Orangtua Korban Dukung dan Percaya Polres Langkat Ungkap Pelaku

Orangtua Korban Dukung dan Percaya Polres Langkat Ungkap Pelaku

topmetro.news – Masih terngiang jelas suara anaknya dan bayang-bayang almarhum Anang Makhruf alias Nanang yang harus kehilangan nyawa karena diduga maling kotak infak Masjid di Dusun Teluk Nibung Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tanjung Pura, Senin (11/4/2022), sekira pukul 02.30 WIB kemarin.

“Bahkan, tadi malam almarhum datang memegang kaki saya. Rasanya seperti kapas menyentuh kaki saya serasa memohon ampun memanggil nama saya,” ujar Endang Sri Lestari (47), ibunda almarhum Anang Makhruf alias Nanang sembari menitikkan air mata di sela-sela persiapan yasinan malam ke-7 di rumahnya di Dusun III Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat saat disambangi topmetro.news, Minggu (17/4/2022) siang.

Menurut Endang Sri Lestari, pihaknya sangat menyesalkan sikap biadab orang-orang yang menganiaya anaknya. “Jujur. Anak saya itu baik hati dan gak bisa melihat kawannya berkeluh susah. Saya gak tau gimana dia di luar sana. Tapi yang saya tau anak saya itu orangnya baik,” ujarnya.

Sri Lestari mengatakan jika orang-orang yang menganiaya anak saya dalam masalah kotak infak itu ingin membunuh anaknya, tusuk saja pakai pisau. “Ditusuk pakai pisau saja kan mati juga. Kalau ingin memberi pelajaran, patahkan saja tangannya, kami bisa terima dan ikhlas. Tapi bukan disiksa kayak gitu sampai kritis dengan tangan terikat ke belakang. Siapa yang bisa nerima jika anaknya diperlakukan seperti itu?” ujarnya sambil terisak.

Sementara itu, ayah almarhum Anang Makhruf alias Nanang, Marwan (50), mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih dalam keadaan berduka.

“Saya juga sudah mendengar jika Polres Langkat sudah ada menangkap 2 orang yang diduga pelaku yang ikut menganiaya anak saya. Saya sangat bersyukur. Tapi kenapa hanya 2? Padahal dari video yang beredar cukup banyak yang menyiksa anak saya sampai kehilangan nyawanya dengan sadis,” paparnya.

Apresiasi Polres Langkat

Marwan mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan media yang terus peduli dengan apa yang dialami anaknya. Terlebih kepada penyidik di jajaran Polres Langkat.

“Pada intinya, kami sekeluarga telah mempercayakan penanganan kasus yang dialami anak saya kepada Polres Langkat. Kami percaya jika jajaran Polres Langkat akan mengungkap semuanya. Tapi tolong, jangan ada upaya-upaya pihak-pihak yang ingin melakukan penangguhan penahanan para pelaku. Demi keadilan hukum, kami percaya Polres Langkat akan menindak tegas siapa pun yang terlibat menyebabkan anak saya meninggal dengan cara sadis,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga sangat menyesalkan lambannya pihak RSUD memberikan pertolongan kepada anak saya.

“Bayangkan, sekitar jam 05.00 subuh saya ke Rumah Sakit Umum Tanjung Pura, anak saya cuma mendapat jahitan di bibir dan sedikit perban di bagian bahu. Lebih 1 jam anak saya kritis dan koma tapi cuma dapat pelayanan itu. Saya sempat marah, barulah dipasang oksigen untuk alat bantu pernafasan,” tuturnya.

Selanjutnya, sambung Marwan, anaknya yang sudah dalam keadaan kritis dan koma dirujuk ke Rumah Sakit Putri Bidadari.

“Nah, di RS Putri Bidadari, anak saya masuk ke ICU dan diberikan pelayanan maksimal. Tapi Allah berkehendak lain, Senin (11/4/2022) sekitar pukul 13.30 siang, saat saya hendak menjemput Ibunya, saya dikabari jika anak saya dalam kondisi kritis. Saya sudah bisa menebak, jika anak saya telah meninggal,” tuturnya sedih.

Dalam kesempatan itu, Marwan minta tolong dan berharap kepada awak media agar saat-saat seperti ini jangan mengambil foto dirinya atau istrinya. “Saya faham kawan-kawan media butuh foto untuk pemberitaan. Tapi tolonglah harap mengerti kondisi kami saat ini. Biarlah polisi yang bekerja untuk mengungkap siapa-siapa yang terlibat menyiksa anak saya hingga meregang nyawa dengan cara-cara sadis,” tutupnya.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment