Presiden Didesak Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Nahum Situmorang

guru nahum situmorang

topmetro.news – Kamis (14/2/2019), adalah Valentine Day. Dan tanggal ini merupakan hari lahir salah seorang komponis ternama di Indonesia, yaitu Guru Nahum Situmorang.

Komponis nasional ini lahir di Sipirok pada tanggal 14 Pebruari 1908 silam. Sebagai salah satu komponis besar milik Bangsa Indonesia, Nahum Situmorang yang sudah menciptakan ratusan lagu ini, sangat pantas dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Hal itu disampaikan Andar Nabongal Situmorang SH, kepada topmetro.news, Rabu (13/2/2019). Ketua Yayasan Komponis Guru Nahum Situmorang dan juga pemegang hak cipta paten lagu sangat popular dan terkenal yakni Situmorang itu, mendesak Presiden Jokowi segera menganugerahkan Guru Nahum Situmorang sebagai Pahlawan Nasional di bidang seni budaya.

Menurut Andar, permintaan itu sudah diutarakannya lebih dari setahun. Surat permintaan, kata dia, sudah dikirimkan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo serta Gubernur DKI Jakarta, tanggal 8 Oktober 2018 silam.

Dalam surat itu Andar minta agar Presiden menganugerahkan Guru Nahum Situmorang sebagai Pahlawan Nasional Bidang Seni Budaya. “Kalau bisa sebenarnya, dilakukan pada Kari Kamis besok, tanggal 14 Februari, bertepatan dengan tanggal lahir Nahum Situmorang,” katanya.

Dan kali ini, desakan itu kembali disampaikan Andar Situmorang kepada Presiden Jokowi. Agar besok bertepatan dengan hari kelahiran Guru Nahum Situmorang dan Valentine Day, anugerah Pahlawan Nasional diberikan kepada Guru Nahum Situmorang.

Biografi Singkat

Guru Nahum Situmorang Putra asli Tapanuli Sumatera Utara, adalah seorang komponis sangat terkenal pada masanya. Nahum merupakan putra dari Guru Kilian Situmorang. Merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara.

Nahum mengenyam pendidikannya terakhir di Sekolah Guru Kweekschool Lembang, Bandung, lulusan tahun 1928.

Kemudian masih pada tahun 1928 juga, Nahum turut dalam Barisan Perintis Kemerdekaan, sebagai anggota kongres. Dia mengikuti sayembara untuk menciptakan lagu kebangsaan. Dimana sayembara tersebut dimenangkan WR Supratman. Sementara Nahum mendapatkan tempat kedua.

Selanjutnya, pada tahun 1929, Nahum bekerja pada Sekolah Partikelir Bataksche Studiefonds di Sibolga hingga tahun 1932. Kemudian pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya, Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor Westers Lager Onderwijs, yang berlangsung hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942.

Pada akhir tahun 1966 Nahum jatuh sakit dan dirawat di RSUP Medan selama hampir tiga tahun. Hingga akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 20 Oktober 1969.

Berikut ini sederetan karya cipta dari Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang semasa hidupnya:

– Alusi Ahu
– Anakhonhi Do Hasangapon Di Ahu
– Ansideng Ansidoding
– Beha Pandundung Bulung
– Da Na Tiniptip Sanggar
– Dengke Julung Julung
– Dijou Ahu Mulak Tu Rura Silindung
– Ee Dang Maila Ho
– Ketabo-Ketabo
– Lissoi
– Marhappy-Happy Tung So Boi
– Malala Rohangki
– Marombus Ombus
– Nahinali Bangkudu
– Nasonang Do Hita Nadua
– Nunga Lao Nunga Lao
– O Tao Toba
– Pulo Samosir
– Sai Gabe Ma Ho
– Sai Tudia Ho Marhuta
– Sega Na Ma Ho Sitogol
– Tumba Goreng
– Utte Malau
– dll

BACA JUGA | Dakka Hutagalung si Komponis Jenius Musik Batak

Penghargaan dan Anugerah

Pada tanggal 17 Agustus 1969, Guru Nahum Situmorang menerima penghargaan anugerah seni sebagai pencipta lagu daerah paling berhasil dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada tanggal 20 Desember 2006 menerima Anugerah Kebudayaan 2006 dan Bidang Pelestari dan Pengembang Seni Musik dan Kebudayaan dari Presiden RI melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Pada tahun 2006, Nahum Situmorang juga dianugerahkan Penghargaan Penghormatan (Honorary Award) oleh Presiden RI ketika itu Susilo Bambang Yudhoyono. Dan masih ada segudang prestasi, penghargaan, dan anugerah lainnya, yang diberikan kepada Nahum.

Atas dasar segudang prestasi, anugerah, dan penghargaan itulah, Andar Nabongal Situmorang merasa Guruh Nahum Situmorang dianggap layak dan pantas untuk dianugerahi Pahlawan Nasional Bidang Seni Budaya.

reporter: Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment