Presiden Jokowi Orasi Ilmiah di USU

revolusi industri

topmetro.news – Proses birokrasi dan administrasi yang selama ini terkesan berbelit-belit dan lambat, diharapakan bisa mengalami perubahan menjadi lebih efisien dan sederhana. Hal ini dibutuhkan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang sarat dengan kecepatan dan ketangkasan.

Hal itu dikatakan Presiden RI Ir H Joko Widodo dalam orasi ilmiahnya pada Sidang Terbuka Dies Natalis USU ke-66 di Auditorium USU, Senin (8/10/2018). Pernyataan Presiden RI ini disambut baik Gubsu Edy Rahmayadi.

“Saya sepakat dengan apa yang sudah disampaikan oleh Bapak Presiden dalam orasi ilmiah. Kalau kita tidak bergerak cepat, kita akan kalah. Untuk para mahasiswa, saya pesankan jadilah mahasiswa yang melek teknologi dan manfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat,” ujar Edy Rahmayadi.

Untuk mendukung Pemprovsu dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Edy menyampaikan bahwa dirinya telah mengadakan pertemuan dengan rektor dan pimpinan pendidikan tinggi se-Sumut untuk berkolaborasi dan bersinergi mempercepat pembangunan Sumut.

“Selama ini, jarang ada sinergi antara pemerintah dengan institusi perguruan tinggi. Masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Padahal, perguruan tinggi memiliki peran penting membentuk SDM unggul. Juga, merupakan sumber gagasan dan inovasi yang pemerintah manfaatkan untuk mendukung dan melaksanakan pembangunan di Sumut,” kata Edy.

Orasi Revolusi Industri

Sebelumnya, Joko Widodo dalam orasi ilmiahnya mengatakan bahwa saat ini dunia menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Interaksi yang terjadi di belahan dunia berlangsung semakin cepat. Hal ini berdampak pada semakin banyak perubahan yang terjadi dan dihadapi di tengah masyarakat.

“Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan 3.000 kali lebih cepat dibanding revolusi industri yang pertama. Oleh karena itu, kita perlu membangun suatu ekosistem yang bisa mempercepat langkah kita. Proses yang bertele-tele dan panjang harus kita pangkas. Lakukan efisiensi di seluruh titik bidang. Jika tidak, bisa dipastikan kita akan kalah,” tegasnya.

Jokowi juga mengingatkan kembali peran sentral yang dimiliki pendidikan tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa peran sentral tersebut yakni menciptakan SDM yang handal. Juga melahirkan karya-karya riset yang unggul, menjawab setiap tantangan zaman, dan menjadi mitra pemerintah dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan publik.

“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi tantangan baru bagi pendidikan tinggi. Beberapa jenis pekerjaan hilang. Untuk itu, perguruan tinggi juga harus berani berinovasi menghadirkan fakultas dan jurusan-jurusan yang selaras dengan kebutuhan kita di masa depan,” pesannya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengajak para pimpinan universitas agar semakin gencar mengembangkan minat kewirausahaan di tengah mahasiswa. Berdasarkan ‘entrepreneur index’ tahun 2017, kata Jokowi, Indonesia menempati peringkat ke-87 dari 137 negara. Dirinya berharap universitas turut serta mendongkrak peringkat tersebut.

Baru Pertama Kali

Sementara itu, Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum mengpresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara hadir pada Sidang Terbuka Dies Natalis USU yang ke-66.

“USU berdiri pada tahun 1982 dan merupakan universitas ketujuh yang diresmikan oleh Presiden Soekarno. Belum pernah sebelumnya, acara Dies Natalis USU dihadiri oleh seorang Presiden. Untuk itu, kami sangat merasa terhormat dan berterima kasih, Pak,” katanya.

Kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara disambut histeris ribuan mahasiswa yang berkerumun di pelataran Auditorium USU. Semuanya berlomba untuk berjabat tangan dan berswafoto saat presiden turun dari mobil dan menyapa kerumunan mahasiswa.

Turut hadir Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman, jajaran eksekutif USU, civitas akademik dan tenaga pendidik USU. (TM-ERRIS)

Related posts

Leave a Comment