Gubsu Bercerita Tentang Infrastruktur di Hadapan BEM Medan

Gubsu Bercerita Tentang Infrastruktur di Hadapan BEM Medan

topmetro.news  Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahyamadi bercerita tentang pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumut sudah direncanakan sejak tahun 2019. Lalu dengan melakukan usaha untuk meminjam uang kepada Pemerintah Pusat hingga pinjaman pihak asing. Hal itu, disampaikan Gubernur Sumut  dengan puluhan mahasiswa dari berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Medan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman, Kota Medan, Selasa (23/8/2022) siang.

Gurbernur Edy menjelaskan untuk melakukan perbaikan jalan rusak sepanjang 450 kilometer di Sumut ini, Pemprov Sumut tidak memiliki uang atau anggara. Sehingga mantan Pangkostrad itu, putar kepala untuk meminjam uang.

“Kita mau meminjam duit, karena duit kita untuk bangun jalan tidak cukup. Pinjam duit sama (Menteri Keuangan) Sri Mulyani, namanya SMI. Tahu bunganya, 6 persen. Aduh bunga 6 persen habis uang kita bayar bunga itu,” kata Gubernur Edy.

Kemudian, Gubernur Edy merubah pinjaman ke Jepang. Namun, negara atau pemerintah pusat tidak mau sebagai penjamin untuk utang tersebut. Sehingga, untuk meminjam uang ke Jepang diurungkan.

“Pinjaman B to B tapi provinsi mencicil, di Korea. Harus ada dari penjamin Menteri Keuangan tidak keluar dan tidak bisa lagi,” jelas mantan Ketua Umum PSSI itu.

Jalan terakhir, Gubernur Edy mengatakan menggunakan anggaran APBD Sumut dengan sistem tahun jamak atau Multiyears tahun 2022, 2023 dan 2024 untuk pembangunan infrastruktur di Sumut ini.

Jalan terakhir tahun jamak, multiyears. Itu tidak sah, tidak adil. Alah banyak kali cerita kalian. 450 kilometer untuk rakyat khususnya jalan, kita gunakan multiyears,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengatakan pembangunan infrastruktur ini, untuk kesejahteraan rakyat Sumut. Ia tidak ada berpikir perbaikan jalan di Sumut sebagai alat kampanye dia bila kembali maju di Pilkada Sumut tahun 2024.

“Ada kata-kata yang saya sesalkan, kalau ini lanjut. Lanjut lagi, si Edy jadi Gubernur. Alamak kacau, itu dirancang sejak tahun 2019. Dikirim untuk kedepannya, jadi ada visi dan misi memperbaiki jalan rakyat. Karena, akan berpengaruh dengan pendapat rakyat,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy mengungkapkan proyek pembangunan infrastruktur Rp 2,7 triliun ini, banyak mendapat kritik dari berbagai kalangan masyarakat. Termasuk, memprotes PT Waskita Karya sebagai perusahaan yang memenangkan tender pembangunan jalan tersebut.

“Kenapa kok PT Waskita Karya yang menang (tender), lo dia yang memang, jadi permasalahan dari disini (Sumut) tidak ada yang memang, makanya ribut,” tutur Gubernur Edy.

Gubernur Edy juga menyoroti soal mahasiswa juga mendemo soal proyek tersebut, ke DPRD Sumut. Namun, semua itu. Ia mengatakan sebagai masukan untuk pembangunan infrastruktur berjalan dengan baik, cepat dan tepat.

“Sampai detik orang ini, kerja. Tidak ada urusan sama saya. Saya menandatangani perencanaan sampai tingkat pertanggungjawaban. Masa Gubernur mengurusi receh. Saya bangga jadi Gubernur, cuma satu di Gubernur di Sumatera Utara. Kita tegakkan ini,” ucap Gubernur Edy.

Gubernur Edy menambahkan jalan di Sumut jalan terjelek di dunia. Untuk itu, harus segera ada perbaikan demi mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di provinsi ini.

“Di Sumatera Utara adalah jalan terjelek di Dunia. Ini dia bentuknya, apa tidak Gubernur kurang ajar, gara-gara Gubernur aku terpleset aku. Setiap lewat mereka pasti maki aku orang itu,” tandasnya.

Kordinator BEMSI Sumut, Chalil Gibran mengapresiasi langkah Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi melakukan upaya melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur di Sumut dengan kerja keras bersama Pemprov Sumut.

Kinerja Gubsu

“Kami tahu dengan kinerja keras Gubernur Sumut, yang kompetitif dari keterbelakangan di masa lalu untuk perbaikan Sumut, seperti infrastuktur sangat besar. Kita sama tahu, jalan Sumut sangat jelek. Dengan adanya, program pemerintah membangun infrastruktur sangat bagus itu,” ucap Presiden Mahasiswa Universitas Dharmawangsa itu.

Sementara itu, Toko Masyarakat Sumut, Rahudman Harapan mengatakan pertemuan antara mahasiswa dan Pemprov Sumut. Hal ini, sebagai bentuk Gubernur Edy memberikan informasi secara terbuka apa yang sedang mereka lakukan untuk pembangunan Sumut ini.

“Sehingga pak Gubernur dalam acara ini, telah memaparkan berbagai program prioritas Sumatera Utara ini dan ditanggapi oleh para mahasiswa. Sehingga ada solusi berbagai hal, kalau ada hal-hal yang dianggap mahasiswa ada yang perlu disampaikan. Pak Gubernur tidak perlu berunjuk rasa tapi perlu berdialog tatap muka seperti yang kita lakukan hari ini (kemarin,red),” jelas Rahudman.

Mantan Wali Kota Medan itu, mengatakan ia sebagai tokoh masyarakat yang selalu dekat dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa. Sehingga, perlu di fasilitasi untuk langsung berdialog untuk bisa mendengar langsung apa masukan dan kritikan dari mahasiswa.

“Dan tadi kita lihat bagaimana tanggapan mahasiswa sehingga semua bisa berdialog dengan baik dan saling membantu sehingga menuju berbagai program yang direncanakan ke depan,” kata Rahudman.

Ini akan berkelanjutan dan nanti pak gubernur akan ceramah di berbagai PT di Sumut ini, tidak hanya dengan BEM tetapi juga mahasiswa akan memberikan kuliah umum tentang berbagai program pembangunan, kemasyarakatan.

Rahudman mengungkapkan pertemuan tidak sampai sini saja. Karena, Gubernur Edy dan Pemprov Sumut tidak sampai disini saja memerlukan masukan dan kritik pembangunan. Sehingga akan ada pertemuan selanjutnya dengan mahasiswa.

“Ya jelas dong, mereka itu kan ingin melihat bagaimana pak Gubernur melakukan lobbying. Sehingga mereka ingin mendukung sehingga mereka melihat semua adalah berdasarkan kepentingan masyarakat,” pungkasnya.

 

Penulis: Erris

Related posts

Leave a Comment