Sabam Manurung ‘Sang Prawira’ Angkat Kisah Nyata Anak Tobasa

TOPMETRO.NEWS – Film Sang Prawira, menggambarkan kisah nyata anak Tobasa (Toba Samosir) dari keluarga miskin yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang anggota polisi. Sekadar diketahui ‘Sang Prawira’ merupakan film karya Ponti Gea bersama Mabes Polri dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu).

kisah nyata anak Tobasa2
foto | lintangnews

Kisah Nyata Anak Tobasa Bicara Integritas Polisi

AKBP Agus Waluyo, Kapolres Toba Samosir menerangkan, film itu tidak sekadar bercerita perjalanan Horas untuk menggapai cita-cita menjadi polisi, serta integritas Kepolisian.

artikel untuk Anda | UNTUNG ADA TNI, BERSAMA MASYARAKAT, NKRI UTUH TERJAGA

Selain itu, menampilkan betapa indahnya Danau Toba, adat budaya Batak yang pantas untuk dikunjungi wisatawan.

“Kebetulan salah satu lokasi syuting dilaksanakan di Pantai Pasir Putih, Parparean Kecamatan Porsea, Kabupaten Tobasa. Disertai peragaan Tortor Naposo yang menarik perhatian penonton,” sebut Kapolres, Sabtu (23/11/2019).

Takjub Keindahan Danau Toba

Terpisah, menurut Sutradara Ponti Gea, seperti disiarkan lintangnews menerangkan, banyak penonton yang menyaksikan film tersebut merasa terharu dan sedih. Karena mamanya Horas harus meninggal. Disamping rasa takjub dengan keindahan Danau Toba dan adat budaya Batak dengan tortornya.

“Kendati demikian kita akan membuat sebuah film yang lebih bagus lagi untuk memenuhi selera dan memuaskan penonton. Bagi saya ini untuk menambah pengalaman agar lebih baik kedepannya,” kata Ponti.

Namun banyak yang tak tahu, kisah dibalik Sang Prawira.

Sabam Manurung Lolos Jadi Polisi

Secara nyata terjadi di Kabupaten Tobasa. Dimana anak dari keluarga miskin yang bernama, Sabam Manurung berhasil lolos menjadi seorang polisi.

Semula ayah dan ibu Sabam tidak yakin bisa lolos menjadi Siswa Seba, dengan melihat kondisi keuangan mereka.

Karena dari kabar yang didengar, untuk masuk Kepolisian membutuhkan uang yang tidak sedikit.

Tanpa Keluarkan Uang

Menurut Sabam Manurung, ketika bekerja sebagai kuli bangunan, karena mengkhayal untuk menjadi seorang polisi tangannya hampir putus terkena gerenda.

“Beruntung masih tergores gerenda,” kata dia.

Namun berkat kegigihan dan semangat Sabam Manurung, dirinya berhasil di Binlat Polres Tobasa sampai akhirnya menjadi Siswa Seba tanpa mengeluarkan uang.

baca juga | FILM ‘HORAS AMANG TIGA BULAN UNTUK SELAMANYA’ ANGKAT TRADISI BUDAYA BATAK

Seperti diwartakan topmetro.news sebelumnya, sebuah film yang mengangkat budaya Suku Batak kembali akan menghiasi dunia perfilman Tanah Air. Setelah dulu sukses membintangi sinetron yang juga mengangkat tradisi Suku Batak berjudul ‘Pariban dari Bandung’, kini aktor senior Cok Simbara kembali memerankan tokoh bernama Amang (ayah) dalam film terbarunya berjudul ‘Horas Amang: Tiga Bulan Untuk Selamanya’.

Dalam film yang mengangkat tradisi masyarakat di Sumatera Utara ini, Cok Simbara akan beradu akting dengan aktor muda berbakat, Tanta Ginting.

“Yang pasti senang akhirnya bisa berperan dalam film ini. Terlebih ceritanya mengangkat sebuah kisah tentang tradisi dan budaya masyarakat Batak. Saya sebagai Orang Batak harus memberitahukan bagaimana Budaya Batak hidup dan terus berjalan di era modern ini,” kata Cok Simbara.

sumber | lintangnews

Related posts

Leave a Comment