Bendahara Desa Alir Linci Aceh Singkil Bantah Dana BUMDes Dikuasai Kades

Bendahara Alur Linci

topmetro.news – Adanya pemberitaan dari salah satu media online lokal yang mengatakan bahwa salah seorang kepala desa di Aceh Singkil yakni Kepala Desa Alur Linci Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil, menguasai Dana BUMDes, membuat Bendahara BUMDes Alur Linci Husein angkat bicara.

Menurut Husein bahwa berita itu tidak benar dan mengada ada. Pasalnya menurut Husein, wartawan dari media tersebut tidak melakukan cel dan ricek mengenai kebenaran sebelum mempostingnya.

“Saya sangat menyayangkan atas cara oknum wartawan tersebut yang memberitakan desa kami tanpa melakukan cek n ricek, mengenai benar atau tidak kabar tersebut,” ucap Husein, Rabu (25/3/2020).

Tegas dia, apa yang diberitakannya itu semua tidak benar. Dana BUMDes Tahun Anggaran 2019 setelah Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (Perubahan APBKam) Desa Alur Linci Tahun Anggaran 2019, penyertaan modal BUMDes Harapan Maju dialokasikan sebesar Rp243.641.801. Bukan sebesar Rp254 juta sebagaimana yang diberitakan.

Penyertaan Modal BUMDes

Selain itu, sebut Husen, seluruh dana penyertaan modal BUMDes yang merupakan pengeluaran pembiayaan Pemerintah Kampung Alur Linci tersebut sudah seluruhnya ditransfer ke rekening BUMDes Harapan Maju pada tanggal 26 Desember 2019.

“Jadi data yang didapat media tersebut sama sekali tidak jelas dan tidak akurat,” terang Husein dengan nada kesal.

“Bagaimana mungkin kepala desa disebut menguasai Dana BUMDes. Sementara pemerintah desa sudah semuanya mentransfer penyertaan modal BUMDes ke rekening BUMDes Desa Alur Linci. Apa ini bukan hoak?” tanya Husen.

Kata dia, memang ada campur tangan kepala desa. Tapi itu hanya sebatas mengarahkan agar dana BUMDes bisa berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Biar dipahami, penggunaan Dana BUMDes tahun 2019, bahwa realisasinya telah sesuai dengan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Yaitu untuk pembuatan kandang sapi sebesar Rp78.797.000. Pembangunan pagar pakan sapi seluas 1,5 ha sebesar Rp71.000.900. Pembersihan lahan pakan sapi seluas 1,5 ha sebesar Rp11.562.000. Dan untuk pembelian lahan pertanian sebesar Rp50.000.000. Sehingga saat ini dana-dana sisa masih ada di relening BUMDes,” tuturnya.

Husen melanjutkan, pada saat awal mereka merencanakan untuk pengadaan sapi minimal sebanyak 20 ekor. “Namun setelah seluruh kegiatan kami laksanakan ternyata Dana BUMDes tahun 2019 hanya tersisa sebesar Rp32.281.901. Karena dana tidak mencukupi lagi, maka kita sepakat akan dibeli di penganggaran tahun 2020 ini.

reporter | Rusid Hidayat Berutu

Related posts

Leave a Comment