Nikson Nababan di Tengah Ancaman Virus Corona

Bupati Tapanuli Utara

topmetro.news – Wajah Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, kemarin siang, Kamis (26/3/2020), saat bertemu dengan puluhan wartawan di lantai 2 kantor bupati di Tarutung, terlihat letih. Wajahnya yang putih sedikit menghitam dan tubuhnya agak mengurus.

Tetapi suaranya masih jelas, membacakan sejumlah keputusan dan langkah penting pemerintah daerah dalam menyikapi perkembangan virus yang telah mengancam jagad ini, yakni corona atau covid-19. Salah satunya, sekolah diliburkan sampai tanggal 5 April.

Memang sebulan terakhir ini, Nikson Nababan berada di lapangan. Apa saja yang ia lakukan? Di antaranya, memimpin penyemprotan disinfektan, meninjau kantong-kantong tim kesehatan penanganan Covid -19. Meninjau posko pemantauan dan mengecek distribusi logistik. Mendirikan bilik dekontaminasi di terminal Siborongborong dan memimpin aksi penyemprotan ke Pasar Tarutung.

Itu dilakukan Nikson Nababan di tempat keramaian manusia yang sebenarnya sangat rawan penyebaran Corona. Tetapi tidak menyurutkan niatnya untuk terjun ke lapangan.

Minimnya APD

Selain itu, Nikson Nababan juga bercerita sangat mengkhawatirkan minimnya alat pelindung diri (APD) di daerah ini. Apalagi untuk tenaga kesehatan yang bekerja selama 24 jam.

Ia telah menghubungi pejabat di pusat dan provinsi untuk mengirimkan APD. Juga pihak-pihak lain yang ingin berdonasi terhadap sejumlah fasilitas medis yang dianggap mendesak untuk dipenuhi.

Namun tidak semua lobi itu berhasil. Ada juga pihak yang cuek terhadap kebutuhan utama daerah itu dalam rangkaian penghentian penyebaran Virus Corona.

“Berulangkali kita hubungi pihak Kementerian Kesehatan untuk segera mengirimkan APD, mengingat daerah ini (RSU Tarutung), ditetapkan sebagai salah satu rujukan Corona. Tetapi, belum juga dikirimkan,” kata Nikson.

Hal lain yang dilakukan bupati, memonitor langsung kondisi rumah sakit umum daerah di Tarutung yang ditetapkan sebagai salah satu rujukan Corona di Sumut. “Kita ditetapkan menjadi rujukan. Sebenarnya ini sangat perlu ditinjau kembali pihak Kementerian Kesehatan, terkait kelayakan rumah sakit kita menjadi rujukan Corona,” tandas Nikson Nababan.

Hari itu, sebelum membacakan beberapa poin yang sudah diketik di kertas. Pria ayah dua orang anak ini pun mengungkapkan perasaan hatinya. “Ayolah. Kita hadapi secara bersama-sama. Bergandeng tangan dan tidak menyudutkan pemerintah,” ajaknya.

“Dan mohon dicatat. Nomor ini untuk pengaduan dan informasi terkait Corona. 085262031922 yang ditangani Gugus Tugas Pelayanan Covid-19 Taput,” sebutnya.

Tangkis Corona

Dapat disimak, ungkapan bupati ini jelas mengarah pada situasi terkini tanah air, tidak terkecuali daerahnya Tapanuli Utara, tentang langkah pemerintah dan sikap masyarakat untuk meminimalkan dan menangkis penyebaran Virus Corona.

Imbauan Presiden dan turunannya yakni intsruksi kepala daerah sudah mengimbau agar masyarakat tetap di rumah (tidak berkerumun). Ini untuk mencegah penyebaran virus tidak semakin parah.

“Saya tidak mau, satupun rakyat saya terpapar Corona. Dan itu doa kita bersama. Harus kita hadapi secara bersama dengan menuruti aturan dan langkah-langkah yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya.

Nikson dan jajarannya yang bergabung di Gugus Tugas Penangkalan Covid-19 bekerja dari jam per jam. Hingga kadang melewati batas malam, memikirkan langkah-langkah selanjutnya, meminimalkan penyebaran virus ini. Tidak terkecuali, sang istri Satika Simamora, Ketua Tim Penggerak PKK Tapanuli Utara, ikut berjibaku.

“Dua pekan terakhir ini Bapak selalu tidur di atas jam 1 malam (dini hari-red). Memanggil secara bergantian pejabat di jajarannya dengan tujuan memastikan langkah penaganan yang dilakukan bawahanya,” sebut salah seorang teman dekat Nikson Nababan, yang sering berkunjung ke rumah dinas bupati.

Lantas, serta merta kah bupati mendapat dukungan atau apresiasi atas reaksi, kebijakan, keputusan dan sejumlah langkah kerjanya di tengah ancaman Corona di daerahnya? Ternyata tidak.

Di sejumlah grup besar jejaring sosial Facebook (FB), justeru ada saja masyarakat yang mencemooh sembari mengatakan, “Ini hanya pencitraan.”

Tetapi tidak sedikit pula yang memberi dukungan. “Ayo Pak Bupati. Berjuanglah terus untuk Taput dan sehat-sehatlah Bapak saat harus turun ke lapangan,” katanya.

Bukan Pencitraan

Nikson Nababan pun pada pertemuan dengan wartawan kemarin siang juga mengakui hal tersebut. “Berbuat dikaitkan pencitraan, tidak berbuat disalahkan juga. Jadi mana yang saya pilih?” tanyanya.

“Tetapi itu pun pilihan saya tentu saya akan bergerak terus sampai penyebaran Virus Corona ini dapat kita minimalkan. Bahkan jangan sempat warga saya ada yang terpapar. Dan saya tidak mau rakyat kelimpungan dan panik. Maka saya selaku pemimpin, harus berada di garda terdepan,” katanya, yang sore itu ia didampingi Kapolres Taput AKBP Horas M. Silaen, Dandim 0210/TU Letkol CZi. Agus Widodo dan Sekda Indra Simaremare.

“Pencitraan seperti apalagi. Sedangkan kita sedang berhadapan dengan masalah besar dan tidak bisa dilakukan dengan berpura-pura. Semuanya kita lakukan dengan terukur dengan satu tujuan, bagaimana supaya penyebaran ini tidak semakin parah dan rakyat tidak terinfeksi,” tandasnya.

“Jauh-jauhlah itu. Kalau saya dibilang pencitraan. Ini saya lakukan dengan tulus. Saya tetap akan bersama rakyat dan melakukanya demi rakyat,” kata Nikson.

Nikson melanjutkan bercerita, saat Pemkab Taput pun membagikan wedang jahe malah dituduh pencitraan. “Benar itu kita bagikan dan memang kerumunan tidak terhindarkan. Tetapi kita anjurkan agar jangan terulang lagi,” katanya.

Ia mengakui, bahwa yang dia lakukan bersama istri dan jajarannya adalah semata-mata untuk mendorong pejabat di tingkat bawah. Termasuk kepala desa untuk melakukan hal yang sama.

“Maka ibu-ibu PKK pun di desa saat ini sudah diajari cara membuat wedang jahe,” ungkapnya.

Ditambahkannya, Pemkab Taput sudah mulai melakukan perhitungan dan apa saja yang dapat dilakukan pemerintah sekiranya masa anjuran untuk tetap berada di rumah, berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

“Sudah ada tenaga kita siapkan (ASN), untuk menghitung dampak dan rugi yang dialami masyarakat di masa darurat bencana nonalam ini,” kata Bupati Tapanuli Utara ini.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment