topmetro.news – Tortor Batak menjadi tonjolan pada prosesi Pembukaan Rapat Pendeta HKBP hari ini, Selasa (22/10/2019), di Auditorium Seminarium Sipoholon. Rapat itu sendiri dihadiri 1.756 pendeta seluruh Indonesia dan luar negeri.
Salah satu penampilan yang ditonjolkan, adalah pagelaran tortor atau ‘Tari Sawan’ yang dibawakan mahasiswi Sekolah Tinggi Bibelvrow HKBP.
Pembukaan diawali prosesi. Di barisan terdepan lima orang pucuk pimpinan HKBP, antara lain, Ephorus Pdt Dr Darwin Lumbantobing, Sekjen Pdt David Sibuea MTh MDiv, Kadep Koinonia Pdt Martongo Sitinjak, Kadep Marturia Pdt Dr Anna Vera Pangaribuan, dan Kadep Diakonia Pdt Debora Sinaga MTh DMin. Lalu turut serta Ketua Rapat Pendeta (KRP) Pdt Dr Robinson Butarbutar. Kemudian diikuti para pendeta dari distrik dengan membawa pataka masing-masing distrik.
Rangkaian acara Pembukaan Rapat Pendeta HKBP itu diawali kebaktian dengan Liturgis Praeses Distrik Toba Hasundutan dan Praeses Distrik II Silindung.
Usai prosesi pembukaan, acara dilanjutkan kata pengantar dari Ketua Umum Panitia Rapat Pendeta Pdt David F Sibuea MTH MDiv. Lalu dilanjutkan penyerahan palu sidang kepada pimpinan rapat. Ada pula koor mars rapat pendeta dan perjamuan kudus.
Agenda Rapat Pendeta
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rapat Pendeta HKBP digelar selama empat hari, mulai 21 hingga 24 Oktober 2019 di Auditorium Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara. Rapat berthema: Aku Mendoakanmu Agar Imanmu tidak Jatuh. Subtema: Pendeta HKBP belajar dan bergegas melaksanakan tugas panggilannya agar iman tidak jatuh pada Era Revolusi Industri ke Empat.
BACA JUGA | Rapat Pendeta HKBP Sikapi Era Digital dan Ancaman Radikalisme
Disebutkan, bahwa forum sakral itu akan menghasilkan dua substansi paling penting. Yakni merumuskan ajaran iman dan menguatkan persaudaraan sesama pendeta. “Rapat pendeta ini merupakan peristiwa penting dan sangat strategis di era maju penuh tantangan ini,” tandas Pdt Robinson, di Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung, yang diamini Sekjen HKBP Pdt David F Sibuea, pada konferensi pers sebelumnya.
reporter | Jan Piter Simorangkir
