Puluhan Bahan Peledak Ditemukan, Terduga Teroris Ditembak Mati

bahan peledak ditemukan

topmetro.news – Puluhan bahan peledak ditemukan oleh Tim Densus 88 dan Gegana. Bahan peledak diduga jenis pipa itu ditemukan di rumah kontrakan pelaku peledakan bom Polrestabes Surabaya di Tambak Medokan Ayu Gang 6 Nomor 2 A, Rungkut, Kota Surabaya.

“Kasih waktu dulu kami lagi menyelesaikan. Kita coba memusnahkan dulu,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan usai penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri, Selasa (14/5/2018).

Menurut dia, Densus 88 menemukan satu kotak dengan daya ledak tinggi, satu kotak kontainer plastik, dua pipa, dan bahan peledak lainnya.

Akan Diledakkan

Bahan peledak tersebut akan diledakkan di kawasan yang jauh dari pemukiman yakni di lahan kosong kawasan latihan militer Kodim 0831 Surabaya Timur di Medokan Sawah Timur, Rungkut.

Meski penggeledahan rumah terduga teroris telah usai, Polrestabes Surabaya masih memberikan batas garis polisi di area rumah tersebut.

Diketahui Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), MDAM (anak pertama), MDSM (anak kedua) dan AAP (anak ketiga) secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018).

Dari kejadian tersebut, bapak, ibu, dan dua anaknya meninggal dunia. Sementara satu anaknya AAP berhasil diselamatkan petugas kepolisian.

Ditembak Mati

Sementara, terduga teroris yang ditembak mati polisi di rumah kosnya Jalan Sikatan IV, Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Selasa (15/5/2018) petang oleh warga sekitar dikenal bernama Teguh.

“Usianya sekitar 40-an tahun. Istrinya bernama Yanti. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak yang masih kecil-kecil,” ujar Ramin, Ketua RT 6/ RW 2, Kelurahan Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.

Menurut dia, anaknya yang terkecil kira-kira berusia 5 atau 6 tahun, selanjutnya dengan kakak-kakaknya terpaut sekitar dua tahunan. Keluarga ini memang dikenal tertutup dengan warga sekitar. Teguh beserta keluarganya tinggal di lingkungan Jalan Sikatan IV sekitar lima tahun terakhir.

“Kalau Pak Teguh asalnya dari Kelurahan Manukan Kulon, Surabaya. Istrinya dari Jombang. Sudah dua kali pindah kos selama lima tahun tinggal di sini. Tapi semuanya berlokasi di Jalan Sikatan IV,” ucap Ramin.

Rentetan Tembakan

Teguh ditembak mati tim polisi yang membekuknya sekitar pukul 17.00 WIB di rumah kosnya. Warga sekitar mengaku mendengar serentetan tembakan yang dilepaskan polisi.

“Kami tidak tahu apakah Pak Teguh juga melepaskan tembakan. Kami cuma mendengar beberapa kali suara tembakan,” ucap Ramin.

Polisi telah memasang garis pembatas di sekitar radius 100 meter di rumah kos terduga teroris tersebut dan melarang setiap orang masuk. Polisi juga melarang setiap orang mengambil gambar, termasuk wartawan.

Versi polisi Teguh adalah nama lain. Nama aslinya Dedi Sulistiantono, usia 41 tahun.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada wartawan mengatakan Teguh alias Dedi ditembak karena berupaya melawan saat hendak ditangkap. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment