Asyiknya Bersepeda Keliling Pulau Sibandang yang Eksotik Selama Satu Jam

back to nature

topmetro.news – Pulau Sibandang tentu menjadi salah satu incaran utama para ‘back to nature’ ketika berkunjung ke Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Selain menikmati eksotisnya, banyak hal yang bisa dieksplorasi di pulau kedua terbesar di Danau Toba itu.

Rasanya rugi, jika hanya berkunjung ke satu titik di Pulau Sibandang. Sebab, pesona keindahan alam dan perdesaan dengan denyut hidup warganya yang kebanyakan tinggal di tepian danau, sayang untuk dilewatkan. Salah satu cara menikmatinya adalah dengan bersepeda.

Pekan lalu, tepatnya, Minggu (12/1/2020), Komunitas Tapanuli Bersepeda atau akrab disebut ‘Kotab’ers’ yang dibesut beberapa lalu, menjajal pulau mungil ini. Kurang lebih 40 orang pesepeda dari sejumlah kalangan ikut ambil bagian. Di antaranya, Dandim 0210/TU Letkol Czi Roni Agus Widodo, pejabat birokrat YC Hutauruk, Tony Simangunsong, dan Sasma Situmorang. Juga puluhan dokter di antaranya dr Sasmito. Ada ASN, wirausaha di antaranya Ribert Liong, dan sejumlah pekerja tambang.

Sementara itu, Jan Piter Simorangkir dari topmetro.news, menjadi satu-satunya jurnalis yang ikut pada jelajah pulau itu.

Mereka, terjun mengelilingi pulau dengan ‘track’ mendaki dan turunan yang menguji adrenalin, di atas jalan rabat beton yang sudah terbangun keliling pulau selebar 2,5 meter.

Namun harap diingat, jangan coba-coba menjajal pulau, jika kondisi tubuh kurang fit.

Jika dihitung membentang, tracknya memang tidak terlalu jauh. Hanya mencapai panjang 12 kilometer lebih, dengan waktu tempuh diperkirakan 1 jam. Itu, jika dilakukan dengan full timer (tanpa berhenti).

Di sepanjang jalan, para pesepeda dari Kotab’ers disuguhi ‘panoramic view’ danau. Hanya saja di sejumlah titik di lintasan, para pe-goes juga memanfaatkan kesempatan bercengkrama dan bersalaman dengan anak-anak pulau. Ada juga yang berhenti di sejumlah spot-spot indah untuk berswafoto. Sehingga seluruh perserta pun menuntaskan goes-nya sekitar dua jam, hingga kumpul kembali di titik start, tepatnya di Dermaga Pulau Sibandang menuju Muara.

Wisata Bersepeda

Jurnalis topmetro.news Jan Piter Simorangkir bersama Ir YC Hutauruk bersama pesepeda lainya, yang bergabung di Kotab’ers saat akan menyeberang ke Pulau Sibandang untuk berkeliling ke pulau yang eksotik itu | topmetro.news

Ir YC Hutauruk yang merupakan ‘tour leader’ jelajah ini, tepatnya di titik lintasan Desa Papande, kepada topmetro.news mangatakan, Pulau Sibandang sangat cocok menjadi destinasi para pesepeda. “Tracknya tidak terlalu ekstrim, masih sangat bersahabat untuk para penikmat bersepeda, yang ingin sambil berwisata,” katanya.

Ia juga mengatakan, dalam upaya menjual destinasi Danau Toba, bersepeda keliling Sibandang dengan thema ‘back to nature’ dapat menjadi salah satu tawaran agenda touring.

Potensi Pulau Sibandang

Seperti diketahui, Danau Toba memiliki dua pulau. Yaitu Samosir sebagai pulau terbesar dan Sibandang. Pulau Sibandang berlokasi di wilayah Tapanuli Utara. Secara teritorial wilayah ini terdiri dari tiga desa yakni Papande, Sampuran, dan Sibandang.

Perjalanan menuju Pulau Sibandang dapat ditempuh dengan menggunakan kapal boat ataupun kapal semi feri melalui tiga jalur. Yakni Pelabuhan Muara, Balige, atau Nainggolan di Pulau Samosir.

Pulau Sibandang memang memiliki potensi alam yang luar biasa. Berada di tengah Danau Toba, pulau ini terlihat sangat cantik dan menawarkan kesan eksotis bagi penikmat ‘back to nature’.

Pulau Sibandang pun telah direkomendasikan banyak pelaku ‘tourism’, merupakan paket lengkap sebagai salah satu destinasi terbaik di kawasan Danau Toba.

