Siapa pun yang Ingin Gagalkan Pelantikan Presiden, Berhadapan dengan TNI

upaya penggagalan pelantikan presiden

topmetro.news – Belakangan ini aksi unjuk rasa terus dilakukan sejumlah pihak di sejumlah kota besar di Indonesia. Namun demikian, aksi unjuk rasa yang awalnya dilakukan untuk menolak berbagai revisi UU, malah merembet ke dugaan upaya penggagalan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menegaskan, pihaknya akan bersikap tegas kepada siapa pun yang bertindak anarkistis dan menggunakan cara-cara inkonstitusional. Apalagi jika ada yang tujuannya untuk upaya penggagalan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

“Saya panglima TNI ingin menegaskan. Bahwa tugas TNI adalah menjaga keutuhan dan keselamatan bangsa. Sehingga demokrasi dan konstitusi dapat ditegakkan. Siapa pun yang melakukan tindakan anarkistis institusional, cara-cara yang kurang baik termasuk ingin menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pemilu akan berhadapan dengan TNI,” kata Panglima TNI ketika dijumpai sesaat setelah meresmikan tiga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (27/9/2019).

Dalam aksi unjuk rasa, ditegaskan panglima, tugas TNI adalah mendukung, memberikan perbantuan kepada Polri dalam memberikan tugas keamanan. TNI bersama polisi telah melakukan berbagai upaya pengamanan, termasuk di sekitar Gedung DPR maupun obyek vital lainnya.

BACA | Saut Situmorang: Jokowi Presiden Paling Keren!

Tangguhkan Penahanan Mahasiswa

Sementara dari Medan diberitakan, Polda Sumut mengabulkan permohonan penangguhan penahanan terhadap 40 mahasiswa yang ditangkap atas kericuhan demo di depan Gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (24/6/2019) kemarin.

Penangguhan penahanan itu dikabulkan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto setelah menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan perguruan tinggi yang memberikan jaminan di Mapolrestabes Medan, Jumat (27/9/2019) sore.

Ada pun pimpinan perguruan tinggi yang hadir dalam pertemuan tertutup itu adalah Rektor Unimed Syamsul Gultom, Rektor UMSU Agussani, Wakil rektor I USU Rosmayati, Wakil Rektor I Universitas Pancabudi Bakti Alamsyah, Wakil Rektor III UIN Sumut Amroeni Drajat, Wakil Rektor III Universitas Medan Area (UMA) Muazul dan petinggi universitas lainnya.

“Kami tadi sudah mendengarkan komitmen dari para pimpinan perguruan tinggi yang akan menyampaikan kepada para mahasiswanya untuk cooling down. Polisi sendiri akan menangguhkan penahanan mahasiswa yang ditahan kemarin. Karena mereka ada juga agenda ujian tengah semester di kampusnya,” kata Irjen Agus Andrianto.

Rektor UMSU Agussani menyampaikan, penangguhan ini terjadi atas permintaan jajaran pimpinan perguruan tinggi. Setelah ditangguhkan, para pimpinan kampus menurutnya akan langsung menggelar pertemuan dengan para mahasiswa. Hal itu untuk menyampaikan hal-hal yang menurut mereka sangat penting demi menjaga kondusifitas.

“Kami melakuka pasang badan untuk mahasiswa yang diproses kepolisian. Artinya, kami bertanggungjawab atas mahasiswa kami masing-masing. Kami juga meminta agar mahasiswa kami seluruhnya memahami posisi kami agar tidak lagi melakukan hal-hal yang merusak kondusifitas di Medan. Kami berterima kasih kepada pak Kapolda atas kebijaksanaannya ini,” sebutnya.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment