Bamsoet: Elit Politik Jangan Cuma Bisa Ngomong Kekuasaan!

elit politik2

Topmetro.News – Para elit politik ketika berbicara politik dan demokrasi jangan cuma berbicara tentang kekuasaan semata. Masih banyak hal lain yang perlu dibahas. Seperti masalah kesenjangan dan kemiskinan, kemandirian pangan dan energi, defisit anggaran, daya saing serta investasi.

elit politik
foto | jefri

Elit Politik Kawal Program Pemerintah

“Selain itu, persoalan serius yg saat ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak adalah ancaman terhadap ideologi Pancasila. Seperti maraknya paham khilafah, radikamisme dan intoleransi. SOKSI harus menjadi garda terdepan melawan semua ideologi yang bertentangan dengan Pancasila serta mengawal program pemerintahan Presiden Jokowi – Ma’ruf Amin usai dilantik hingga tahun 2024 mendatang,” ujar Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di acara Rapimnas II Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), di Jakarta, Minggu (28/7/2019).

Wakil Ketua Umum SOKSI ini mengapresiasi rangkaian pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto, yang dilanjutkan pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri.

Dalam Koridor Hukum

Di sisi lain, ada pula pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebelumnya, ada pertemuan para Ketua Umum partai politik Koalisi Indonesia Kerja minus PDI-Perjuangan.

“Berbagai pertemuan itu bagian dari silaturahmi yang harus diapresiasi. Tidak perlu disikapi berlebihan apalagi sampai menimbulkan spekulasi yang bermacam-macam. Berbagai pertemuan justru menandakan elite politik kita tak pernah menutup diri. Sekeras apapun persaingan politik harus tetap dalam koridor hukum dan etika politik berdasarkan ideologi Pancasila. Berbagai pertemuan tersebut juga menunjukan sifat kenegarawanan para elite politik kita,” kata Bamsoet.

Konteks Bangun Kebersamaan

Banyak pihak menduga berbagai pertemuan itu pertanda Partai Gerindra akan masuk dalam koalisi pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bagi Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini, dalam konteks membangun kebersamaan dan persatuan bangsa, memperluas koalisi adalah hal yang bagus.

“Apalagi Pak Prabowo dengan jelas mengatakan siap bersedia jika diminta membantu membangun bangsa dan negara. Apakah akan masuk dalam koalisi atau membantu dari luar pemerintahan, itu hanya masalah teknis semata. Terpenting semangat kebersamaannya sudah ada. Masyarakat di akar rumput juga harus kembali membangun kebersamaan demi kelacararan pembangunan di masing-masing daerahnya,” tutur Bamsoet.

Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini menilai, jika Partai Gerindra jadi masuk dalam kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi, tak akan terlalu mengganggu komposisi susunan menteri dalam kabinet. Karena kebijakan penentuan menteri adalah hak prerogatif presiden.

“Persaingan justru akan berada di posisi Ketua MPR RI. PDI-Perjuangan akan menempati kursi Ketua DPR RI. Sebagai partai dengan jumlah anggota DPR RI terbanyak kedua, Partai Golkar layak menduduki kursi Ketua MPR RI. Namun PDI-Perjuangan, PKB, dan bahkan Partai Gerindra juga memiliki niat yang sama. Disinilah seni berpolitik dari pimpinan partai politik akan sangat menentukan,” tandas Bamsoet.

Redam Suhu Politik

Untuk meredakan suhu politik di internal partai koalisi, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menyarankan Presiden Joko Widodo bisa turun tangan. Dengan pengalaman dan kebijaksanaannya, Presiden Joko Widodo bisa mengayomi anggota koalisi agar tetap solid berada dalam satu barisan, tanpa perlu meributkan jabatan Ketua MPR RI ataupun lainnya.

“Banyak partai politik yag mengicar Kursi Ketua MPR RI, karena selain menunjukan kewibawaan partai yang bersangkutan, juga terkait keinginan untuk melakukan amandemen menghidupkan kembali haluan negara semacam GBHN (Garis Besar Haluan Negara). Terlepas dari berbagai hal itu, seperti apa wajah koalisi kedepan, yang pasti untuk kepentingan pembangunan demokrasi yang sehat, keberadaan oposisi tetap penting. Sehingga bisa menjaga tegaknya check and balances antara pemerintah dengan parlemen,” pungkas Bamsoet.

Hadir dalam Rapimnas SOKSI dengan tema ‘Soksi Berkarya Bersama Untuk Mensukseskan Pemerintah Joko Widodo-K.H. Ma’ruf Amin’ ini Ketua Umum SOKSI Ade Komaruddin, Plt Ketum Bobby Suhardiman, Sekjen Partai Golkar Letjen (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus, 32 Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) SOKSI seluruh Indonesia dan luar negeri serta para pengurus dan fungsionaris SOKSI lainnya.

baca juga | BAMSOET PASTIKAN PARTAI GOLKAR TAK TERPURUK LAGI

Seperti disiarkan topmetro.news sebelumnya, Ketua DPR RI yang juga Wakorbid Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan Partai Golkar sebagai partai tengah, tidak boleh tinggal diam melihat kondisi bangsa yang sedang diobrak-abrik kekuatan ideologi ekstrimisme dan radikalisme. Partai berlambang pohon beringin tersebut tidak boleh melupakan sejarah pendiriannya sebagai benteng NKRI.

“Sudah waktunya Partai Golkar merapikan rumahnya agar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi para purnawirawan, ulama dan tokoh agama lainnya, serta masyarakat sipil pada umumnya. Jika sebagai partai tengah dan gagal mengkonsolidasikan persaudaraan kebangsaan, masa depan Indonesia yang menjadi taruhannya,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu, Senin (22/7/2019).

reporter | jefri

Related posts

Leave a Comment