Adira Finance Mencatatkan Laba Bersih Rp597 Miliar pada Semester I-2020

pembatasan mobilitas

topmetro.news – Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal tahun 2020 telah menjadi krisis kesehatan global. Lalu, adanya pembatasan mobilitas mengakibatkan terganggunya kegiatan ekonomi global dan domestik. Akibatnya ekonomi global mengalami kontraksi yang cukup dalam di tahun 2020.

Sedangkan di Indonesia, PDB pada kuartal II-2020 juga diperkirakan mengalami penurunan menjadi -5,08%, menurut Kementerian Keuangan. Namun, pemulihan kegiatan ekonomi diperkirakan akan terjadi secara bertahap, sejalan adanya relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak pertengahan Juni 2020.

Bank Indonesia telah memangkas suku bunga BI7DRR sebanyak 4 kali hingga Juli 2020 menjadi 4,0%. Nilai tukar Rupiah terkendali di kisaran Rp14.300-14.700/USD.

Akibat terganggunya kegiatan ekonomi yang disebabkan oleh dampak dari Pandemi Covid-19, industri otomotif mengalami penurunan yang signifikan. Terlihat dari penurunan penjualan mobil baru ritel domestik sebesar 42%, yang mencapai 291 ribu unit di 6M2020.

Sementara itu, penjualan sepeda motor baru ritel domestik tercatat sebesar 2,0 juta unit. Atau menurun sebesar 36% pada semester I-2020.

Penjualan secara ritel ini mengacu pada penjualan yang dilakukan dari dealer ke pelanggan. Dimana mencerminkan bisnis perusahaan multifinance dalam menyediakan pembiayaan dalam segmen ritel ini.

Sedangkan penjualan whole sales mengacu kepada penjualan dari manufaktur ke dealer.

Pembiayaan Baru

Secara keseluruhan, total pembiayaan baru Adira Finance sepanjang Semester I-2020, turun sebesar 47%, menjadi Rp10,1 triliun. Ini sejalan dengan penurunan pada industri otomotif.

Hal ini disebabkan lesunya daya beli masyarakat dan penerapan PSBB. Dimana sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan, sehingga berdampak pada pada pembiayaan mobil dan motor.

Total penjualan segmen sepeda motor dan mobil masing-masing mengalami penurunan menjadi Rp4,7 triliun dan Rp3,6 triliun di 1H20. Sementara, segmen non-automotive tercatat sebesar Rp1,8 triliun.

“Sejak April 2020, Adira Finance telah memberikan bantuan kepada konsumen yang secara langsung terkena dampak pandemic Covid-19 dalam bentuk
restrukturisasi kredit. Ada pun konsumen yang memenuhi syarat untuk restrukturisasi, sesuai dengan kriteria yang diarahkan oleh APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia) dan OJK. Hingga 30 Juni 2020, jumlah konsumen yang telah melakukan restrukturisasi sebesar 745 ribu kontrak atau sekitar Rp17,4 triliun,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance.

“Total piutang yang dikelola pada Semester I-2020 sebesar Rp50,4 triliun, turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di tengah pandemi ini
perusahaan terus berupaya melayani kebutuhan konsumen dan mitra dengan tetap menyalurkan pembiayaan baru secara selektif yang disesuaikan pada
kondisi pasar saat ini. Untuk mendukung masa new normal, kami telah melakukan inovasi pelayanan dengan menghadirkan aplikasi mobile/platform online seperti Adiraku, Momobil, dan Momotor, agar konsumen dapat dapat dengan nyaman mengajukan pembiayaan untuk kebutuhan mereka,” sambung Hafid Hadeli.

Pendapatan Perusahaan

Segmen pembiayaan baru pada sepeda motor baru di Semester I-2020 tercatat mengalami penurunan sebesar 47%, menjadi Rp3,8 triliun. Honda masih
berkontribusi terbesar dengan komposisi sebesar 65% dari total pembiayaan sepeda motor baru. Diikuti oleh Yamaha 29% dan Kawasaki 4%.

Selain itu, pembiayaan mobil baru di Semester I-2020 sebesar Rp2,2 triliun, turun 51% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Segmen mobil baru komersial tercatat mengalami penurunan sebesar 47% menjadi Rp1,1 triliun. Sementara segmen mobil baru penumpang turun 53% menjadi Rp1,1 triliun.

Dari sisi keuangan, perusahaan membukukan pendapatan bunga Rp5,8 triliun, relatif flat atau sedikit turun sebesar 1%. Dan beban bunga turun 2% menjadi Rp2,3 triliun pada Semester I-2020.

Pendapatan bunga bersih relatif flat menjadi Rp3,6 triliun, menghasilkan margin bunga bersih sebesar 13,5%. Beban operasional tercatat tumbuh tipis sebesar 1% menjadi Rp3,9 triliun di Semester I-2020. Biaya kredit meningkat sebesar 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Serta adanya biaya kerugian atas restrukturisasi sebesar Rp298 miliar.

Sehingga membawa laba bersih menjadi Rp597 miliar, turun sebesar 37%. Per Juni 2020, rasio ROA dan ROE masing-masing tercatat sebesar 3,5% dan 16,0%.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment