Krisis Qatar, Negara Muslim Non-Arab Dilematis

qatar

TOPMETRO.NEWS – Kali ini negara muslim non-Arab bakal kesulitan pasca perseteruan diplomasi di kawasan Teluk berupa pengucilan Qatar oleh sejumlah negara Arab lainnya.

Malaysia dan Pakistan terancam harus memihak. Sementara Indonesia sebagaimana yang dianut ‘bebas aktif’ berusaha bersikap netral antara Arab Saudi dan Iran.

Negara-negara muslim non-Arab, seperti dilaporkan Deutshe Welle, Rabu (7/6), ikut terjebak dalam perseteruan di Teluk Persia antara Arab Saudi dan Qatar.

Malaysia dan Pakistan menghadapi dilema terbesar menyusul kedekatan kedua negara dengan Riyadh dan Doha.

Februari lalu, sebagaimana laporan kompas, Malaysia menerima kedatangan Raja Salman yang menandai kunjungan Kerajaan Arab Saudi pertama sejak lebih dari satu dasawarsa.

Sebulan berselang Kuala Lumpur menandatangani kerja sama pertahanan dengan Qatar.

Seorang sumber di pemerintah Malaysia mengatakan, upaya Kuala Lumpur memperkuat hubungan dengan Qatar, termasuk kunjungan menteri luar negeri bulan lalu, akan menjadi bumerang.

“Kami mengambil risiko terlalu besar dengan mendukung Qatar,” ujarnya kepada kantor berita Reuters.

Perseteruan diplomatik antara Qatar dengan lima negara Arab diyakini merupakan manuver tidak langsung untuk mengisolasi Iran dan menempatkan negara muslim non Arab “dalam posisi yang tidak nyaman,” kata James Dorsey, pengamat senior di S Rajaratnam School of International Studies, Singapura.

“Saudi melihat Iran sebagai sumber ancaman teror, lebih besar ketimbang Islamic State (ISIS, Red). Dan banyak negara Muslim non-Arab yang mungkin tidak sepakat dengan hal itu,” tuturnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa (6/6), mendapat telepon dari Menlu Iran Mohammad Javad Zarif untuk membahas krisis di Teluk, demikian juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir. Jakarta lalu menyerukan rekonsiliasi dan dialog untuk meredakan ketegangan.

Sementara Pakistan yang memiliki hubungan erat dengan Riyadh juga tidak ingin memancing amarah Iran atau Qatar.

Islamabad tahun lalu menandatangani perjanjian dagang dengan Doha untuk mengimpor 3,75 juta ton gas alam cair. (kom-**)

Related posts

Leave a Comment