Soal Cawapres, Maruarar: Jokowi Mungkin Pikirkan Estafet Pembangunan

sumber foto: CNN Indonesia

topmetro.news – Politisi PDIP Maruarar Sirait mengemukakan, bahwa soal cawapres Jokowi nanti, pemikiran bukan saja soal bagaimana mendampingi, tapi bisa juga visi jauh ke depan, untuk kesinambungan pembangunan.

Hal ini disampaikan Maruarar, usai menjadi pembicara dalam acara rilis dan diskusi survei bertajuk ‘Permasalahan dan Konstelasi Pilkada Sumatera Utara’ yang digelar, Jumat (23/3/2018), di Hotel Atlet Century Park Jakarta.

Selain Maruarar Sirait, pembicara lainnya adalah Dr Drs M Idrus Marham MSc (politisi Golkar/Mensos RI) dan Direktur Eksekutif Indo Barometer Dr M Qodari SPsi MA. Sebagaimana diketahui, hasil survei adalah: Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus 26,0%, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah 25,8%, dan JR Saragih-Ance Selian 8,4%.

EMPAT PERTIMBANGAN CAWAPRES

Pada kesempatan itu, Maruarar Sirait mengemukakan empat hal yang jadi pertimbangan, soal cawapres, di antaranya yang pertama soal elektabilitas. “Kalau Jokowi posisinya tidak aman secara elektabilitas, dia membutuhkan wakil yang bisa meningkatkan elektabilitas. Karena menang itu dalam politik penting, selain apa manfaat menang itu,” ujarnya.

Yang kedua, menurut anggota DPR RI ini adalah kecocokan dan kenyamanan. “Dalam bekerja itu seorang presiden, bupati, walikota, perlu nyaman dengan wakilnya. Bisa bekerja sama saling menghargai saling mendukung, seperti sekarang dengan Pak JK sangat nyaman saling mendukung dan sebagainya. Bagaimana kita mau mengurus banyak hal, kalau dengan wakil saja dia tidak merasa nyaman, aman, dan tenang,” urainya.

“Ketiga dan paling ideal adalah gabungan keduanya. Tentu yang paling ideal adalah, ada elektabilitas yang tinggi, bisa menambah suara Jokowi dan bisa bekerja sama, walaupun itu tidak mudah mendapatkannya, karena itu sempurna,” sambung Ara.

KONSEP KESINAMBUNGAN

Yang keempat kata Maruarar adalah, apa konsep Jokowi untuk 2019-2024. “Apakah dia mencari wakil yang bersama-sama dia sampai 2024, atau dia juga berpikir visi jauh ke depan, bahwa wakilnya bisa meneruskan tongkat estafet, yang tentu bagaimana melanjutkan pembangunan infrastruktur dan sebagainya,” papar Ara.

“Itu adalah empat poin, yang saya yakin Jokowi, kawan saya, akan berpikir dengan sangat matang dengan dalam, apa yang akan dia pikirkan,” sambung Ketua Umum Taruna Merah Putih ini.

Soal banyaknya parpol mendukung Jokowi, menurut Maruarar itu adalah hal yang baik. “Saya rasa hari ini kita melihat begitu banyak partai yang mendukung Beliau. Bahkan partai-partai yang dulu tidak mendukung di 2014, seperti Golkar, PPP, ikut Perindo juga. Dulu Hari Tanoe berbeda di 2014, sekarang mendukung. Jadi itu adalah contoh-contoh yang baik,” sebutnya.

KECOCOKAN KOALISI

“Dan partai-partai ini ketua umumnya kan pintar-pintar. Tentu ada alasan ideologis. Tapi alasan-alasan yang praktis, bahwa yang bisa memenangkan Pemilu 2019 yang paling kuat Jokowi, juga pasti ada dalam pikiran mereka. Siapa sih partai yang mau kalah?” tanyanya.

Disebutkan Ara, bahwa koalisi terbentuk, tentu saja karena ada kecocokan ideologis, kecocokan kepribadian, program, visi misi. “Tapi juga unsur praktisnya nggak mungkin nggak ada. Partai politik juga pasti mau menang. Mereka tentu bisa melihat dari berbagai data, survei, dan lapangan, memang Jokowi sangat punya potensi kuat untuk menang. Jadi itu biasa,” tutur Ara.

Ara juga mengungkapkan, ada kesempatan PDIP menciptakan sejarah di Era Reformasi. “Tadi saya katakan, tidak ada partai sesudah Reformasi 1998, yang memenangkan dua kali berturut-turut. Ini kesempatan PDIP untuk membuat sejarah dua kali menang berturut-turut. Ada dua alasan. Pertama memiliki Bu Mega sebagai magnet untuk menjaga suara internal. Yang kedua punya Jokowi untuk suara dari luar,” katanya. (TM-RAJA)

Related posts

Leave a Comment