Berbiaya Rp1,6 Miliar, Alokasi Dana HUT ke-13 Kabupaten Batubara Diduga Banyak Ditilep EO

HUT Kabupaten Batubara

topmetro.news – Setelah 13 tahun Kabupaten Batubara terbentuk, selama itu pula telah banyak perubahan baik secara fisik infrastruktur. Kemudian diiringi kemajuan SDM (sumber daya manusia) di segenap penjuru daerah. Dan tiap tahun HUT Kabupaten Batubara pun diperingati dan bisa membawa rejeki dan uang masuk bagi warganya.

Masalahnya, rejeki atau uang masuk saat perhelatan HUT Kabupaten Batubara itu, apakah dari jalan benar atau menyimpang? Apakah biaya yang dikeluarkan untuk peringatan itu sesuai dengan hasil? Apakah uang masuk itu untuk warga setempat atau orang luar?

Sebagai contoh, adalah Peringatan HUT ke-13 Kabupaten Batubara tahun ini. Berbiaya fantastis hingga Rp1,6 miliar lebih (catat: seribu enam ratus juta rupiah lebih). Namun penampakan perayaan itu malah terkesan seperti acara asal jadi.

Dan hal ini pun jadi sorotan Ketua KAMPAK (Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi) Batubara Asro Hasibuan. Berbicara di sebuah warung kopi di Jalinsum Kelurahan Kota Limapuluh, bahwa berdasarkan pantauan pihaknya, acaranya jauh dari suasana gegap gempita dan meriah. Bahkan sepi pengunjung.

Kata Asro, acara itu pun cuma berlangsung selama lima hari. Sementara dananya sangat besar dan bersumber dari DAU (Dana Alokasi Umum) Tahun 2019 sebesar Rp1,6 miliar lebih.

Kantungi Data

Aktifis itu mengaku, dirinya tak sembarang asal menyebut soal besaran biaya belanja langsung untuk HUT ke-13 Batubara. “Semua data juga sudah ada sama kami Bang. Tapi sampai hari ini masih terus kami teliti dan pelajari. Terus terang kami sudah kantongi ‘Rencana Kerja Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah Nomor: 4.0 0 01 17 07 5 2’, dengan nomor Kegiatan 1.05.4.01.04.01.17. 07,” ucapnya.

“Dari petunjuk RKAP dan berdasarkan ‘Kerangka Acuan Kerja (KAK)’, maka banyak pula kami temukan kecurangan disertai dugaan ‘penilepan’ atau penggelepan anggaran sepihak di dalamnya. Salah satu contoh item sewa-menyewa yang nilainya luar biasa, adalah sewa stand kegiatan yang terbagi dalam tiga item. Yakni masing-masing total biaya untuk biaya sewa stand atau stand kegiatan = Rp580 juta. Dengan rincian sewa 43 stand (kecil ukuran 3X3 meter) = Rp279, 5 juta,” ungkap Asro.

Lebih lanjut dijelaskan mahasiswa semester akhir salah satu PTS ini, dugaan penggelapan biaya atau kecurangan oleh pihak penyelenggara acara atau event organizer (EO) bernama CV YG (singkatan-red), perusahaan asal Medan, adalah pemangkasan pengadaan dekorasi stand sebesar Rp301 juta. Padahal kenyataannya harus dibiayai sendiri masing-masing OPD pengisi stand.

Manipulasi Stand

Senada dengan Asro, seorang tokoh bernama Yusriadi Sitorus, sangat menyesalkan buruknya pelaksanaan HUT Kabupaten Batubara kali ini. “Kegiatan HUT Batubara tahun 2019 ini memang ditenderkan. Infonya memang pemenang tender adalah seorang pejabat Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Sumut berinisial SM,” sebut pria akrab disapa Ucok Torus itu.

“Malu kita melihat ulang tahun Batubara sekali ini. Kayak acara abal-abal. Anggaran sewa tenda stand yang mahal pun tak pantas dengan kondisi stand. Belum lagi perihal dekorasi 43 stand yang ternyata berbiaya dari masing-masing OPD. Sementara ada sekitar 16 tenda besar yang dikutip bayarannya oleh EO. Macam stand perkebunan PT SCF, stand yang ditempati oleh beberapa pihak bank, stand penjual baju dan jam tangan serta makanan bakar-bakar yang dipatok dengan harga hingga jutaan rupiah selama lima hari,” bilangnya pejuang pemekaran Batubara itu.

Lebih lanjut masih menurut Ucok Torus yang mengaku bahwa dirinya juga berpengalaman dalam bidang EO, kalau harga sewa dengan kualitas seperti tenda stand yang disiapkan CV YG kemarin, dipastikan nilainya tidak semahal yang disebutkan Asro. Sebagaimana juga disesalkan Torus, bahwa telah terjadi super-pemborosan yang sangat tidak sebanding dengan kualitas acara.

reporter | Bima Pasaribu

Related posts

Leave a Comment