Terkait Ricuhnya Calon Penumpang KMP Simanindo Tujuan Tigaras, Kasatpel ASDP tidak Bisa Menunjukkan Bukti Tiket

Sebagaimana berita sebelumnya, ricuh di KMP (Kapal Motor Penyeberangan) Ihan Batak langsung dapat tindak lanjut dari Dinas Perhubungan Samosir.

topmetro.news – Sebagaimana berita sebelumnya, ricuh di KMP (Kapal Motor Penyeberangan) Ihan Batak langsung dapat tindak lanjut dari Dinas Perhubungan Samosir.

Kadis Perhubungan Pemkab Samosir Laspayer Sipayung langsung memimpin rapat dengan Karang Taruna Desa Ambarita selaku pengelola parkir. Ikut juga pihak ASDP selaku pengelola KMP Ihan Batak dan pihak pengelola dermaga yaitu Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

Rapat berlangsung di Kantor Dermaga Simanindo Kabupaten Samosir, Senin (28/3/2022).

Usai rapat, Laspayer Sipayung menjelaskan kepada pihak media, bahwa kejadian sebelumnya muncul karena ada kesalahpahaman. “Hari ini kami memanggil pihak pengelola parkir dan juga meminta keterangan dari pihak ASDP selaku pengelola Ferry Ihan Batak,” jelasnya.

Menurut Laspayer, Dinas Perhubungan Samosir hanya mengurusi parkir. Pihak ASDP terkait ferry dan BPTD mengurusi area pelabuhan atau dermaga.

Kapasitas KMP

Laspayer juga menjelaskan, bahwa kapasitas Ihan Batak maksimal 32 unit kenderaan. Namun tergantung jenis kendaraannya. Jika ada jenis bus, maka jumlahnya bisa berkurang.

Terkait adanya yang komplain Hari Minggu kemarin, Laspayer menjelaskan, bahwa ada tujuh kenderaan dalam satu rombongan. Sesuai dengan kapasitas muatan KMP Ihan Batak (32 minibus), maka hanya lima dari tujuh unit mobil tadi yang bisa masuk ke dalam KMP. Lalu ketika ada komplain, mereka sepakat untuk keluar dan mencari jalur lain.

“Jadi tidak ada yang dirugikan. Kalaupun rombongan yang tujuh mobil itu memberikan uang parkir, saya pikir itu wajar. Sebab mereka sudah menggunakan lapangan parkir pelabuhan ini,” ujarnya.

Kemudian Laspayer juga mengatakn bahwa pihaknya telah memberikan surat peringatan kepada pihak pengelola parkir.

“Dengan ini kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang kurang nyaman dengan pelayanan kami. Ke depan kami akan perbaiki. Saat ini kami akan membina dan koordinasi dengan BPTD dan ASDP untuk pelayanan yang lebih baik,” ujarnya.

Sementara pihak UPT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) melalui Kepala Satuan Pengelola Dermaga Simanindo Awal Batubara mengatakan, di Dermaga Ambarita tersebut, ada tiga manajemen. Yaitu Dinas Perhubungan Pemkab Samosir mengelola parkir, ASDP menangani dermaga, serta Managemen KMP Ihan Batak itu sendiri.

“Terkait adanya ricuhnya pengguna jasa atau penumpang Ferry Ihan Batak, itu di luar manajemen kami. Kan ada petugas parkir. Harusnya dari rombongan tujuh mobil itu, lima lagilah yang muat. Tapi yang dua mobil lagi langsung menerobos dari parkiran menuju ferry,” ujarnya.

Keberadaan Tiket

Saat wartawan menanyakan mengenai tiket tujuh mobil rombongan dimaksud, kapan jadwalnya, ia mengatakan, tentu tiketnya sudah dibatalkan. Dan itu sudah ‘clear’.

Mengenai apakah pihak pengelola Dermaga Simanindo bisa menunjukkan tiket tujuh mobil rombongan tersebut, Awal Batubara mengatakan ada. Dan ia mengatakan bisa menunjukkannya.

Menjawab pertanyaan, apakah pihaknya menjual tiket melebihi kapasitas, ia mengatakan bahwa tiket bisa terjual. Namun jika tidak muat dalam trip yang akan berangkat, akan pindah ke jadwal berikutnya.

Namun ketika diminta wartawan menunjukkan bukti tiket dimaksud, ia berdalih dan mengaakan tiketnya sudah tidak ada.

Tiket ketujuh mobil tersebut tentunya dapat membuktikan apakah waktu keberangkatannya bersamaan atau tidak. Namun Awal Batubara mengatakan tiketnya ada di pemilik mobil.

“Ada tiketnya sebagai bukti saja sama kami itu. Sebagai bukti pemesanan saja itu. Jika bisa kami tunjukkan. Namun akan kami tanya dulu kepada petugasnya,” kata Awal Batubara seraya meninggalkan ruang rapat dengan alasan makan siang.

Sampai wartawan meninggalkan lokasi, Awal Batubara tidak kelihatan di area Dermaga Ambarita.

reporter | Tetty Naibaho

Related posts

Leave a Comment