topmetro.news – Kamaruddin Simanjuntak dan Poltak Silitonga membeberkan awal mula intimidasi yang terjadi kepada warga di Jalan H Anif, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, hingga berbuntut pembacokan.
Mereka mengatakan awalnya ada yang hendak membeli tanah warga senilai Rp60 juta.
Poltak mewakili warga mengatakan, masyarakat yang mendapat teror telah hidup kurang lebih selama 20 tahun. Tanah yang ditempati para warga tersebut kemudian diinginkan pengembang untuk dibangun perumahan mewah.
“Sudah tinggal dan hidup di tanah mereka kurang lebih 20 tahun. Ada sekelompok pengembang yang bekerja sama dengan mafia tanah yang diduga telah dibekingi oleh penguasa menginginkan tanah masyarakat Kampung Kompak tersebut,” ujarnya, Senin (6/5/2024).
Ia menambahkan, selain lokasi dan letak perkampungan adalah strategis untuk jadi perumahan mewah, masyaraknya juga orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan buta hukum.
Kemudian Poltak menceritakan, warga telah dapat tawaran untuk menjual tanah dengan harga Rp60 juta. Namun warga menolak karena memiliki harga yang lebih tinggi. Selain itu, lanjut Poltak, warga pada umumnya tak berniat menjual tanah mereka.
“Pertama dengan melakukan negosiasi kepada masyarakat untuk membeli tanah masyarakat dengan harga Rp60 juta per rumah. Sudah barang tentu masyarakat tidak mau karena harga tanah di lokasi sudah puluhan juta per meter. Masyarakat juga sebagian besar tidak mau menjual tanahnya di harga berapa pun,” tegasnya.
Adu Jotos
Sebelumnya, beredar satu video menunjukkan pengacara kondang Kamaruddin Simanjuntak hendak adu jotos dengan wakil ketua sebuah OKP di Percut Sei Tuan, Kamiso, yang telah membacok seorang warga gegara permasalahan lahan tanah.
Aksi adu jotos itu dipicu oleh sikap Kamiso yang telah membacok warga yang merupakan klien mereka. Kamaruddin dalam video bahkan sempat memprotes pasal yang disangkakan polisi terhadap Kamiso.
Mendengar pembicaraan itu, Kamiso yang berada di samping Kamaruddin dan sedang duduk langsung menggebrak meja.
Rekan Komaruddin, Poltak Silitonga yang berada dalam video itu membenarkan, bahwa pihaknya hampir adu jotos dengan Kamiso. Poltak menyebut, pihaknya merasa kesal dengan Kamiso beserta komplotan yang melakukan penyiksaan dan kekerasan lainnya.
reporter | Firman