Phobia Virus Babi, Dirut PD Pasar dan MUI Medan Blusukan ke Pasar Ikan Pusat Pasar

Dirut PD Pasar Medan

topmetro.news – Dirut PD Pasar Medan Rusdi Sinuraya didampingi Sekretaris Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Medan M Basri, Sabtu pagi (16/11/2019), blusukan ke pedagang ikan basah di Pasar Ikan Pusat Pasar Kota Medan.

Kedatangan Rusdi dan M Basri beserta rombongan menyusul adanya laporan indikasi rasa takut berlebihan atas fenomena (phobia) di tengah-tengah masyarakat terhadap kasus wabah virus kolera babi (hoge cholera).

“Informasi terakhir kami terima, para pedagang khususnya pedagang ikan basah mengeluhkan sepinya omset mereka beberapa hari terakhir terkait dengan santernya kasus bangkai b2 (babi-red) diduga terinfeksi virus hog cholera. Dampaknya memang kontribusi pemasukan terhadap PAD jauh berkurang. Tadi juga bapak ibu saksikan kami sempat berdialog dengan para pedagang,” tuturnya.

Untungnya, imbuh balon Walikota Medan itu, pemerintah pusat, Gubsu, Kapoldasu, Plt Walikota Medan dan instansi terkait lainnya cepat tanggap. Kasus temuan bangkai babi diduga terinfeksi virus kolera tersebut telah dikubur atau tuntas. Tidak perlu ada lagi kekuatiran berlebihan di tengah-tengah masyarakat.

“Tadi dari hasil bincang-bincang dengan pedagang, ikan basah tersebut didatangkan dari Aceh, Tanjungbalai dan Sibolga. Pengambilan ikan dari sana segar karena pengirimannya pada malam hari. Sekali lagi kami imbau agar masyarakat tidak perlu kuatir berlebihan untuk mengkonsumsi lauk jenis ikan basah,” tegasnya.

Ikan Laut Halal

Setelah sampel ikan basah dari Belawan, Aceh, Tanjungbalai dan Danau Toba yang dijual pedagang Pasar Ikan Pusat Pasar Kota Medan digoreng dan dipanggang, Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya (kedua dari kanan) dan Sekretaris LPPOM MUI Kota Medan M Basri (kanan) dan rombongan kemudian menyantap ikan basah tersebut | topmetro.news

Imbauan serupa juga diungkapkan Sekretaris LPPOM MUI M Basri. Sebab dalam hadits juga dijelaskan bahwa laut itu adalah halal. Di dalamnya juga mengandung ikan dan ikan adalah halal. Kecuali kalau misalnya ikan itu memakan kotoran, timpalnya, itu haram.

“Kepada masyarakat diimbau agar jangan kuatir terlalu berlebihan. Apalagi menurut pedagang ikan di Pasar Ikan Pusat Pasar Kota Medan, ikan yang dijual umumnya berasal dari Aceh, Sibolga dan Tanjungbalai. Makan ikan selain halal juga sehat,” tegas M Basri.

Omset Turun Drastis

Sementara ketika ditanya awak media, Sekretaris Pedagang Ikan Basah (PIB) Pusat Pasar Kota Medan Wilson mengatakan, beberapa hari terakhir omset penjualan mereka turun drastis. Bahkan hingga 80 persen.

Hal itu terkait maraknya pemberitaan sepitar temuan bangkai babi diduga terkena viris kolera. Para pedagang sangat berterimakasih atas blusukan dirut dan dari LPPOM MUI Kota Medan tersebut.

“Ikan basah dari Belawan memang ada Pak. Tapi sedikit. Kalau penurunan omsetnya sampai 80 persen. Cukup-cukuplah kami menahankannya Pak. Kami bilang sama pelanggan, Bu, Pak belanja? Terus mereka bilang, ikan makan bangkai. Jadi orang sekarang nggak mau lagi makan ikan,” tuturnya.

Mujair Danau Toba

Hal senada juga diungkapkan Mama Sari Boru Tampubolon yang sudah 14 tahun berjualan ikan basah di pasar ikan tersebut. Boru Tampubolon yang berdagang ikan basah seperti mujair dari Danau Toba juga ikut terimbas.

“Senanglah kami kedatangan rombongan Pak Dirut Rusdi Sinuraya, dari MUI ya sama bapak-bapak dari medialah. Supaya disebarkan informasi untuk menetralisir keadaan,” pungkasnya.

Usai mengambil sampel ikan basah dari Belawan, Aceh, Tanjungbalai dan Danau Toba, Dirut Rusdi Sinuraya, M Basri dan rombongan di antaranya Kepala Pusat Pasar Idham Saudi Siregar, Ketua PIB pisat Pasar Ano, Wakil Ketua Apsindo Guntur Limbong salah seorang tokoh mewakili pedagang H Irwin bersama-sama awak media menyantap ikan basah dari Belawan, Aceh, Tanjungbalai dan Danau Toba, setelah digoreng dan dipanggang.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment