Soal Keterlambatan Gaji Supir Trans Metro Deli, Ternyata Sudah ‘Clear’ Sebelum Isu Mogok

Dirut PT Medan Bus Transport sebagai pengelola Trans Metro Deli, Djumongkas Hutagaol, mengklarifikasi soal keterlambatan gaji para supir bus modern tersebut

topmetro.news – Dirut PT Medan Bus Transport sebagai pengelola Trans Metro Deli, Djumongkas Hutagaol, mengklarifikasi soal keterlambatan gaji para supir bus modern tersebut. Ia mengungkapkan, bahwa soal keterlambatan itu ternyata sudah ada penjelasan kepada para supir dan semua bisa memakluminya.

Djumongkas menyampaikan hal ini, Jumat malam (6/10/2023), menanggapi berita mogok yang terbit di media online pada hari yang sama.

Lalu soal munculnya belakangan rencana mogok, menurut Djumongkas, bahwa memang ada kelompok yang memprovokasi. Dan menurutnya, ini akan menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan soal bagaimana tindakan ke depan.

“Kita memang prihatin dan bisa merasakan keresahan para supir karena keterlambatan gaji. Oleh karena itu, pada tanggal 2 Oktober (2023) kemarin kita sudah memberitahukan kepada para supir soal penyebab keterlambatan ini. Selain itu, kita juga sudah mendahulukan gaji mereka satu bulan, sementara transfer dari pusat memang belum turun pada saat itu,” jelasnya.

Lebih lanjut ia jelaskan, bahwa kejadian keterlambatan gaji bukan hanya kali ini dan tidak pernah ada gejolak. Karena pada dasarnya, semua supir dan staff lain sudah paham soal mekanisme anggaran di pemerintahan.

“Hanya saja kali ini sebagaimana saya katakan di atas, ada yang memprovokasi dan kita tidak tahu apa tujuannya. Apalagi mereka melakukan aksi di Lapangan Merdeka, bukan datang ke kantor untuk mencari tahu apa masalah dan kemudian mendapat solusi. Tapi kenapa harus mengganggu rekannya yang lain di Lapangan Merdeka. Bahkan ini bisa mengarah ke pencemaran nama baik,” tegasnya.

Djumongkas menjelaskan bahwa di Trans Metro Deli ada 206 karyawan, di mana 156 di antaranya adalah supir. Selebihnya adalah sekuriti, staff operasional, kabag, manajer, dan lainnya. “Semua juga mengalami hal serupa, yaitu gaji terlambat. Tapi semua bisa memahami setelah dapat penjelasan dari Direktur Utama PT Medan Bus Transport,” katanya.

“Selain itu juga selalu ada solusi dari perusahaan bagi yang terdesak masalah keuangan. Misalnya ada cashbond, yang istilahnya adalah ‘infus’. Jadi perusahaan selalu tanggap dengan apa permasalahan. Tapi karena ada provokator, maka ada segelintir yang terpengaruh,” sambung Djumongkas.

Perubahan Regulasi

Kembali ke permasalahan gaji saat ini, ia menyebut, bahwa ini terkait adanya perubahan regulasi terkait efisiensi. Yang kemudian menyusul dengan adanya adendum dan harus sampai laporan ke Kementerian Keuangan. Tentu saja harus melalui proses, tidak bisa serta-merta.

“Inilah yang sudah kami jelaskan kemarin pada tanggal 2 Oktober 2023, di mana Kementerian Perhubungan sudah menjanjikan akan cair antara tanggal 4 ke tanggal 5 Oktober. Dan semua supir bisa memahami dan tidak mengganggu operasional Trans Metro Deli. Sehingga menjadi pertanyaan, siapa di belakang provokator yang mengajak supir untuk mogok,” ungkap Djumongkas.

Memang, lanjut Djumongkas, ada keterlambatan sehari dari janji Kemenhub, sehingga akhirnya gaji tersebut cari pada tanggal 6 Oktober 2023. “Dan kemudian menjadi kendala lagi, karena cairnya sudah siang dan bertepatan dengan Hari Jumat. Sehingga akhirnya karena kondisi libur pada Hari Sabtu dan Minggu, maka gaji itu akan cair pada Hari Senin,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Djumongkas juga menjelaskan soal tuduhan bahwa pengurangan gaji dan soal kontrak adalah keputusan sepihak perusahaan. “Pertama bahwa tidak ada pengurangan gaji. Yang ada adalah pengurangan uang makan dari dua kali menjadi sekali untuk masa kerja delapan jam per hari. Kemudian pengurangan uang transport dan uang komunikasi. Inilah antara lain regulasi soal efisiensi dari Kemenhub tersebut. Jadi bukan putusan sepihak PT Medan Bus Transport sebagai pengelola Trans Metro Deli,” jelasnya.

Demikian juga soal kontrak, lanjutnya, semua adalah atas kebijakan Kemenhub RI, bukan dari PT Medan Bus Transport. “Trans Metro Deli adalah BTS alias ‘buy the service’. Yang kita jual adalah pelayanan yang baik sesuai standar. Dan semua ada aturan dan mekanismenya. Itu adalah aturan dari pusat dan PT Medan Bus Transport harus tunduk pada aturan dan mekanisme itu,” tegasnya.

Berita sebelumnya, para sopir bus Transmetro Deli mogok kerja di Medan karena gaji yang belum terbayarkan oleh pihak pengelola. Menurut Ketua Forum Komunikasi Driver Transmetro Deli Puja Mulia, Jumat (6/10/2023), pihak operator bus tersebut beralasan gaji mereka belum cair dari pusat. Di mana Trans Metro Deli memang berada di bawah Kemenhub RI.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment