Ekspor Karet Jambil Tembus 7 Negara, di Sumut Malah Lesu

ekspor karet

Topmetro.News – Ekspor karet Jambi kini tembus ke 7 negara. Sekadar diketahui Jambi merupakan salah satu kawasan pengembangan karet nasional. Daerah ini berkontribusi besar terhadap peningkatan produksi karet nasional tujuan ekspor. Bahkan telah menembus ke 7 negara tujuan di dunia.

ekspor karet2
foto | ekonomi bisnis

Ekspor Karet dan Siapkan Benih Bersertifikat

“Program BUN-500 ditujukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas karet nasional melalui penyediaan benih karet yang bersertifikat, unggul dan bermutu,” kata Kasdi Subagyono, Direktur Jenderal Perkebunan, Selasa (20/8/2019).

Pengembangan Karet Nasional

Menurut Keputusan Menteri Pertanian nomor 472 tahun 2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional, bahwa kabupaten yang menjadi sentra pengembangan karet nasional di Provinsi Jambi meliputi Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Merangin dan Sarolangun dengan produksi karet tahun 2018 mencapai 315,7 ribu ton pada luasan areal sebesar 378,7 ribu hektar (data BPS diolah Ditjen Perkebunan, 2018).

PT Remco Cabang Jambi (Rubber Remiling Company), sebagaimana disiarkan jaringan pemberitaan nasional JPNN merupakan salah satu mitra binaan Direktorat Jenderal Perkebunan yang bergerak dibidang pembinaan dan trading komoditas karet Indonesia, khususnya ekspor karet ke pasar internasional.

kegiatan ekspor komoditas

Data menunjukkan, PT Remco melakukan kegiatan ekspor komoditas karet untuk SIR-20 atau TSNR-20 ke 7 negara pada bulan Juli tahun 2019 meliputi Japan, India, China, Canada, Germany, Polandia dan Amerika Serikat dengan volume sebesar 2.365,7 ton atau senilai 3,43 juta Dolar AS. Pemanfaatan SIR ini adalah untuk rubber dock fender, komponen-komponen untuk keperluan pabrik/industri seperti cement mill, centrifuge latex mill, crumb rubber mill, sugar mill, aluminium plant, oil palm mill, komponen bangunan tahan gempa dan beberapa aplikasi lainnya seperti conveyor belt, rubber mats, rubber bands dan lain-lain.

Tercatat dari data BPS yang diolah Ditjen, perkebunan bahwa tahun 2018 ekspor karet Indonesia sebesar 2,81 juta ton dengan nilai ekspor mencapai 3,95 miliar Dolar AS. Ekspor TSNR-20 berkontribusi sebesar 92,1 persen atau sebesar 2,59 juta ton dari total volume karet Indonesia. Sebagian besar ekspor TSNR-20 ini ke negara Amerika Serikat, Jepang, India, China, Korea Selatan, Turki, Brazil dan Kanada.

“Indonesia sebagai negara produsen karet nomor 2 dunia setelah Thailand terus berupaya agar ekspor komoditas karet Indonesia didukung oleh kualitas bokar yang tinggi dan menjadi standar kebutuhan ekspor. Saat ini Ditjen. Perkebunan terus membina UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) di beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi karet nasional dimana selain dalam upaya memperkuat kelembagaan petani juga dilakukan pendampingan kepada para petani dalam meningkatkan kualitas bokar.”

baca juga | EKSPOR KARET SUMUT MASIH LESU, KATA GAPKINDO

Sebagaimana diwartakan Topmetro.News sebelumnya, ekspor karet Sumut dilaporkan masih lesu. Pemicu ekspor karet Sumut lesu lantaran rendahnya tingkat permintaan dari berbagai negara pengimpor. Tercatat Agustus 2017, ekspor karet Sumut sudah 40.018 ton.

“Pada posisi September 2018 misalnya, ekspor karet Sumut turun 2,3 persen dari bulan Agustus atau hanya 39.018 ton,” ujar Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut di Medan, Jumat (26/10/2018).

Selain berkurangnya permintaan, sambung Edy Irwansyah, penurunan volume ekspor itu juga picu penundaan pengiriman karena pasokan kurang.

Walau pasokan di Sumut dan provinsi lain berkurang, namun tak berdampak pada peningkatan harga di pasar global.

“Ada dugaan, kondisi itu akibat adanya kelebihan pasokan di pasar global dan permainan spekulan,”ujarnya.

reporter | jeremitaran

Related posts

Leave a Comment