BPN Bantah Prabowo Serang SBY

koalisi adil dan makmur

topmetro.news – Juru Bicara BPN Andre Rosiade menjelaskan maksud Prabowo menyebut presiden sebelum Jokowi bertanggung jawab atas persoalan ekonomi Indonesia saat ini. Andre mengatakan, Prabowo tak bermaksud menyerang Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kini Ketum DPP Partai Demokrat dan menjadi bagian dari Koalisi Adil dan Makmur.

Menurut Andre, maksud pernyataan Prabowo adalah pengelolaan ekonomi Indonesia saat ini menyimpang dari UUD 1945. “Jadi, saya sudah bilang, jadi maksudnya itu soal Pasal 33. Jadi, tidak ada maksud menyerang Pak SBY. Jadi, ini soal Pasal 33, bagaimana kita awal merdeka sampai sekarang kita kurang konsisten. Kurang komitmen, dalam melaksanakan Pasal 33,” kata Andre di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Menurut Andre, yang terpenting dalam debat ini, Prabowo sudah menyampaikan kegagalan Jokowi dalam mengelola ekonomi Indonesia. Jokowi, kata Andre juga tidak melanjutkan pondasi yang telah dibangun SBY. “Tetapi, yang penting Pak Jokowi kita anggap gagal melaksanakan dan melanjutkan pondasi yang sudah diletakkan Pak SBY,” katanya.

Diketahui, Capres 02, Prabowo Subianto mengatakan bahwa masih adanya masalah dalam perekonomian. Termasuk persoalan industrialisasi di Indonesia, karena salah jalan. Namun, Prabowo tidak menyalahkan lawannya yang merupakan calon petahan, Joko Widodo. Dia menganggap pemimpin-pemimpin terdahulu ikut bertanggung jawab.

BACA | Survei LSI Denny JA: Jokowi di Ambang Menang Telak

Nasib Koalisi Adil dan Makmur

Pernyataan Prabowo ini mengundang reaksi dari sejumlah tokoh Partai Demokrat. Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarif Hasan, Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Ferdinand Hutahaean, serta Wasekjen Rachland Nashidik terlihat keluar dari lobi Golden Ballroom Hotel Sultan yang menjadi lokasi debat ke-5 ini.

Padahal, debat yang membahas isu ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri itu masih berlangsung. Bahkan, dalam cuitannya di Twitter, Rachland mengkritik pernyataan Prabowo.

“Pak Prabowo sebenarnya sedang berdebat dengan siapa? Kenapa pak SBY yang diserang,” cuit Rachland melalui akun melalui akun @RachlanNashidik.

Menanggapi reaksi sejumlah tokoh Partai Demokrat ini, Andre mengatakan, berpolitik tidak bisa reaktif. Apalagi, hingga berkomentar di media sosial. Menurutnya, setiap persoalan yang muncul seharusnya dapat dikomunikasikan. Andre pun mencontohkan saat SBY mengkritik Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK, pekan lalu.

“Mungkin kurang paham. Berpolitik itu harus komunikasi. Tidak bisa reaktif dengan melakukan twit langsung. Surat SBY saja kita tidak merespon dengan Tweet. Kita bikin komunikasi, masukan kita laksanakan,” katanya.

Andre meyakini, Partai Demokrat masih berada di barisan Koalisi Adil dan Makmur. Hal ini setidaknya ditunjukkan dengan kehadiran Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan dan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masih berada di lokasi debat.

“Bang Hinca (Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan) sama Mas AHY masih di dalam,” katanya.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment