Lima Faktor Mengapa Elektabilitas Akhyar Nasution Semakin Menguat

elektabilitas Akhyar Nasution

topmetro.news – Pengamat politik Sumatera Utara Shohibul Anshor Siregar menilai, tingkat elektabilitas Akhyar Nasution saat ini semakin menguat. Bahkan jauh meninggalkan bakal calon walikota Medan lainnya.

Hal itu dikemukakannya dalam dialog ‘Dinamika Pilkada Medan 2020’ bersama Komunitas Medan Cantik (KMC) dan ‘nBASIS, di Amaliun Food Court, Senin (6/7/2020).

Menurutnya ada lima faktor utama yang membuat tingkat kepercayaan pemilih semakin menguat.

Pertama, kerja keras dan cepat turun ke tengah masyarakat selama masa Pandemi Covid 19 yang dilakukan Akhyar sejak Maret lalu. Akhyar dinilai publik lebih sigap dibanding KDh lain yang terlihat lebih banyak berwacana di televisi. Sedangkan ia melakukan aksi nyata bukan bernarasi di belakang meja.

Simpati Publik

Kedua, pemanggilan atau apakah pemeriksaan yang dilakukan Poldasu terhadap Akhyar terkait pelaksanaan MTQ justeru memunculkan kesan ia tengah ‘dikriminalisasi’.

Publik malah bersimpati kepada Akhyar dan mempertanyakan super cepatnya pemeriksaan anggaran yang masih berjalan oleh pihak kepolisian. Sehingga aroma politis lebih mengemuka ketimbang nuansa penegakan hukum.

Ketiga, adanya intervensi penguasa berkolaborasi dengan semua kekuatan politik yang berupaya menjadikan calon tunggal di Pilkada Medan 2020, memunculkan resistensi yang tinggi terhadap calon karbitan.

Situasi ini justeru memunculkan simpati publik kepada Akhyar. Lantas kemudian memberikan jalan alamiah bagi kemunculan koalisi partai pendukung Akhyar. Koalisi PKS dan Partai Demokrat sangat terbuka sekali bisa terwujud secara alamiah dilahirkan dari benih resistensi ‘kerakusan’ kekuasaan .

Keempat, sosok sederhana yang konsisten dijalankan dalam kehidupan keseharian Akhyar beserta istri dan anak-anaknya itu sangat dinikmati publik. Kesetiaan hidup dalam garis kesederhanaan yang dipertontonkan Akhyar dan keluarganya memunculkan kepercayaan kuat publik, bahwa Akhyar seorang yang anti-korup. Serta tidak mau menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan diri maupun kelompoknya.

Publik sangat yakin, sosok Akhyar ini akan mengakhiri ‘tradisi’ KDh Kota Medan berakhir di prodeo.

Sosok Marhaen

Kelima, sosok marhaen dan nasionalis dipadu dengan ke-Islaman yang kuat dari diri Akhyar Nasution, menjadi daya tarik dan modal besar baginya untuk memenangkan kontestasi Pilkada Medan Desember 2020.

Karakteristik seperti itu memang dibutuhkan di Kota Medan. Sehingga tatkala Akhyar maju dicalonkan dari PDIP, resistensi seperti yang dialami di dua kali pilpres di Medan plus Pilgubsu dengan calon Djoss, tak akan menimpa pada sosok Akhyar.

Sebaliknya jika Akhyar ditinggal PDIP dan diusung PKS-PD, kaum marhaen dan nasionalis tak akan meninggalkannya. Malah dengan mudah ikut menyatukan kekuatan bersama partai yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan (PKS) serta partai yang berplatform untuk demokrasi (PD).

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment