BKKBN Sumut Jaring 308 Akseptor di Sail Nias

BKKBN Sumut

topmetro.news – Sebanyak 308 akseptor berhasil dijaring BKKBN Sumut di sela-sela even wisata bahari internasional ‘Sail Nias 2019’. Yakni dari Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Gunungsitoli, dan Nias Barat.

Alat kontrasepsi ‘implant’ masih menjadi idola warga di lima kabupaten/kota tersebut. Perencanaan kelahiran anak melalui alat kontrasepsi ‘implant’ sebanyak 198 akseptor dan IUD (90 akseptor). Disusul MOW (12 akseptor) dan MOB (8 akseptor).

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Temazaro Zega pada pertemuan ‘forum koordinasi’ dengan insan media baru-baru ini di Kito Garden Medan.

“Karena sesuatu dan lain hal, pencapaian di sela-sela even internasional Sail Nias 2019 yang dihadiri Pak Presiden Jokowi belum lama ini bisa kita ungkapkan ke publik melalui rekan-rekan media. BKKBN Sumut sangat mengharapkan peran media massa dalam mensukseskan program-program keluarga sehat berencana,” tegasnya.

Ubah Mindset

Di bagian lain, Temazaro Zega saat itu didampingi Sekretaris Badan BKKBN Sumut Yusrizal Batubara SSos dan Kasubag Umum dan Humas Ari Armawan SKom mengakui, untuk mengubah mindset (cara pandang) publik tentang keluarga berencana sehat, kuat dan tangguh, masih menjadi ‘PR’.

‘PR’ yang menjadi tantangan tersendiri sekaligus perlu disiasati. Mengingat masyarakat di Sumut bukan hanya beragam demografi, tingkat pendidikan, tapi juga nilai-nilai budaya dan seterusnya.

Kontrasepsi Jamu?

Data lainnya dihimpun BKKBN Perwakilan Sumut, masih ada warga mengkonsumsi jamu untuk merencanakan angka kelahiran anak. “Itu makanya di awal tadi saya katakan untuk mengubah mindset warga kita yang beragam latar belakang tersebut masih menjadi ‘PR’ tersendiri,” tegasnya.

Modal pendekatan di Kabupaten Humbahas misalnya, warga kurang simpati dengan program hidup ber-KB seolah hanya diperbolehkan dua anak.

Di daerah tersebut, PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) tidak melakukan pendekatan dengan motto ‘Dua Anak Cukup’. “Sebab program KB bukan soal jumlah anak. Namun merencanakan kelahiran sejak si anak masih dalam kandungan, mendapatkan gizi berimbang dan bisa mengecap pendidikan,” demikian Temazaro Zega.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment