Pemilik Diamond Spa Diusir Anggota DPRD Medan

TOPMETRO.NEWS – Dianggap arogan dan tidak memiliki etika ketika berbicara dalam Rapat Dengar (RDP), Bagas Sagala, pemilik sekaligus pengelola Diamond Spa diusir dari ruangan Komisi C DPRD Medan, Selasa (18/4).

RDP yang diketuai Anton Panggabean ini bermula saat Sekretaris Komisi C Zulkifli, menanyakan dan meminta  kelengkapan surat perizinan usaha dan pajak Diamond Spa. Namun belum lagi Zulkifli selesai berbicara, Bagas Sagala dengan arogannya sudah menyela dan membentak Zulkifli.

“Bagaimana saya mau membawa surat izin, karena tempat yang saya kelola semua izinnya lengkap. Dan pertanyaan bapak saya harus membawa surat izin seolah-olah saya ini mau di eksekusi saja, saya pikir datang kemari hanya untuk diskusi saja”, ujarnya kepada Zulkifli dengan suara lantang.

Hal sama juga dilakukannya pada saat anggota Komisi C lainnya Andi Lumban Gaol menanyakan kepada Bagas Sagala, soal besaran pajak yang diberikan Diamond Spa kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Medan ( Dulu Dispenda) . Namun belum lagi Andi selesai bertanya, pengusaha Diamond Spa ini kembali lagi menyela dan menjawab pertanyaan Andi Lumban Gaol.

Diakuinya, BP2R Medan menetapkan pajak hiburan kepada Diamond Spa sebesar 35 persen. Dan Diamond Spa secara rutin telah membayar pajak tersebut disekitaran 5 juta rupiah perbulan.

Namun, ketika Andi menanyakan kembali mengapa begitu besar pajak yang dikenakan BP2R belum lagi Andi selesai bertanya,  lagi-lagi Bagas Sagala memotong pembicaraan dewan dengan menyebut, menurut pengakuan BP2R  bahwa DPRD yang membuat aturannya.

Namun, ketika ditanya DPRD mana yang membuat aturan, Bagas mengelak dan mengatakan tidak tahu. Tapi, ketika Andi masih bertanya lagi, lagi-lagi Bagas menyela pertanyaan dewan.

Melihat sikap arogan pemilik Diamond Spa Jalan Sei Belutu ini, anggota Komisi C Mulia Asri Rambe langsung membentak Bagas Sagala.

“Dari tadi saya perhatikan kau tidak ada sopannya dalam berbicara, suka-suka hatimu saja ngomong kulihat. Nanti ada waktumu berbicara kalau kau sudah diizinkan berbicara setelah selesai dewan bertanya,” bentak pria yang akrab disapa Bayek itu.

Tidak senang dibentak, terjadi adu mulut dalam RDP itu. Pemilik Diamond Spa mengeluarkan telepon genggamnya. “Tunggu saya telepon seseorang,” tantang Bagas Sagala.

Bayek yang tidak suka dengan sikap arogannya langsung menantang. “Telepon kau sekarang siapa yang mau kau bawa kemari. Kami tunggu sekarang juga,” tantang balik Bayek.

Ditantang seperti itu, pemilik Diamond Spa ini langsung pergi meninggalkan ruangan rapat.

Menanggapi sikap arogan pemilik Diamond Spa ini,  Bayek mengatakan, bahwa perilaku yang ditunjukkan Bagas Sagala sangat tidak sopan dan tidak beretika.

“Seharusnya didalam RDP selesai dewan bertanya dulu, baru dia menjawab. Ini belum habis lagi dewan bertanya dia sudah menyela dengan suara yang tinggi kepada dewan yang bertanya. Dan tidak menghormati pimpinan rapat”, terang Bayek.

Sementara itu Anton Panggabean mengatakan, Komisi C DPRD Medan segera memanggil kembali Diamond Spa, BP2R dan Dinas Pariwisata terkait izin usaha dan pajak.

“Kita akan mengkonfrontir pengakuan Diamond Spa kepada dinas- dinas tersebut terkait izin usaha dan pajak yang dikenakan Dispenda Medan sebesar 35 persen. Karena pajak yang dikenakan tersebut dinilai terlalu tinggi. Soal izin usaha, bila Diamond Spa tidak memiliki izin usaha maka Diamond Spa harus ditutup,” papar Anton Panggabean.( TM/007)

Related posts

Leave a Comment