Air pantainya yang jernih pun berhadapan langsung dengan Tarabunga, Sigaol, Bakkara, Muara, Nainggolan Pulau Samosir. Keindahan Pulau Sibandang semakin mempesona saat deburan ombak datang. Bahkan bisa tetap dinikmati saat malam hari.

Jika di pagi hingga sore hari, bersepeda sambil menikmati indahnya pantai juga akan menawarkan relaksasi dengan hembusan angin danau.

Hal lain, jika sudah tuntas mengitari pulau, hobi memancing juga dapat disalurkan disini dengan ikan-ikan nila besar. Satu ekor bisa mencapai satu kilogram, bahkan lebih.

Penghasil Ulos Para Raja

Para peserta bersepeda wisata dari Kotab’ers di antaranya Toni Simangunsong dan Sasma Situmorang berhenti sejenak untuk bercengkrama dengan anak-anak Pulau Sibandang tepatnya di lintasan Desa Sampuran | topmetro.news

Di Pulau Sibandang, wisatawan bisa menikmati proses pembuatan Ulos Harungguan di Desa Papande. Ulos di sini dibuat dengan cara tradisional. Mulai dari bahan kapas sampai pembuatan benang dan pewarnaannya.

Motif yang ditawarkan pun sangat beragam. Konon, ulos di sini dahulu diperuntukan bagi para raja, sehingga Ulos Harungguan ini terkenal sebagai rajanya ulos.

Hari itu, Komunitas Kotab’ers memang tidak dapat menyaksikan sejumlah kearifan dan keindahan estetika disana. Sebab bertepatan di Hari Minggu, dimana warga pulau tidak sedang beraktifitas. Mereka sedang menjalankan ibadahnya di gereja-gereja, di antaranya gereja Methodis dan HKBP.

Tak hanya itu, di pulau ini wisatawan juga dapat menikmati Hoda-Hoda sebagai salah satu tradisi seni budaya. Hoda-Hoda ini adalah salah satu ritual kuno masyarakat Desa Sampuran yang dipadukan dengan Tarian Mossak; sejenis ilmu bela diri silat yang berasal dari kultur kuno Suku Batak.

Pulau Mangga

Dandim 0210/TU Letkol Czi Rony Agus Widodo, dr Sasmito, Robert Liong dan lainya sedang berada di kapal penyeberangan menuju Pulau Sibandang, Muara | topmetro.news

Ada yang lain? Tentu pulau Sibandang juga dikenal dengan sebutan Pulau Mangga. Memang, di Pulau Sibandang terdapat banyak pohon mangga. Bahkan pulau ini menjadi salah satu penghasil mangga yang manis dan lezat. Diperkirakan, pertengahan Februari tahun ini, akan memasuki musim panen.

Pulau seluas 850 hektar ini juga memiliki peninggalan berupa Rumah Kepala Nagari Raja Gukguk yang kini dijadikan sebagai wisata sejarah.

Ada juga Makam Raja Sorta Uluan yang diyakini sebagai Raja Pulau Sibandang di puncak Bukit Sibandang. Hingga situs berupa Partukkoan yang merupakan kursi batu tempat raja-raja dahulu untuk melakukan musyawarah memutuskan sejumlah kebijakan dan kearifan di pulau.

Warga Bisa Sewakan Sepeda

Nah, jika pulau ini menjadi salah satu pilihan destinasi, maka wisatawan sebenarnya tidak perlu membawa sepedanya jauh-jauh sampai ke Pulau Sibandang.

Wisata bersepeda keliling Sibandang dapat menyediakan sepeda yang bisa dirental. Biayanya pun terjangkau, yakni Rp20.000 untuk dipakai dari subuh sampai pukul 18.00 WIB (sore).

“Ketersediaan sepeda di pulau bisa dipinjam banyak orang. Mulai dari rombongan kecil, sampai rombongan besar. Masyarakat pun akan mempunyai usaha ekonomi baru,” kata Tony Simangunsong, salah satu pesepeda dari Kotab’ers.

Pria yang sehari-harinya bekerja selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Taput ini mengatakan, penyewa dapat bebas membawa sepedanya ke mana saja asal tidak sampai merusak, menghilangkan, dan tidak membawa keluar dari pulau.

Ia juga menyarankan, sekiranya Pulau Sibandang menjadi incaran bersepeda wisata, warga juga harus berperan.Misalnya kesadaran ikut merawat dan membersihkan sisi-sisi lintasan, yang juga menjadi sarana infrastruktur jalan di pulau tersebut.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment