TopmetroNews – Edy Rahmayadi resmi menyatakan diri untuk mundur dari jabatannya, sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Pernyataan mundur Edy Rahmayadi itu, disampaikan saat Kongres PSSI. “Dengan ini, saya menyatakan mundur,” kata Edy saat memberikan sambutan pada hari pertama Kongres PSSI yang berlangsung di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, pada Minggu (20/01/2019).
Dalam kesempatan itu, Edy mengungkapkan bahwa dirinya kesulitan menjadi Ketua Umum PSSI. “Selama 32 tahun berorganisasi, PSSI yang paling sulit,” ujar mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu.
Edy mengatakan persoalan yang hingga kini menjadi tantangan PSSI, adalah soal pengaturan skor dan persoalan suporter. “Gagal berarti saya,” katanya. Ia berharap keputusannya mundur sebagai Ketua Umum PSSI akan memberikan angin segar, bagi organisasi olahraga terbesar di Indonesia ini. “Semoga bisa lebih baik,” kata Edy.
Dalam sambutannya, Edy juga menuturkan, sebelum kongres berlangsung, ia sempat mengajak beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI berkumpul, untuk menyampaikan niatnya mundur dari jabatannya di PSSI. “Saya membahas dan minta izin ke Exco,” ujarnya.
Setelah Edy Rahmayadi menyatakan mundur, Wakil Ketua PSSI Joko Driyono yang langsung menggantikan posisi Edy. Keputusan Edy mundur sontak mengejutkan peserta kongres. Edy menganggap dirinya gagal menjalankan organisasi dan berharap seluruh elemen PSSI tetap akur.
PSSI Sudah Mengonfirmasi
PSSI sendiri sudah mengonfirmasi mundurnya Edy Rahmayadi melalui akun Instagram mereka, @pssi_fai pada Minggu (20/01/2019), “Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Umum PSSI, pada Kongres PSSI 2019 di Bali. Terima kasih atas segala dedikasinya untuk sepak bola Indonesia, Pak Edy!”
Pada Sabtu (19/1), Edy Rahmayadi mengungkapkan, PSSI bisa saja menggelar kongres luar biasa jika pemilik suara (voters) mengajukan permintaan. Edy juga menegaskan, KLB memiliki aturan yang mesti dipatuhi. “Kalau memang voters meminta itu, ya, silakan saja (digelar KLB),” ujar Edy.
Aturan soal KLB PSSI tersebut tercantum dalam pasal 30 Statuta PSSI. Di pasal tersebut tertulis bahwa, KLB hanya bisa digelar jika 50 persen atau 2/3 delegasi, membuat permohonan tertulis untuk itu. KLB sendiri diadakan oleh komite eksekutif PSSI, tiga bulan setelah permintaan voters resmi diterima.
Seandainya kongres tersebut tidak juga digelar, anggota dapat melangsungkan kongres sendiri atau bisa pula meminta bantuan FIFA.
Edy Rahmayadi menjabat sebagai ketua umum PSSI sejak 10 November 2016. Dalam periode lebih dari tahun, sejak menjadi orang nomor satu induk sepak bola Indonesia tersebut, Edy beberapa kali melahirkan kontroversi. Pria kelahiran Sabang, Aceh itu maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara dan terpilih. Kemudian menduduki jabatan gubsu sejak 5 September 2018. (TM-YOFE)
Penulis : Yofe
Editor : Yonan Febrian