Rahasia Kemenangan Muhammad Ali Atas George Foreman

rahasia kemenangan Muhammad Ali atas George Foreman

topmetro.news – Tanggal 30 Oktober 1974, Muhammad Ali membuat kejutan dengan meng-KO George Foreman di ronde kedelapan. Ini menjadi perhatian dunia tinju, khususnya seputar apa rahasia kemenangan Muhammad Ali atas George Foreman, yang nyaris mustahil itu.

Sebagaimana diketahui, kemenangan Ali ini sekaligus merebut kembali gelar juara dunia kelas berat yang direnggut darinya secara paksa, akibat menolak ikut Perang Vietnam pada 1967.

Padahal Ali tak difavoritkan menang melawan petinju yang membuat Joe Frazier dan Ken Norton tak berdaya. Frazier dan Norton adalah dua petinju yang mengalahkan Ali. Frazier dipukul jatuh Foreman enam kali sebelum menyerahkan gelar juaranya di ronde kedua. Norton yang dikenal tahan pukul pun menyerah dalam dua ronde.

Lalu apa rahasia kemenangan Ali dalam pertarungan bertajuk ‘Rumble in the Jungle’ itu? Satu kemungkinan faktornya adalah, karena duel itu dilaksanakan pada pukul 4 dinihari. Seperti pengakuan teman-temannya, Ali selalu dalam kondisi ‘on’ di pagi hari.

Entah itu berlari menelusuri perbukitan di kamp latihannya di Deer Lake, menulis puisi, ataupun menelepon kerabat dekatnya dengan suara lembut di tahun-tahun terakhir kehidupannya. Bagi Ali, pagi hari menjadi saat-saat paling produktif bagi dirinya.

BACA JUGA | Takut Bertarung, Mike Tyson Sebut Foreman Binatang

Guncang Sejarah Tinju

Pembuktian paling nyata terlihat dalam pertarungan melawan Foreman ketika di pagi hari, pukul 04.23, Ali mendaratkan pukulan straight kanan keras yang meng-KO Foreman di Kinshasa, Zaire. Penulis biografinya, Thomas Hauser mengatakan, momen tersebut ‘lebih menginspirasi kegembiraan dunia ketimbang pencapaian olahraga lainnya dalam sejarah’.

Salah satu saksi hidup kemenangan Ali adalah Gene Kilroy, manajer bisnisnya, yang hampir tiap hari mengunjungi kediaman Ali dan keluarganya di Arizona. Suatu kali, Kilroy mendatangi rumah Ali yang merayakan ultahnya yang ke-74. Mereka kemudian menonton rekaman pertarungan versus Foreman.

“Saya katakan kepada Ali bahwa George ingin pertarungan ulang,” kata Kilroy, tersenyum. “Dia menengok ke arah saya dan matanya menyala. Kemudian dia berbisik, ‘Dia tidak akan mendapatkannya’. Dia amat suka menonton rekaman pertarungan-pertarungannya.”

Kilroy masih sering merinding kala ingat dirinya memasuki ruang ganti Foreman beberapa menit sebelum pertarungan untuk melihat tangan sang juara dibalut dengan perban. “Ketakutan terbesar saya adalah seandainya Ali terluka,” kata Kilroy. “Seberapa bagus rumah sakit di Zaire?”

Karena pertimbangan itu, Kilroy ingin mereka menyiapkan pesawat dan terbang ke Prancis seandainya Ali harus dirawat. Namun, dengan penuh percaya diri, Ali mengatakan, “Jangan khawatirkan saya. Khawatirkan George.” Kepercayaan diri Ali tersebut, kata Kilroy, dipupuk oleh keyakinannya sebagai seorang Muslim.

Faktor Penundaan

Ada lagi dua faktor yang kurang diketahui sebagai rahasia kemenangan Ali atas Foreman dan juga terhitung penting. Persiapan Ali untuk duel ini secara kebetulan terbantu oleh penundaan yang membuatnya tetap terisolasi di Desa N’Sele, sekitar 40 mil di luar Kinshasa di dekat Sungai Zaire selama 55 hari sebelum pertarungan.

“Jika pertarungan itu dilaksanakan di Amerika, dia tidak akan sebugar seperti saat di Zaire,” kata Kilroy. “Berada di Zaire, di mana orang-orang tak mengerubutinya, menariknya kesana-kemari, sangatlah membantu. Kami punya koki kami sendiri, desa kecil kami sendiri. Rasanya seperti satu keluarga besar yang bahagia.”

Ali menjalani rutinitas hariannya di Zaire seperti ini: Berlari pada pukul 4 pagi, sarapan, menonton film, tidur siang, sesi latihan sore di sasana buatan, makan malam, lalu berjalan-jalan di sepanjang sisi sungai, sebelum tidur pada pukul 10 malam.

sumber | liga olahraga

Related posts

Leave a Comment