Apresiasi Pemangkasan Regulasi, Tomy Winata Bantah Dukung Gatot

topmetro.news – Pengusaha nasional Tomy Winata membantah kabar yang menyebutkan dirinya mendukung mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2019. Tim Public Relations Tomy Winata, Vivy mengatakan, bos Artha Graha Group itu memang berteman dengan Gatot, tetapi tidak dalam konteks mendukung untuk maju pada Pilpres 2019.

“Pak Tomy Winata tidak mendukung Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai capres 2019. Pak Tomy hanya berteman biasa dengan Pak Gatot Nurmantyo. Dan tidak dalam kapasitas mendukung untuk maju dalam bursa pencapresan 2019,” ujar Vivy dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/4/2018) malam.

Vivy menegaskan bahwa rumor yang beredar tentang Tomy Winata di belakang Gatot untuk bertarung dengan Presiden Joko Widodo pada kontestasi mendatang tidak benar. Menurut dia, Gatot bakal maju di pilpres tidak ada kaitannya dengan Tomy.

“Pak Tomy Winata tidak pernah mengatakan untuk mendukung Pak Gatot. Kalau sudah ramai diberitakan di publik bahwa Pak Tomy di belakang pencalonan Pak Gatot, itu tidak benar. Kami menegaskan bahwa berita dan kabar itu tidak benar. Kalau Pak Gatot mau maju, itu tidak ada urusannya dengan Pak Tomy,” tutur dia.

Dukung Kebijakan Pemerintah

Lebih lanjut, Vivy mengungkapkan Tomy Winata mendukung pemerintah yang ada untuk menyelesaikan program-program pembangunan yang telah digagas sejak awal kabinet dibentuk. Pemerintahan Jokowi, kata dia, sudah bekerja sesuai dengan harapan rakyat dan tugas semua pihak, termasuk Tomy Winata, untuk mendukung program kerja pemerintahan sekarang agar sukses dan dirasakan seluruh rakyat Indonesia.

“Program pembangunan Pemerintah Jokowi-JK sudah sangat bagus. Pak Tomy Winata mendukung Pemerintahan Jokowi-JK menyelesaikan proyek-proyek besar, seperti infrastruktur publik sampai ke pelosok daerah,” kata dia.

Proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah Jokowi, menurut dia, sangat penting untuk mengurai kesenjangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa, meningkatkan lapangan kerja, menghidupi industri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga sangat agresif dalam proyek-proyek listrik. Hal itu, ujarnya, sangat bagus untuk pembangunan Indonesia ke depan.

“Banyak program pembangunan lain yang sangat berguna untuk mengangkat kesejahteraan rakyat. Di infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan irigasi, kita masih tertinggal jauh dari negara tetangga, seperti Vietnam. Maka, mari kita mendukung pemerintah sekarang menyelesaikan program-program prorakyat tersebut,” kata dia.

Apresiasi Pemangkasan Regulasi

Pemerintah, tambah Vivy, juga sudah sangat banyak memangkas banyak regulasi yang menghambat investasi. Tomy Winata sebagai pengusaha, kata dia, tentu menyambut baik program yang bisa membuat akselerasi pembangunan berjalan cepat.

“Intinya, setiap program pemerintah yang prorakyat didukung Pak Tomy Winata. Jadi, ke depan jika ada pemberitaan yang mengatakan bahwa Pak Tomy di belakang pencalonan Pak Gatot untuk maju dalam Pilpres 2019, itu berita bohong dan tak benar,” kata dia.

PKS Ingin Ganti Presiden

Sementara PKS tetap yakin dapat mengalahkan Joko Widodo di Pemilu 2019. Dan ingin mengganti presiden meskipun dalam survei terbaru, elektabilitas Jokowi mendekati angka 60 persen.

“PKS tetap yakin Pak Jokowi dapat dikalahkan pada Pilpres 2019,” ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat dihubungi.

Sebagai penggagas tagar #2019GantiPresiden, ia menyebutkan ada tiga alasan mengapa pihaknya bersikukuh ingin mengganti Jokowi. Pertama adalah bahwa Jokowi memiliki janji yang belum ditunaikan. Di antaranya adalah target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

“Sebagian bahkan dilanggar seperti tidak rangkap jabatan,” katanya.

Kemudian kedua, gerakan #2019GantiPresiden sudah bergema di seluruh Nusantara. Menurutnya, bukan hanya gerakan media sosial, tetapi juga social movement di masyarakat. Baik itu berupa kaos, pin, topi, maupun melakukan swafoto dengan menggunakan souvenir tersebut di tempat penanda kota atau ikon.

“Ketiga, masyarakat merasa hidup kian berat. BBM, bayar listrik, harga sembako hingga biaya pendidikan meningkat,” katanya.

Bahkan tahun depan, katanya, akan ada aksi gerak diam di masyarakat yang siap memberi keputusan dahsyat. Gerakan itu rencananya akan diselenggarakan pada 17 April 2019 mendatang. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment