Tanaman Cabe Dirusak Aksi Brutal di Sipoholon, Pasutri Gagal Beli Baju Natal Anak

tanaman cabe

topmetro.news – Miris dan prihatin. Ini kesan yang tepat saat berbicara dengan pasangan suami istri, Arnold Hutagalung dan Canni Manurung. Mereka adalah warga Dusun Pansinaran Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon,Tapanuli Utara. Keduanya mengadu ke Mapolres Taput, Selasa (10/12/2019), karena tanaman cabe mereka dirusak.

Tidak kurang dari 3.000 pokok tanaman cabe milik pasangan ini dirusak oknum tidak bertanggung jawab. Padahal, Desember ini akan memasuki panen puncak.

Pasca kejadian, mereka langsung mengadu ke polisi, pelakunya belum terungkap. Akhirnya pasangan ini pun kembali mendatangi Mapolres Taput dan mendesak agar segera mengungkap kasus ini.

Merasa ikut prihatin, puluhan warga dusun pun ikut mendampingi mereka. Lantas Arnold dan Canni pun kembali dimintai keterangan.

Minta Surat Tanah

Anehnya, pihak penyidik dari kepolisian, menurut keluarga, justeru minta agar korban menunjukkan surat tanah TKP.

“Ada apa ini. Kok malah lari ke surat tanah. Kami kan butuh agar persoalan hukumnya diselesaikan dan pelakunya ditangkap,” kata kakak si korban, Tetty Hutagalung.

Lantas, keinginan menikmati Natal dan Tahun Baru bersama keluarga di Bulan terakhir Desember pun pupus. Arnold menceritakan, rencananya setelah menjual hasil produksi cabenya, mereka akan membeli baju Natal empat anaknya. Juga belanja kebutuhan rumah tangga.

Anaknya paling besar Anjeli, saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Lalu Rahayu kelas 3 SD, Rahul kelas 1 SD . Dan yang paling ‘bontot’ Sry Helen masih berusia 2 tahun.

“Kami berharap agar pelakunya segera ditangkap. Kami mau mencari keadilan datang kesini,” kata Arnol. Duduk di sampingnya, Sang Istri sedang menggendong anak paling bontot.

Pagi harinya, usai memberangkatkan anak bersekolah, Sang Istri pun sudah terjun ke ladang untuk memupuk, menyemprot, dan menyiangi tanaman cabe mereka.

Cerita pun mengalir, bagaimana suami istri ini melakoni perkebunan cabe yang dimulai empat bulan lalu. Dengan harapan akan dapat membutuhi hidup keluarga dan beli baju baru anak-anaknya.

“Kami memulai menanam empat bulan lalu. Hasilnya baru sedikit yang kami petik, karena belum semuanya memerah. Dan saya perkirakan awal Desember kemarin mestinya kami sudah panen puncak,” sebut Arnold dengan nada sedih.

Keluarga Ikut Prihatin

Kisah pilu Arnold dan istrinya juga mengundang reaksi dari kedua orangtua mereka dan penduduk dusun.

Kamin Hutagalung (68) ayah Arnold dan yang memberikan kuasa untuk menggarap lahan mereka pun sangat berharap agar polisi secara serius mengungkap pelaku di balik pengrusakan tanaman cabe milik anaknya yang dilakukan secara membabibuta.

“Kasus sudah kami laporkan ke polisi tanggal 15 November. Sehari pascakejadian,” ungkap Kamin Hutagalung.

“Kami meminta pihak Polres Taput agar pelaku cepat ditangkap. ‘Holan namartani ondo ngolu-ngolu ni anak dohot parumaenki, laho membiayai hidupna dohot akka pahoppukki’,” tuturnya dalam Bahasa Batak Toba.

“Kami tahu, harapan anak saya ini. Setelah menjual hasil panennya, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membeli baju anak-anaknya,” tambahnya.

Hari itu, sekitar 20 penduduk Dusun Pansinaran Kelurahan Situmeang Habinsaran ikut mendampingi pasangan ini ke Polres Taput. “Kami turut prihatin dan mendorong polisi bekerja secara serius ungkap pelakunya,” kata Elman Situmeang, salah seorang penduduk dusun.

Penduduk dusun menjelaskan, pengrusakan bukan saja menebang secara membabi buta sekitar 3.000 pokok cabe. Sayur mayur, pohon kates juga ikut ditebang. “Sopo-sopona pe tong do disegai’,” ungkap seorang ibu paruh baya, yang juga penduduk dusun.

Sengketa Tanah?

Di bahagian lain, Kamin Hutagalung, ayah korban juga menjelaskan bahwa tanah yang digarap anaknya (TKP), adalah warisan dari kakeknya. “Tanah ini sudah kami garap secara turun-temurun dan sudah berlangsung sekitar 150 tahun. Dan tidak ada keberatan dari pihak mana pun, sejak digarap kakek saya,” ungkapnya.

“Tanah ini diberikan oleh hula-hula kami Marga Situmeang. Jadi setelah saya tidak sanggup lagi, lantas kuberikan sama anak saya,” ucap Kamin.

Di Mapolres Taput, Mangapul Situmeang dan St Mangapon Situmeang dari pihak keluarga pemberi tanah ke pihak Keluarga Kamin Hutagalung juga hadir. “Yang pasti, menurut penuturan kakek-kakek kami secara turun-temurun, tanah itu sudah diserahkan kepada Keluarga Kamin Hutagalung,” kata St Mangapon Situmeang, didampingi Mangapul Situmeang.

Kutuk Aksi Brutal

Video visual kerusakan tanaman cabe dan sejumlah tanaman lainya dari aksi brutal yang dilakukan oknum tidak bertanggungjawab di Dusun Pansinaran, Situmeang Habinsaran terhadap ladang milik Arnold Hutagalung dan istrinya, ternyata direkam utuh oleh kakak kandung korban, Tetty Hutagalung.

Perbuatan keji yang diunggah di jejaring media sosial Face Book miliknya, mendapat reaksi keras dari ribuan netizen. Netizen mengutuk peristiwa tersebut dan meminta Polres Taput agar segera mengungkap kasusnya. Netizen pun bereaksi dengan membagikan videonya.

Polisi Serius

Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen melalui Kasubbag Humas Aipda Sutomo Simaremare, saat dikonfirmasi topmetro.news menjelaskan, pihaknya secara serius tengah mendalami dan berusaha mengungkap tabir di balik kasus ini.

“Hari ini pun penyidik sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi dari pihak korban. Apa saja hasil-hasil terhadap pengembangan kasus ini, nanti akan kita sampaikan,” kata Sutomo Simaremare.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment