Ubah Gaya Hidupmu Kalau tak Mau Diserang Diabetes dan Kelebihan BB

Ubah gaya hidup

TOPMETRO.NEWS – Ubah gaya hidup sejak sekarang! Setidaknya ini saran dari pakar kesehatan. Kaum ahli percaya ada hubungan obesitas dengan diabetes. Obesitas alias kelebihan berat badan (BB), terutama kelebihan lemak di sekitar pinggang, disebut penyebab utama resistensi insulin.

Para ilmuwan dulu berpikir jaringan lemak berfungsi hanya sebagai penyimpanan energi. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa lemak perut menghasilkan hormon dan zat lain yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tidak seimbang, dan penyakit kardiovaskular.

Lemak perut berperan dalam mengembangkan peradangan kronis yang dapat merusak tubuh dari waktu ke waktu, tanpa tanda atau gejala.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa interaksi kompleks dalam jaringan lemak menarik sel-sel kekebalan ke area itu dan memicu peradangan kronis tingkat rendah.

Peradangan ini dapat berkontribusi pada pengembangan resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan kardiovaskular. Studi menunjukkan bahwa pengurangan berat badan dapat mengurangi resistensi insulin dan mencegah atau menunda diabetes tipe 2. Itu sebabnya, hubungan obesitas dengan diabetes begitu dekat dan kita harus mengantisipasinya.

Banyak penelitian menilai aktivitas fisik dikaitkan dengan resistensi insulin, sering mengarah ke diabetes tipe 2.

Di dalam tubuh, lebih banyak glukosa digunakan otot daripada jaringan lain. Biasanya, otot aktif membakar glukosa yang disimpan untuk energi dan mengisi cadangan energi dengan glukosa yang diambil dari aliran darah. Juga menjaga kadar glukosa darah seimbang.

Studi menunjukkan setelah berolahraga, otot menjadi lebih sensitif terhadap insulin, membalikkan resistensi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah. Olahraga juga membantu otot menyerap lebih banyak glukosa tanpa perlu insulin. Semakin banyak otot yang dimiliki tubuh, semakin banyak glukosa yang dapat terbakar untuk mengontrol kadar glukosa darah.

FAKTOR PENYEBAB LAIN

Penyebab lain resistensi insulin mungkin termasuk karena beberapa jenis penyakit tertentu, kondisi hormon, penggunaan steroid, penggunaan obat, faktor usia, masalah tidur dan merokok.

Apakah tidur itu penting?

Studi terkait hubungan obesitas dengan diabetes menunjukkan, bahwa masalah tidur yang tidak diatasi, dapat meningkatkan risiko obesitas, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2. Pekerja shift malam juga mungkin berisiko tinggi untuk masalah ini.

Susah tidur adalah gangguan umum dimana pernapasan seseorang terganggu selama tidur.

Orang-orang mungkin tersadar dari tidur nyenyak dan tertidur pulas ketika napas tidak terganggu. Ini menghasilkan kualitas tidur buruk dan menyebabkan masalah kantuk, atau kelelahan berlebihan, pada siang hari.

Banyak orang tidak menyadari gejala ini dan tidak didiagnosis. Orang-orang yang berpikir, mereka mungkin memiliki masalah tidur harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan mereka.

APA ITU PREDIABETES?

Prediabetes, suatu kondisi di mana kadar glukosa darah atau A1C -yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata- lebih tinggi dari normal.

Tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes. Prediabetes ini sangat umum di Amerika Serikat. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS memperkirakan bahwa setidaknya 84,1 juta orang dewasa AS berusia 18 tahun atau lebih memiliki pradiabetes pada tahun 2015.

Orang dengan pradiabetes berisiko meningkat menjadi diabetes tipe 2 yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Bagaimana resistensi insulin berhubungan dengan diabetes tipe 2 dan prediabetes?

Resistensi insulin meningkatkan risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan prediabetes. Prediabetes biasanya terjadi pada orang yang sudah memiliki resistensi insulin. Meskipun resistensi insulin saja tidak menyebabkan diabetes tipe 2, namun bisa menjadi faktor penentu stadium untuk penyakit dengan adanya permintaan tinggi pada sel beta penghasil insulin.

Dalam prediabetes, sel-sel beta tidak dapat lagi memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi resistensi insulin. Ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat di atas kisaran normal.

Sekali seseorang memiliki pradiabetes, biasanya mengarah ke diabetes tipe 2. Penderita diabetes tipe 2 memiliki glukosa darah tinggi. Seiring waktu, glukosa darah tinggi merusak saraf dan pembuluh darah. Ini menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi ekstremitas bawah.

MENGUBAH GAYA HIDUP

Penelitian telah menunjukkan bagaimana hubungan obesitas dengan diabetes. Bahwa kemudian kebanyakan orang dengan pradiabetes berkembang jadi diabetes tipe 2 dalam 10 tahun. Kecuali mereka mengubah gaya hidup mereka.

Perubahan gaya hidup termasuk kehilangan 5 hingga 7 persen berat badan mereka -10 hingga 14 pound untuk orang yang memiliki berat 200 pon- dengan membuat perubahan dalam pola makan dan tingkat aktivitas fisiknya.

reporter | jeremitaran

sumber\foto | KAIROS

Related posts

Leave a Comment