Pemerhati Media : Pernyataan Gubsu tidak Tau Pekerjaan Merupakan Bentuk Kiasan

Pemerhati Media : Pernyataan Gubsu tidak Tau Pekerjaan Merupakan Bentuk Kiasan

Topmetro.news – Pemerhati media yang juga dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan ( STIK-P) Medan, Lia Anggia Nasution menanggapi pemberitaan di media online tentang Gubsu, Edy Rahmayadi tidak tahu pekerjaannya padahal sudah menjabat 4 tahun sebagai Gubsu, dinilainya bukanlah pernyataan yang sesungguhnya.

“Pernyataan itu lebih berbentuk kiasan, untuk menekankan betapa penting dan strategisnya mengelola sumber daya manusia yang berkualitas,” ujarnya, Selasa (26/7) malam di Medan seraya berpendapat mengutip pernyataan tersebut hendaklah tidaklah hanya secara literlete.

Menurut pemerhati media ini, dalam kaidah bahasa Indonesia dikenal ada bahasa kiasan yakni kata-kata yang tidak formal, bukan dalam arti kata sebenarnya. Kata kiasan ini menurutnya untuk memberi penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan.

Selain itu, menurut penasehat Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut ini, dalam berkomunikasi ada proses komunikasi yang berlangsung dikarenakan faktor kebiasaan dan latar belakang seseorang.

Hal ini sangat dipengaruhi akan dua budaya yakni high context culture dan low context culture.

Pesan Nonverbal

Dikatakannya, Gubsu Edy melakukan gaya komunikasi yang dipengaruhi budaya konteks tinggi, ini juga kerap dilakukan oleh Presiden. Jokowi saat berpidato.

Kata Anggi, budaya konteks tinggi ini senantiasa ditandai dengan komunikasi konteks tinggi. Yaitu kebanyakan pesan bersifat implisit tidak langsung dan tidak terus terang.

Pesan yang sebenarnya tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara. Berbeda dengan budaya konteks rendah yang senantiasa ditandai dengan pesan verbal yang eksplisit.

Sebagaimana pada pemberitaan sebelumnya Gubsu Edy Rahmayadi pada acara Pelantikan Ikatan Assesor Profesional Indonesia (IASPOL) Sumatera Utara di Aula.T.Rizal Nurdin ( Senin, 25 Juli 2022). Gubsu dalam sambutannya menekankan pentingnya mengelola sumber daya manusia. Dan itu harus ditata dan menjadikannya program prioritas apalagi Indonesia adalah negara terbesar nomor 4 di dunia. Dengan jumlah penduduknya termasuk di Sumut ada 15 juta penduduk yang harus dikelola dan dipersiapkan sumber daya manusianya. Agar trampil dan berkualitas bisa bersaing dengan tuntutan zaman.

Gubsu waktu itu mencontohkan dirinya yang jadi Gubsu tidak ada test potensi kemampuan seperti tes para manager dan pejabat karir lainnya.

Menurut Anggi, apa yg disampaikan Gubsu itu menunjukkan kerendahan hatinya sebagai seorang Jenderal. Mantan Panglima Konstrad yang mengomandoi ratusan ribu prajurit berkualitas.

“Jadi tidaklah mungkin beliau tidak paham tugasnya sebagai Gubsu, ” ujar Anggi Nasution.

Dia berharap semua pihak tidak bereaksi secara negatif yang dapat menimbulkan kegaduhan. Karena itu adalah bahasa kiasan yang sebenarnya tidaklah perlu dikemas menjadi bernuansa subjektif.

Penulis | Erris

Related posts

Leave a Comment