Sabam Sirait, Sumpah Pemuda, dan Bapak Demokrasi

sabam sirait

topmetro.news – Terkait Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 90, yang jatuh pada Hari Minggu (28/10/2018), Sabam Sirait menyampaikan beberapa pesan kepada kaum muda. Salah satunya adalah, agar para pemuda terus mengobarkan semangat dalam membangun peradaban bangsa ke arah yang lebih baik.

Kata politisi senior ini, peranan pemuda dalam pembangunan karakter bangsa ke depan, adalah sangat penting. Sehingga, kata ayah dari politisi terkenal Maruarar Sirait ini, dengan segala potensi yang dimiliki, maka pemuda turut menentukan arah bangsa.

BACA JUGA: Kisah Hidup Ahok dalam ‘A Man Called Ahok’

Harapan Sabam Sirait

Hal lain yang disampaikan tokoh nasional ini adalah, adanya penurunan peran pemuda masa kini dibanding generasi sebelumnya. Meski demikian, menurut Sabam, peranan pemuda saat ini tetap penting dalam menentukan arah perjalanan bangsa.

Untuk itu, Sabam Sirait meminta pemuda untuk mengambil peranan dalam upaya meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu sesuai dengan cita-cita pemuda pada Zaman Kolonial.

Hal lain yang diingatkan Sabam adalah, bahwa Sumpah Pemuda adalah suatu titik bangsa ketika nama Indonesia mulai dikukuhkan dan tingkatan kebangsaan. Artinya, tidak lagi di definisikan berdasarkan kesamaan etnis dan agama. Namun lebih kepada dasar kesamaan basis moral dan cita cita bersama.

“Pemuda harus memaknai Sumpah Pemuda ini sebagai upaya merajut kebersamaan di antara sesama suku bangsa. Kita harus bersatu dalam bingkai NKRI,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Dapil DKI Jakarta itu.

Selanjutnya, Sabam Sirait minta pemuda untuk melakukan pembaruan dari diri sendiri. “Pemuda masa kini tidak boleh melupakan sejarah dan tidak melupakan tanggung jawabnya,” kata pria kelahiran Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936 itu.

“Bagian-bagian lain dari bangsa itu tidak boleh lupa untuk membuat pembaruan dari waktu-ke waktu. Bangsa-bangsa lain terus melakukan pembaruan, kenapa kita tidak melakukan itu. Ini demi kemajuan Bangsa Indonesia,” tandas mantan anggota DPR GR/MPRS (1967–1971) ini.

 

Bapak Demokrasi Bangsa

Sabam Sirait sendiri adalah seorang politisi nasional yang sudah mengalami pemerintahan tujuh presiden, sejak Soekarno hingga Jokowi. Dan pada tahun 2015 lalu, dia diberi penghargaan sebagai ‘Bapak Demokrasi Bangsa’.

Saat itu, dekalator utama Partai Demokrat, Vence Rumangkang, memberi testimoni bahwa Sabam adalah tokoh senior yang patut diteladani generasi politik saat ini. Bahkan dikatakannya, level Sabam bukan lagi politisi, melainkan masuk kategori ‘Bapak Bangsa’.

Salah satu alasan pemberian anugerah ‘Bapak Demokrasi Bangsa’ adalah perjalanan Sabam memperjuangkan demokrasi yang begitu panjang dan berliku. Di masa Pemerintahan Soekarno, sebagai aktivis mahasiswa, Sabam sudah sering menyampaikan gagasan-gagasan. Bahkan dalam forum-forum mahasiswa internasional.

Di era Pemerintahan Soeharto, deklarator Partai Demokrasi Indonesia (PDI) ini pun mampu membuktikan diri bukan anggota DPR yang asal manut pada penguasa. Salah satu contoh pada sidang DPR tahun 1992 dipimpin Ketua Wahono. Saat itu Sabam interupsi dan maju ke meja pimpinan untuk memperjuangkan agar pemilu menjadi demokratis.

Kini, Sabam, yang merupakan putra salah seorang deklarator Parkindo (Partai Kristen Indonesia), FH Sirait itu, tetap dianggap sebagai teladan yang baik untuk politisi dari ragam regenerasi. Ia meninggalkan jejak pengalaman yang panjang, dan memastikan bahwa politik harus bermula dari keyakinan ideologis. Sabam mengajarkan bahwa politik bukan semata menjadi alat untuk mencapai kursi kekuasan, melainkan juga menjadi medium perjuangan.

Maka Sabam juga adalah politisi yang tegar dan tahan banting. Ia sabar menerima konsekuensi sebab ia yakin sedang berada di jalan yang benar. Ancaman maupun godaan, sama saja tak membuat kaki Sabam berubah posisi. Sekali lagi sejarah mencatatnya, ketika Sabam berada dalam tekanan rezim Orde Baru, ia berdiri kokoh dengan menyuarakan apa yang ia yakini dengan lantang. (TMN)

berbagai sumber

Related posts

Leave a Comment