Batalkan Rencana Impor Bawang Putih, Pedagang dan Petani Bakal ‘Menjerit’

impor bawang putih

Topmetro.News – Batalkan impor bawah putih, karena hal itu menyangkut nasib pedagang kecil dan petani bawang putih yang bakal dipertaruhkan. Permintaan pembatalan impor bawang putih itu dipicu ada rumor impor komoditas asal Cina sebanyak 100 ribu ton, sesuai hasil Rakortas Menko Perekonomian Darmin Nasution dengan menugasi Badan Urusan Logistik (Bulog) pada Senin (25/3/2019) silam.

Impor Bawang Putih Kontradiktif Swasembada Pangan

Rumor itu ditanggapi Anton Muslim Arbi, Ketua Umum Asosiasi Hortikultura Nasional dengan meminta pemerintah c/q Bulog untuk membatalkan rencana impor bawang putih.

Alasannya, kebijakan ini merupakan langkah mundur dalam upaya swasembada pangan yang sudah dicanangkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian nomor
38/HR.060/11/2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dimana importer diwajibkan menanam bawang putih untuk menghasilkan produksi 5 persen dari volume permohonan RIPH.

“Ini kan terjadi kontradiksi, di satu sisi petani disuruh menanam bekerja sama dengan importir untuk mencapai swasembada pangan. Kemudian di satu sisi, impor itu syaratnya harus tanam 5 persen,” ujarnya, Senin (1/4/2019) seperti dikutip Topmetro.News dari poskota news.

Sementara Veri Anggrijono, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, mengisyaratkan belum adanya ajuan impor bawang putih sesuai hasil Rakortas Menko Perekonomian yang menugaskan Bulog.

“Kemendag belum mengeluarkan surat persetujuan impor (SPI ) tersebut. Lagipula, stok bawang putih hasil impor 2018 masih banyak kok,” ujarnya, Senin (1/4/2019) secara terpisah.

baca juga | HARGA BAWANG PUTIH TEMBUS RP 1 JUTA

Seperti disiarkan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, kalangan ibu rumah tangga sempat dilanda resah. Pasalnya, sejumlah harga kebutuhan pokok di pasar melambung tinggi.

Harga bawang putih di Pasar Oesapa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, sempat tembus hingga Rp 1 juta per karung (netto 19 kg). Kondisi ini diperparah stok bawang putih di kawasan itu kian menipis.

Beberapa pedagang sebagaimana dilaporkan TimorExpress mengaku pihaknya sudah kehabisan stok bawang putih tiga hari belakangan.

“Kita biasa beli di Oeba, tapi sekarang kosong. Tidak ada yang jual,” kata salah satu pedagang di Pasar Oesapa, Kota Kupang, Marselina Henukh.

Related posts

Leave a Comment