Ini Daya Tarik Pilgubsu, Pertarungan 2 Gubernur dan Pangkostrad

daya tarik pilgubsu

TOPMETRO.NEWS – Ada daya tarik pilgubsu yang mungkin istimewa dari pesta demokrasi di daerah lain. Bahkan daya tarik pilgubsu tahun 2018 mendatang bisa jadi paling berkelas. Faktanya ada 2 orang yang pernah menjadi wakil gubernur dan gubernur (bahkan 2 periode walikota dan Pangkostrad (pernah menjadi Pangdam) ikut bertarung.

Di Pilkada Jawa Timur pertarungan yang terjadi antara wakil gubernur dan menteri, Jawa Barat, bupati dan walikota serta satu letnan jenderal purnawirawan.

Nama mantan Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat seolah tiba-tiba muncul yang akan diusung PDIP. Ketua Umum PDIP Megawati kabarnya juga sudah merespons positif.

“Ibu kan selalu memberi ruang agar kita berdiskusi dan argumentasi, jadi beliau selalu merespons baik hal-hal semacam ini. Saat rapat yang dihadiri ketua umum, nama beliau selalu muncul,” kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, Kamis 28 Desember 2017.

Artinya, apabila PDIP benar mengusung Djarot maka lawan-lawannya sudah menunggu. Setidaknya incumben Tengku Erry Nuradi dipastikan maju lagi. Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dipastikan akan kembali mengusungnya. Selain itu juga Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi yang sudah mendapat dukungan dari Partai Gerindra, PAN dan PKS.

Sayangnya PDI Perjuangan kabarnya belum mendapatkan partai koalisi untuk mengusung Djarot. Di Sumut, kursi Golkar yang hanya 16 tidak cukup untuk maju sendiri. PDIP saat ini sedang melakukan pendekatan ke Hanura yang memiliki 10 kursi dan PPP dengan 4 kursi.

Popularitas Calon Wakil

Pertarungan di Sumut relatif berimbang diantara popularitas dan kemampuan para calon gubernur. Karena itu, popularitas calon wakilnya dipastikan ikut menentukan dalam mempengaruhi kemenangan pasangan.

Untuk calon gubernur dari ketiganya berimbang. Tengku Erry sebagai imcumbent jelas kelebihannya karena kendali birokrasi ditangannya meskipun tidak boleh dilibatkan. Djarot memiliki pengalaman di birokrasi yang cukup bahkan maksimal. Selain menjadi walikota Blitar, Jawa Timur dua periode, dia juga pernah menjadi wakil gubernur dan gubernur DKI Jakarta. Memang sebagai orang dari luar daerah bisa menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dengan Tengku Erry dan juga Edy Rahmayadi yang mengalir darah putra daerahnya.

Sementara Letjen Edy Rahmayadi, meski tidak punya pengalaman di bidang birokrasi sipil, dia mantan Pangdam Bukit Barisan, tempat dia akan bertarung.

Jabatan terakhir sebagai Panglima Kostrad diyakini memiliki kualifikasi yang berada di standar atas seorang militer. Posisinya sebagai ketua Umum PSSI juga bisa menjadi magnet meskipun bisa juga menjadi ancaman kalau ia salah mengelolanya.

Kini terpulang kepada warga Sumut, mereka  yang menentukan pilihannya!!! (tmn)

sumber : poskota

Related posts

Leave a Comment