ikut latihan rutin bersama Denjaka juga selalu terkesima bila melihat aksi mereka, karena latihan para prajurit Denjaka benar-benar ekstrim dan berbahaya. Misalnya mereka sering melakukan atraksi menembak sasaran dalam jarak dekat dan saling berhadap hadapan.

Begitu juga atraksi terjun payung untuk membebaskan tawanan dari teroris dengan melakukan terjun payung diatas atap gedung ataupun tempat-tempat ekstrim lainnya. Selain itu pasukan Denjaka ini dapat melakukan terjun dimalam hari bila dibutuhkan.

Beberapa operasi yang pernah dilakukan

Segala aktivitas Denjaka tidak pernah dipublikasikan karena bersifat rahasia. Namun ada beberapa operasi yang juga melibatkan pasukan elite TNI ini, seperti pada saat pasukan elite Denjaka berhasil membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera oleh perompak Somalia pada tahun 2014. Diperairan Somalia.

Kemudian operasi SAR AirAsia QZ8501 pada akhir tahun 2014. Bersama dengan Taifib, Kopaska dan Basarnas Special Group. Dalam operasi ini pasukan terbaik dari Denjaka diturunkan sebanyak 53 personil yang ikut menyelam dan mengevakuasi penumpang Air Asia yang jatuh di Selat Karimata.

Walaupn cuaca ekstrem sedang melanda dikawasan tersebut, namun para penyelam dari pasukan elite TNI AL ini menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam melakukan evakuasi korban Air Asia, mereka nekat menyelam di tengah cuaca ekstrem.

Tidak mengherankan kalau Lieutenant Commander US Navy, Greg Adams, menganggap pasukan penyelam elit TNI Angkatan Laut telah melakukan hal yang gila.

Pada bulan Maret lalu, kapal perang dan pasukan Denjaka juga sempat dipersiapkan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf di perairan Filipina.

Awal pembentukan Denjaka

Pasukan ini pada awalnya dibentuk untuk dapat menanggulangi segala macam acaman aspek laut seperti tindak kriminal yang tejadi di laut, terorisme, sabotase dan ancaman lainnya yang dapat mengganggu keamanan dan kedaulatan RI.

Dalam rangka mengemban tugas tersebut, maka pimpinan TNI AL memutuskan untuk membentuk satuan elit yang sanggup berurusan dengan para pelaku tindak kriminal tersebut dengan syarat satuannya harus dapat selalu beraksi secara terselubung dan minim publikasi.

pasukan elite TNI

Berdasarkan Surat Keputusan KSAL No. Skep/2848/XI/1982 tertanggal 4 November 1982. Yang isinya berupa penetapan terbentuknya Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasusla), maka TNI AL mempunyai pasukan khusus tersendiri yang bertugas untuk menanggulangi berbagai bentuk ancaman keamanan yang terjadi di laut.

Ancaman tersebut bisa terjadi pada berbagai macam moda transportasi laut baik kapal sipil maupun kapal perang TNI AL. Begitu juga dengan berbagai macam instalasi industri strategis baik yang berada di tepi pantai atau di tengah laut. Ancaman itu dapat berupa aksi klandestin, sabotase, penyanderaan, maupun pembajakan konvensional.

Dari batalyon Amfibi dan Komando Pasukan Katak

Untuk membentuk kesatuan tersebut, pada tahap awal direkrut 70 orang dari beberapa orang terlatih yang berasal dari Batalyon Amfibi (Yontaifib) dan Komando pasukan katak (Kopaska).

Untuk pucuk kendali dan pembinaan menjadi tanggung jawab Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) dan Komandan Korps Marinir. Sedang wewenang penugasan berada pada KSAL sebagai pengendali operasional.

Eksistensi Pasukan Denjaka TNI AL atau Detasemen Jala Mangkara sebagai satuan penanggulangan teror (counter terrorist) aspek laut TNI AL dimulai sejak diterbitkannya surat keputusan Panglima ABRI tahun 1984, Pasusla berubah menjadi satuan anti teror yang pembinaannya khusus berada dibawah Komandan Korps Marinir. Nama Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) mulai digunakan setelah keluar surat keputusan KSAL No.Kep/42/VII/1997 tertanggal 31 Juli 1997.

Di bawah garis komando Marinir TNI AL inilah yang menjadikan Denjaka berjaya, tidak hanya di lautan saja, mereka juga sigap dan cekatan ketika dibutuhkan baik di darat maupun udara. Dengan seleksi yang ketat serta gemblengan yang sangat keras itulah yang menjadikan Denjaka mendapat julukan hantu laut dan pasukan elit paling kuat di Indonesia.

Melalui seleksi yang ketat

Untuk menjadi anggota pasukan elite Denjaka tidaklah mudah, karena selain dibutuhkan fisik dan mental yang kuat, mereka juga dituntut mempunyai kecerdasan yang tinggi. Karena mereka harus bisa mengambil kepurtusan dengan cepat pada saat tugas.

Selain itu mereka juga dituntut untuk bisa menguasai 3 medan yaitu di darat, laut maupun di udara. Mereka harus mampu terjun dari ketinggian, bertahan hidup di hutan tanpa makanan dan cekatan di lautan. Dari ratusan orang yang lolos seleksi mungkin hanya belasan orang saja yang akan diterima.

Para prajurit yang ikut seleksi diambil dari beberapa prajurit pilihan yang telah lolos dari kualifikasi pasukan khusus TNI AL yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib) sebelum lanjut ketahap berikutnya. Apabila mereka gagal dalam seleksi tersebut, merka akan dikembalikan lagi ke kesatuannya masing-masing.

Pendidikan yang dilalui

Sebagai pasukan elite pada dasarnya untuk materi pendidikan melawan teror yang diterima oleh seorang calon anggota Denjaka TNI AL hampir sama seperti yang diberikan kepada pasukan elite lainnya di jajaran TNI dan Polri. Tapi karena pasukan elite ini lebih banyak beroperasi di laut, maka selain dilatih dengan menggunakan metode seperti pasukan elite lainnya, mereka juga dilatih menggunakan metode teknik lintas udara.

Selain itu personel Denjaka ini juga mendapat latihan penerapan metode lintas bawah air (selam komando) dan lintas permukaan air secara senyap, baik dengan cara renang tempur (combat swimming) atau menaiki perahu karet bermotor.

Dalam prakteknya, Pasukan Denjaka selalu menggabungkan tiga macam teknik perlintasan secara senyap tersebut, guna mencapai sasaran yang ada di tengah laut baik menjelang tengah malam maupun saat dini hari.

Baik dilakukan pada kapal laut pengangkut penumpang yang tengah berlayar ataupun sedang lego jangkar, anjungan pengeboran minyak (rig), kapal tanker. Bahkan tempat terpencil strategis lainnya di tengah laut.

Ditempa Dalam Satu Program

Personel pasukan ini ditempa dalam satu program pelatihan dengan tajuk Kursus Penanggulangan Teror Aspek Laut (PTAL). Disini mereka digembleng dengan sangat keras mulai dari masalah intelijen, taktik dan teknik lawan teror serta lawan sabotase, hingga teknik komando kelautan dan para lanjut (advanced para).

Untuk tahapan pendalaman teori, para siswa kursus menjalani pendidikannya di Mako Denjaka, Cilandak. Sedangkan untuk tahapan praktek lapangan diselenggarakan di beberapa lokasi latihan yang dirahasiakan seperti, daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Kepulauan Seribu serta Lampung.

Tahapan kursus Penanggulangan Teror Aspek Laut

Kursus Penanggulangan Aspek Laut (PTAL) Denjaka terbagi dalam empat tahapan. Yakni, tahap prabakti yang dilaksanakan selama tujuh hari, kemudian tahap pembekalan teori di kelas selama 90 hari, lalu tahap pembekalan praktek di lapangan selama 65 hari, dan terakhir diakhiri dengan tahap konsolidasi selama tiga hari.

Untuk materi pendidikan harian yang dilakukan para siswa cukup banyak. Diantaranya meliputi peningkatan kemampuan fisik dasar, pemeliharaan sekaligus peningkatan kemahiran khusus intai amfibi, bela diri, dan penguasaan berbagai taktik dan teknik penyusupan dari tri matra (darat-laut-udara).

pasukan elite TNI

Setelah semua selesai dilalui, kemudian peserta kursus PTAL Denjaka dilatih untuk mampu menguasai bermacam taktik dan teknik untuk merebut sekaligus menguasai bermacam kapal dan instalasi vital di tengah laut. Selanjutnya mereka juga dilatih untuk menjinakkan berbagai jenis bom. Juga dilatih untuk bertahan hidup di hutan ataupun tempat-tempat ekstrim lainnya.

Anggota personil ini juga dilatih untuk dapat menggunakan peralatan seadanya saat berhadapan dengan musuh. Apabila tertangkap, mereka juga harus mampu bertahan terhadap siksaan yang mereka dapatkan. Mereka juga dilatih untuk bagaimana melarikan diri pada saat berada dalam tahana musuh.

Dasar pengetahuan Psikologi

para anggota Denjaka juga dibekali dasar pengetahuan psikologi dan bermacam teknik analisa khusus. Selain itu mereka juga dilatih tentang penguasaan ilmu non tempur. Hal ini diperlukan pada saat tim pendahulu dari Pasukan Denjaka TNI AL mampu untuk bernegosiasi dengan para teroris.

Dengan kemampuan negosiasi yang mereka miliki, nantinya mereka akan tahu apa yang dituntut oleh para teroris. Upaya negosiasi ini juga berguna untuk mengulur waktu selama mungkin. Sehingga akan memberi kesempatan kepada unit serbu bersiap diri untuk bergerak dan melakukan penyerangan dengan cepat dan sebaik mungkin.

Menganalisa dan Membaca Kekuatan

Dalam menghadapi para teroris, para negosiator juga harus mampu untuk melihat keadaan dan mampu menganalisa serta membaca kekuatan, kemampuan, tipu muslihat dan juga kelemahan para teroris. Bila upaya negosiasi gagal, unit serbu dapat dikerahkan dengan cepat.

Unit serbu dalam pasukan Denjaka ini sendiri terbagi dalam tiga tim, yaitu tim permukaan air, tim bawah air, dan tim lintas udara yang biasanya diterjunkan dari pesawat transport. Tiap tim beranggotakan 12 hingga 14 orang prajurit pilihan.

pasukan elite TNI

Mereka masing-masing memiliki keahlian khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Mulai dari penjinakan bahan peledak (explosive disposal), medis tempur (combat medic), komunikasi elektronik, hingga teknologi informasi.

Ketiga tim ini akan segera masuk ke lokasi sasaran dan segera menggelar serangan secara mendadak hingga sasaran dapat dikuasai sepenuhnya.

Penggunaan Sandi

Dalam melakukan operasi senyap, pasukan Denjaka ini menggunakan beberapa macam kata sandi yang bias merka pakai dilapangan misalnya saat operasi mulai dilancarkan mereka menggunakan kata sandi ‘KILAT’, penundaan serangan menggunakan kata sandi ‘MENDUNG’.

Jika operasi tersebut dilanjutkan, kata sandi yang digunakan adalah ‘PETIR’, dan kalau dibatalkan kata sandi yang digunakan adalah ‘HUJAN’. Apabila operasi telah berjalan dengan sukses maka komandan tim serbu harus mengirimkan kata ‘CERAH’ kepada pimpinan operasi.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh para pasukan Denjaka mulai dari masuk ke lokasi sasaran, menggelar serangan kilat, hingga evakuasi personil serta sandera (khusus dalam insiden penyanderaan) biasanya tidak lebih dari 15 menit.

Senjata dan peralatan pendukung

Untuk persenjataan, Denjaka mengandalkan berbagai macam senjata canggih mulai dari berbagai pistol otomatis, granat asap, granat kejut, hingga senapan mesin ringan dan senapan tembak runduk masuk dalam inventaris arsenalnya.

Untuk jenis persenjataan yang digunakan misalnya pistol P226 (buatan Sig Sauer, Swiss-Jerman), senapan serbu HK416 dan SiG516. Juga terdapat senapan serbu buatan Heckler & Koch G36C dan G36V.

Tidak saja senjata tim serbu Denjaka juga menggunakan berbagai macam peralatan pendukung. Seperti perahu karet konvensional yang dipasangi motor tempel (jenis Silinger), kapal berbahan serat kaca berkecepatan tinggi yang dapat menampung lebih banyak (jenis Sea Rider).

Dilengkapi Peralatan Selam Lengkap

Personil ini juga dilengkapi dengan peralatan selam lengkap berikut alat bantu nafas jenis sirkuit tertutup, peralatan para lengkap, alat komunikasi nir kabel dari jenis yang kebal jamming, senter kedap air, hingga alat bantu navigasi Global Positioning System (GPS), dan teropong lihat malam Night Vision Google (NVG).

Selain operasi teror dan sabotase, satuan Denjaka juga dapat dilibatkan dalam operasi rahasia jenis lain berdasarkan perintah langsung Panglima TNI. Hingga kini, keberadaan satuan ini terbilang dirahasiakan. Bahkan penugasan Denjaka hitam, terkadang tidak diakui dan tidak tercatat secara resmi di Markas Besar TNI. (Herryansyah)

Dari berbagai sumber

Related posts

Leave a Comment