Ngotot Pakai Strategi ‘Bakar Duit’, Uber Rugi Rp72,8 T

laporan keuangan

topmetro.news – Raksasa ride-hailing (berbagi tumpangan) Uber Technologies kembali mencatatkan rugi besar. Laporan keuangan pada kuartal II-2019, Uber mencetak rugi bersih US$5,2 miliar atau setara Rp72,8 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000). Ini jadi kerugian terbesar yang dicatatkan Uber setelah mempublikasikan laporan keuangan.

Penyebab terbesar kerugian perusahaan karena adanya kompensasi berbasis saham yang dibayarkan Uber kepada karyawan setelah IPO. Nilainya US$3,9 miliar. Pada kuartalan ini, Uber berhasil mendapatkan pendapatan US$3,1 miliar atau naik 14% dari tahun sebelumnya.

“Kami berpikir tahun 2019 menjadi puncak investasi kami,” ujar CEO Uber Dara Khosrawshahi.

Hal itu disampaikannya dalam sebuah wawancara dan menambahkan perusahaan mengantisipasi kerugian akan menurun selama dua tahun ke depan. “Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan kami adalah pertumbuhan yang sehat.”

Kemampuan Cetak Laba

Kerugian besar telah membuat banyak pihak meragukan kemampuan Uber mencetak laba. Hal itu karena kebijakan mereka yang gencar dalam membakar uang. Perusahaan harus konsisten memberikan insentif dan diskon tarif untuk menarik penumpang dan driver dan menghadapi persaingan.

Uber pun sedang bergelut dengan efisiensi. Juni lalu Dara Khosrawshahi menggeser chief operating officer dan chief marketing officer dan memecat 400 staf pemasaran.

BACA | Benar kah Penjual Bensin Eceran Pinggir Jalan Bisa Didenda Rp30 Miliar?

Dara Khosrawshahi mengatakan perang diskon tarif telah mereda. Namun perusahaan masih harus bersaing ketat dalam bisnis pengiriman makanan dan berencana untuk mengucurkan investasi secara agresif pada sektor ini.

reporter | CNBC Indonesia

Related posts

Leave a Comment