Rupiah Tembus Level Terendah Tahun ini

krisis ekonomi turki

topmetro.news – Sentimen perang dagang AS-Tiongkok dan krisis ekonomi Turki, ternyata berdampak juga pada ekonomi Indonesia, khususnya nilai mata uang Rupiah.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada pagi hari ini, dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Data Yahoo Finance menyatakan, Rupiah pukul 09.28 WIB di Pasar Spot Exchange berada di level Rp14.710 per Dolar AS. Atau terdepresiasi 25 poin (0,17 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp14.685. Transaksi rupiah hari ini diperdagangkan dalam kisaran Rp14.668-Rp 14.710 per dolar AS. Rupiah terdepresiasi 8,5 persen sejak awal tahun.

Disebutkan, bahwa level ini merupakan yang terendah sejak awal tahun. Level terendah rupiah tercatat Rp14.790 pada 20 September 2015.

BACA JUGA:

Pengusaha Muda Indonesia Bertemu Presiden Bahas Isu Ekonomi

Biayai Proyek Infrastruktur Rp 191 Triliun, Indonesia Tawari China

Dampak Krisis Ekonomi Turki

Melemahnya Rupiah diakibatkan oleh sentimen perang dagang AS-Tiongkok dan juga krisis ekonomi Turki. Kedua faktor ini dinilai telah memberikan tekanan kepada negara berkembang dengan defisit neraca berjalan (current account deficit). Termasuklah Indonesia.

Sementara itu, menurut data Bloomberg, nilai tukar Rupiah terhadap Euro menguat 0,1 persen ke Rp17.162,35. Lalu Rupiah terhadap Poundsterling melemah 0,13 persen menjadi Rp19.144,02. Selanjutnya nilai Rupiah terhadap Yen Jepang melemah 0,77 persen menjadi Rp132,95.

Selain itu, Rupiah juga melemah terhadap Yuan RRC sebesar 0,29 persen, menjadi Rp2.160,18. Selanjutnya Rupiah juga mengalami pelemahan terhadap Dolar Singapura sebesar 0,19 persen, menjadi Rp10.793,71.

Kemudian, mnurut data IMQ21, Rupiah pagi ini berada di level Rp14.694. Atau terdepresiasi 14 poin (0,1 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.680. Rupiah berada di level terlemah di Rp14.715 dan terkuat di Rp14.688.

Disebutkan juga, bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), memang sejalan dengan kondisi mata uang lainnya di Asia. Menurut data, mayoritas mata uang di Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Tercatat, hanya Dolar Hong Kong yang menguat di Asia terhadap Dolar Amerika Serikat. (TMN)

Related posts

Leave a Comment